1. Titipan Untuk SKALA

172 13 9
                                    

Aku kira gak ada yang baca, tapi malah ada yang ngevote. Makasih ya! Luv U;-)

Mulmed🎶 LINKIN PARK-IN THE END

Selamat membaca!

Semoga kamu suka!

•••••••

2 November, 2018

Berbeda dari biasanya. Kini, anggota GANEGA tidak lagi mengendarai motor secara beriringan saat berangkat ke sekolah. Mereka lebih memilih pergi secara individual hanya untuk menghidari memori dengan seorang gadis yang selalu hadir dalam iringan motor mereka.

Memang terlihat seperti ada perpecahan dalam lingkup GANEGA, walaupun sebenarnya hal itu tidak ada sama sekali. Mereka sadar. Semua terjadi karena ketua dan para Anggota mereka sendiri. Bahkan Skala–ketua dari GANEGA–mengakui hal tersebut.

Sekolah tampak ramai saat Skala memarkirkan motornya di tempat biasa. Ia turun dari motor, melepaskan helm lalu meletakkannya di atas tangki bensin.

Berjalan di lorong sekolah tanpa ada yang merecokinya adalah hal yang ia inginkan sejak satu bulan lebih yang lalu. Tapi sekarang ia justru merasa kehilangan. Lantas, bukannya bagus jika saat ini keinginannya sudah tercapai?

"Kal!" langkahnya tak terhenti walaupun seseorang memanggilnya dari belakang. Fikirannya masih berkelut dengan seorang gadis yang terbaring koma di rumah sakit.

"Sayang!" Tiba-tiba Selly berdiri di hadapan Skala.

"Aku panggilin juga dari tadi, kamu lagi mikirin apa sih sampe gak denger gitu?" tanyanya sambil bergelayut di lengan Skala. Sementara lelaki itu hanya menatap lurus ke depan, tidak ada sebutir pun keinginan untuk menjawab pertanyaan dari Selly.

"Tuh kan kamu bengong! Lagi mikirin apa sih? Jangan bikin aku kepo dong-" Skala menyentak kedua tangan Selly.

"Ih kamu kok kamu gitu?! Pasti kamu mikirin orang yang dikit lagi mau mati itu 'kan?! Ngapain si kamu mikirin dia?!"

Sontak kedua netra Skala beralih pada Selly, tatapannya menusuk membuat gadis itu meneguk salivanya secara mendadak.

Selly mengerjapkan matanya, berusaha terlihat seakan baik-baik saja dan merasa tidak ada yang salah dengan ucapannya. "Kenapa ngeliatin kaya gitu? Omongan aku bener dong? Kenyataannya emang kaya gitu kan?"

Sumpah demi apapun! Skala bukan tipe cowok yang ramah pada perempuan.

"Mulut kalo ngomong jangan ngeluarin sampah," ujar Skala, menatap jijik seorang yang berada di hadapannya.

"Hah?!" pekik Selly.

"Lo pikir cewek kaya lo punya nilai spesial apa dimata gue?! Bahkan satu persen pun lo gak ada nilainya bagi gue," ujar Skala sambil memandang remeh ke arah Selly.

Kemudian laki-laki itu berdecak. "Lo tanya sama satu ganega, ada gak yang suka sama lo?! Kalo pun iya mereka cuma liat muka lo. Inget! Jaman sekarang cantik udah pasaran."

"SKALA!" terimalah kenyataan, Skala memang begitu dengan perempuan.

"Kenapa? Gue bener 'kan?!"

"Pasti gara-gara Abel 'kan?! Lo masih berharap kalo Abel itu siuman?! ... mustahil, dia gak akan bangun!" Dan mulailah sisi buruk Selly ini keluar.

"Gue gak pernah minta pendapat dari lo, dan sekali lagi lo bahas tentang dia. Dengan senang hati gue siap buat jatohin lo," ujar Skala menyeringai.

SKALAABEL: Read your last diaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang