4. Tangisan pilu

46 27 10
                                    

Apakah menangis itu salah? ~Arabella

[Selamat Membaca❤]

Seorang gadis bangun dari tidur malamnya. Ara, dialah orangnya.

"Semoga ada kebahagiaan hari ini" ucap Ara dengan lemah

Setelah bangun dari tidurnya, Ara langsung pergi mengambil wudhu untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

"Assalamualaikum warahmatullah"

"Assalamualaikum warahmatullah"

"Alhamdulilllah"

"Ya Allah, aku ingin bahagia walau cuma sebentar saja. Aku ingin seperti orang lain diluar sana yang disayang oleh keluarga, kapan aku mendapatkan itu semua?" Ara berdoa dalam hati

Ara melirik figura yang ada dimeja belajarnya. Foto dirinya dan bundanya tersenyum sangat lebar.

"Bundaa, apa Ara boleh ikut bunda aja? Ara ga tahan disini bunda," lanjut Ara

"Astagfirullah sadar Ara sadar. Aku ga boleh nyerah, kata Ayah aku harus jadi perempuan yang kuat. Semangat Ara" ucap Ara menyemangati dirinya sendiri

Setelah menjalankan sholat subuh, Ara langsung pergi mandi untuk berangkat ke sekolah karena jam sudah menunjukkan pukul 5.30 WIB.

Skiipp

Pranggg

Sebuah gelas jatuh dan pecah. Pecahan gelas berserakan dilantai.Dapur, ya disinilah Ara.

"Hah gimana ini kalau ibu liat, semoga aja ibu ga liat" panik Ara sambil memungut pecahan-pecahan gelas tersebut.

"APA YANG KAMU LAKUKAN ARA?" bentakan sang ibu terdengar menggema disudut rumah.

"Akhhh, ma-maaf ibu aku ga sengaja shh" jawab Ara kesakitan karena terkena pecahan gelas itu akibat kaget akan bentakan ibunya.

Hancurlah sudah harapan Ara. Niatnya dia cuma mau membuat sarapan untuk keluarganya sebelum berangkat ke sekolah. Dia tau selanjutnya seperti apa.

"Akkhh ampun bu, ma-maafkan aku" ucap Ara menahan sakit karena jambakan yang diberikan ibunya.

"BERESKAN SEMUA INI DAN CEPAT MASAK" ucap ibunya lalu meninggalkan dapur.

Ara dengan lihai memasak, ya diusianya yang sekarang dia bisa memasak. Dia bukan anak remaja yang manja diluaran sana yang tidak bisa memasak.

Huffttt

Helaan nafas terdengar, setelah selesai dengan masak memasaknya ara langsung berangkat ke sekolah. Tanpa sarapan dulu. Toh percuma dia kalau sarapan dirumah. Dia seperti tak dianggap kehadirannya. Makanya dia selalu membawa bekal ke sekolah.

Skiipp sekolah

Ara sampai di sekolah pukul 06.35 WIB, belum banyak murid yang datang. Ara langsung pergi melenggang ke kelasnya. Karena dia tidak suka jadi pusat perhatian.

Satu persatu teman kelas Ara mulai berdatangan dan menuju kursinya masing-masing.

Kriinngggg

What Is My Life?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang