Alan Walker ~ Play ft. Tungevaag
Part ini aku persembahkan buat kalian yg udh mau baca & vote story ini!
Thank's guys!
Love u so much!Happy reading!
o0o
Pagi ini keadaan istana terlihat ramai dengan berbagai persiapan kepergian Raja Alpheratz kembali ke Kerajaan Irchent. Semua pelayan terlihat sibuk membawa berbagai barang bawaan Alpheratz beserta hadiah-hadiah dari Raja Evrse.
Sedangkan Melisa sendiri sekarang masih duduk tenang didalam kamarnya dengan segelas teh hangat, kue coklat favoritnya, dan buku yang berada di tangan kanannya. Ia masih anteng duduk ditempatnya sampai suara ketukan pintu membuat netranya melirik pintu kamarnya kesal karena telah berani mengganggu hari santainya ini.
"Siapa yang berani mengganggu hariku?!" desisnya.
Nhirisa yang berdiri disampingnya sampai merinding. Pelayan pribadinya itu buru-buru membuka pintu kamarnya.
"Dimana Nonamu?" suara dengan nada datar itu membuat Nhirisa langsung menundukkan kepalanya ketakutan.
"No-Nona se-sedang membaca bu-buku, Yang Mulia." jawabnya.
Melisa yang awalnya ingin melanjutkan membaca buku akhirnya menoleh ke arah pintu kamarnya dan melihat pelayan pribadinya sedang gemetar ketakutan dengan kepala tertunduk.
"Siapa sih yang menganggu kegiatanku ini?" gerutunya pelan.
Melisa berdiri dan merapikan sedikit gaun berwarna hitam dengan bordiran berwarna emas yang terlihat mewah dan elegan dengan sedikit sentuhan permata dibeberapa tempat. Dia berjalan mendekati Nhirisa sampai netranya menangkap tubuh seorang pria dengan wajah datar yang juga tengah menatapnya.
Kedua matanya melotot melihat kehadiran pria yang tidak ingin dia lihat.
Kenapa dia ada disini?! Bukannya dia sudah pergi ke istananya?!
Pasalnya yang Melisa tahu, Alpheratz sudah kembali sejak pagi tadi dan sekarang sudah menjelang siang tapi pria itu masih ada di istana ini dan berdiri didepan pintu kamarnya.
"Ternyata kau sudah sehat, Andromeda. Aku kira kau masih terbaring lemah diatas ranjangmu," ucap Alpheratz sinis dengan tatapan tajamnya.
Melisa mencengkram sisi gaunnya erat. Kesal sekali melihat wajah Alpheratz itu. Dengan tatapan menantang dia berjalan mendekati pria itu.
"Tentu saja. Saya tidak selemah yang Anda pikirkan, Yang Mulia." jawab Melisa dengan senyuman tipisnya.
Kau pikir aku akan diam saja jika aku sudah tau kaulah dalang dalam rencana pembunuhanku?! Hah, yang benar saja!
Alpheratz sedikit menaikkan alisnya melihat respon Melisa sekarang. Biasanya wanita ini hanya diam saja tanpa menjawab ucapan sinisnya.
"Bukankah seharusnya Anda kembali ke Kerajaan Irchent, Yang Mulia? Untuk apa Anda masih di istana keluargaku?" tanya Melisa tanpa menutupi ucapannya yang terkesan mengusir.
Nhirisa yang sejak tadi hanya diam akhirnya mulai melangkah pergi dari kamar nonanya dengan langkah cepat. Dia tidak ingin terlibat dengan pertengkaran dua orang yang sekarang telah bermusuhan itu. Nonanya telah berubah dan tidak sepicik dulu saat menghadapi Raja Alpheratz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Andromeda
Fantasy"Aku lebih mempercayai apa yang aku lihat sendiri." ucap Alpheratz. "Ya! Itulah dirimu! Kau egois! Kau tidak pernah mau mendengarkan orang lain!" Andromeda menatap Alpheratz sedih,"Alpheratz.....kenapa aku masih mencintaimu saat ini? Kenapa saat ak...