3. Sebuah senyuman

42 31 7
                                    

Bahagia bukan cuma bisa didapatkan didalam keluarga, tetapi juga bisa bersama orang-orang disekitarmu

[Selamat membaca❤]


"Aku rindu bunda. Aku mau bunda. Bundaa hikssss aku sakit bunda, hiksss aku terluka lagi, sakit banget rasanya bunda, aku gakuatt jika begini teruss hikksss, aku capek bundaa hikkss"

Hancur sudah pertahanan Ara, dia hanyalah seorang perempuan yang rapuh, dia butuh kasih sayang, dia butuh hangatnya sebuah keluarga

Dia berjalan menuju kamar mandinya untuk membersihkan diri. Karena dia ingat punya tugas untuk mencuci piring dan pakaian yang kotor. Pandangannya memburam, kesadarannya mulai hilang dan setelah itu gelap gulita menyambutnya. Dengan darah yang mengalir dihidungnya.

Bruukkk

*****

Ara pov

"Euughh... kenapa aku bisa berada diatas kasur?, dan kenapa ada kompresan didahiku?, siapa yang nyiapin obat sama makanan?, siapa yang melakukan ini semua?"

"Ayah? Ga mungkin. Ibu? Dia benci aku. Apa kakak? Tapi kalau kakak juga ga mungkin. Dia aja gamau tegur sapa sama aku"

"Akhh pusing. Huuffttt.... sebaiknya aku segera membersihkan diri"

Ara pov end

Flashback on

Bruukkk

"Suara apa itu" tanya Pandu saat melewati kamar Ara

"Ckk dikunci lagi pintunya. Apa gue dobrak aja ya. Bodo ah gue dobrak aja" lanjutnya

Braakkk

Mata Pandu membulat, dia kaget melihat pemandangan yang bisa dibilang menyedihkan. Dia melihat adiknya yang terkapar dilantai dengan darah yang terus mengalir di hidungnya. Dia berjalan  mendekati Ara.

"Kenapa kamu bisa kaya gini bodoh. Ckk mana panas lagi badannya" gerutu Pandu

Pandu berjalan keluar kamar mengambil kompresan, obat dan makanan buat Ara. Setelah beberapa menit dia sudah sampai ke kamar adiknya. Perlahan dia mengompres dan membersihkan darah di hidung Ara.

Dia kaget melihat bekas tamparan di pipi mulus Ara. Dia sudah tau apa itu penyebabnya. Pasti ayahnya lah yang melakukan itu semua.

Saat dirasa kondisi Ara sudah cukup baik, Pandu pergi meninggalkan kamar Ara dan menaruh obat serta makanan di nakas samping kasur Ara.

"Semoga cepat sembuh, gadis bodoh"

Flashback off

*****

Keesokan harinya, Ara kembali memulai hari seperti biasanya.

"Huffttt ternyata udah pagi, aku harus cepat-cepat ke sekolah," ucap Ara

Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Ara siap-siap untuk berangkat ke sekolah.

Skip di sekolah

"Akhirnya sampai juga. Makasih pak" ucap Ara lalu menyodorkan uang untuk bapak sopir angkot.

Sekolah masih sepi, belum banyak murid yang datang karena Ara sampai di sekolah pukul 06.00 WIB.

Ara tidak langsung ke kelasnya. Dia pergi ke perpustakaan terlebih dahulu untuk mengembalikan novel dan meminjam lagi. Memang hobi Ara adalah membaca novel.

"Aishhh kenapa tinggi banget sih rak bukunya. Kan aku jadi susah ngambilnya huh," gerutu Ara.

Saat Ara mau menggapai buku tersebut ada sebuah tangan kekar yang juga mengambil buku itu. Ara berbalik dan betapa kagetnya, orang yang mengambil buku itu adalah kakak kelas yang kemarin menolongnya.

What Is My Life?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang