Satu minggu kemudian
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu bagi para murid karna hari olahraga bagi sekolah mereka, dan bagi para gadis-gadis ini adalah kesempatan bagi mereka untuk melihat para laki-laki tampan dan keren yang sedang menebar pesona ditengah lapangan. Tak terkecuali nayeon dan sowon yang terlihat tergila-gila ketika melihat satu kelompok pemain futsal, nayeon dan sowon menyukai seseorang yang seangkatan dengan mereka yang sedang berkumpul ditengah lapangan itu, kelompok futsal tim A itu terdiri dari 5 orang dan salah satunya ada yang nayeon sukai, sedangkan tim B itu ada yang sowon sukai.
Tapi bagi seorang gadis dia berdialog dengan batinnya sendiri, mengatakan bahwa gadisnya adalah yg paling keren dan luar biasa. Jennie tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun ketika seorang gadis lain baru saja memasuki lapangan berkumpul para murid. Apa lagi dibelakang gadis dingin itu terdapat teman-temannya seperti pengikutnya, dan lagi tubuh gadis itu nampak tinggi dengan tubuh tegap kulit putih bersinar dan pipinya terlihat sedikit kemerahan terkena sinar matahari. Ah jennie rasanya ingin berlari memeluknya atau mungkin berteriak saja memanggil namanya seperti "sayaang semangat" ah tidak-tidak itu tidak mungkin, jennie menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menyadarkan dirinya sendiri.
"Lihat dia keren kan" rosé tersenyum menggoda jennie dan menyikut lengan jennie
"Dia sangat keren" jennie mengangguk mantap merasa gemas sendiri pada dirinya yang tidak bisa melakukan apapun.
"Lisaa" rosé berteriak memanggil adiknya itu sehingga lisa menoleh mencari suara rosé, setelah dapat lisa memberikan senyum termanisnya untuk rosé sampai-sampai para siswa dan teman-teman jennie memekik kegirangan, mereka tidak menyangka lisa memiliki senyum seindah itu. Jennie? Jangan ditanya dia seperti tidak bernyawa, jantungnya berdetak gila pipinya memerah hatinya terbang ntah kemana, tidak-tidak itu berlebihan. Jennie hanya tersenyum membalas senyuman lisa, yah walaupun bukan untuknya tapi setidaknya dia samar mendapatkan senyuman lisa karna rosé berdiri dibelakang tubuhnya.
"Gilaaa bocah es itu manis sekali senyumnya ya Tuhan" nayeon memukuli lengan sowon karna terlalu gemas.
"Kalian berdua seperti orang gila" kata jisoo sambil bergeleng-geleng melihat sowon serta nayeon di belakang tubuhnya, yah walaupun jisoo juga tetap kagum tapi tidak berlebihan seperti dua orang itu.
"Pantas saja jennie menyukai bocah itu ternyata senyumnya mematikan" kata nayeon dengan nada menggoda
Jennie langsung menoleh ke nayeon dengan tatapan kucingnya.
"Ssttt diam"
"Iya iya kekekeke"
"Oh ngomong-ngomong kenapa lisa dengan mudahnya memberikan senyumnya padamu?" Sowon bertanya, dia penasaran apa hubungan antara rosé dan lisa.
"Tidak ada, mungkin hanya keberuntunganku"
Iya jennie jadi teringat sesuatu, dia ingin bertanya hal ini sedari minggu lalu tentang dari mana rosé mendapatkan nomor lisa. Tapi jennie pikir lebih baik nanti malam saja atau ketika sudah dirumah yang lebih leluasa dan yangg pasti tidak akan diganggu teman-temannya yang lain.
Pertandingan pun segera dimulai disana terdapat pembagian tempat, digaris kotak pertama itu untuk bulu tangkis, kotak kedua voli, kotak ketiga futsal dan kotak terakhir basket, masing-masing lapangan sudah diberi pembatas seperti jaring-jaring mengelilingi garis kotak yang sebagai pembatas antar kotak tersebut.
Jennie benar-benar fokus menatap lisa di ujung sana yabg tengah memimpin permainan, bolanya selalu berpihak pada lisa sampai lisa berhasil memasukannya ke ring.
"Uwaaaahhhh lisaaa i love youu" nayeon berteriak sekencang-kencangnya hingga beberapa siswa siswi menoleh pada nayeon, nayeon sampai lupa tentang sesorang pria yang sedang bermain futsal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In School
RandomANGST GENRE!! Jennie rubyjene Kim adalah gadis cantik dari pasangan jiyong dan dara, gadis berusia 16 tahun ini benar-benar anggun dan pintar. Menyukai sesosok gadis manis dingin dingin nan tinggi. Sulit sekali mendapatkannya, dan butuh beberapa ka...