05 - sekoper pewarna minyak yang membuatnya mempertanyakan kemampuan sebenarnya

277 53 2
                                    

Setelah Yeosang berhasil dibujuk Wooyoung untuk pergi bekerja, akhirnya apartemennya hanya ada dirinya sendiri. Wooyoung menghela napas panjang dan membuka kulkas untuk mengambil air es. Kalau ini Yeosang lihat, pasti Wooyoung akan mendapatkan omelan karena perutnya tidak bisa memakan atau pun meminum sesuatu yang dingin di bawah jam 9 pagi. Hal yang Yeosang ketahui karena Ibunya adalah pengasuh kesayangan lelaki itu dan bukan hal yang aneh kalau lelaki itu tahu semua hal tentang Wooyoung bahkan yang sudah dilupakannya sekali pun.

"Haah...," Wooyoung menghela napas panjang dan meletakkan gelasnya di atas kitchen island. Kemudian kembali membuka kulkas untuk mengambil bahan makanan untuk membuat sarapan.

Namun, Wooyoung mengernyit saat menyadari beberapa bahan di sana tidak sesuai dengan jumlah yang diingatnya. Membuat Wooyoung menutup pintu kulkasnya dan berjalan dengan cepat ke kompor. Menemukan wajan serta sutil yang telah dipakai dan sebuah piring yang berisikan sepotong roti yang di atasnya ada sayuran yang dipotong dengan ukuran besar—dan tidak berukuran seragam—yang disatukan dengan telur. Tentu bentuknya tidak bagus serta di bagian ujungnya ada banya yang gosong.

Wooyoung seharusnya tersentuh atau tertawa karena Yeosang yang merupakan manusia yang tidak pernah masuk ke dapur untuk memasak karena tidak membutuhkan kemampuan tersebut, membuatkan sarapan untuknya. Bukan meringis dan Wooyoung merasa bersalah karena membuat Yeosang melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukannya. Apalagi melakukan hal ini hanya untuk orang yang bahkan tidak yakin merasa pantas di sisi Yeosang.

"Kenapa dia menjadi sebodoh ini?" Wooyoung bergumam dan mengangkat piring itu dan kemudian membuka kulkas untuk mengambil sekotak susu.

Tidak heran jika semua kotak susu rasa pisangnya untuk sekali minumnya akan berada paling belakang dan digantikan dengan sekotak susu satu setengah liter full cream yang berada di depan. Karena Yeosang selalu berkata kepada Wooyoung untuk jangan terlalu banyak meminum susu berperasa karena mengandung aditif yang tidak baik untuk kesehatan dalam jangka panjang. Sebenarnya, Wooyoung bisa menyingkirkan kotak itu dari hadapannya dan mengambil susu favoritnya, tetapi pada akhirnya tangannya memutuskan untuk mengambil jens susu yang tidak disukainya. Wooyoung tidak menyukai hal-hal yang hambar karena teringat dengan Ayahnya yang memasak sering memasukkan garam.

Ah benar, sudah lama sekali Wooyoung tidak teringat tentang orang yang dulu begitu disayanginya dan dikaguminya. Tadinya, Wooyoung pikir dia akan mengalami reaksi yang tidak menyenangkan seperti dahulu, tetapi tidak terjadi apa pun dan membuatnya menghela napas lega. Meski pun begitu, Wooyoung rasanya lebih baik menganggap Ayahnya sudah tiada daripada mengingatnya berada di penjara seumur hidupnya karena melakukan pembunuhan tidak disengaja kepada Kakak lelakinya.

Setidaknya makanan yang dibuat oleh Yeosang begitu asin, sehingga memaksa Wooyoung untuk meminum susu full cream tanpa merasa itu hambar. Kalau orang biasa, mungkin tidak akan bisa menghabiskannya atau minimal memakan setengahnya, tetapi Wooyoung menghabiskannya. Tepat setelah selesai makan, Wooyoung baru menyadari ada kotak besar berwarna lila dengan pita berwarna vermilion. Menarik kotak itu untuk mendekatinya dan rasanya Wooyoung tidak berulang tahun bulan ini atau pun memiliki hari spesial untuk dirayakan.

Juga Yeosang itu payah mengingat hari tertentu, bahkan hari ulang tahunnya sendiri seringkali dilupakannya.

"Bodoh," Wooyoung tidak bisa menahan tawanya saat membuka kotak tersebut dan melihat kotak yang dikenalinya. Kotak oil paint supply yang menampilkan merek yang dikenalinya karena waktu itu mencarinya menggunakan ponsel Yeosang lantaran lupa membawa kabel pengisi daya ponselnya. "Aku bisa membelinya sendiri dan aku tidak membutuhkan semua warna ini."

Wooyoung bahkan tidak ingin mengetahui harga total isi koper kayu yang menampilkan logo Old Holland Classic. Padahal dia mencari merek ini hanya untuk mendapatkan warna ultramarine serta cobalt blue karena kedua warna itu menggunakan mineral tertentu dan pembuatan yang rumit untuk mendapatkan warnanya. Meski Wooyoung memang menjadi pelukis dan dengan spesifikasi oil paint art, tetapi dia tidak sehebat itu untuk menggunakan produk termahal di dunia ini.

Membuat Wooyoung akhirnya menghela napas panjang dan menutup kembali kotak yang menjadi tempat koper kayu yang dilihatnya. Rasanya Wooyoung bisa dikenal sebagai pelukis bukan benar-benar karena bakatnya, tetapi karena tunangannya Yeosang. Meski Wooyoung selalu tersenyum dan tampak tidak peduli dengan perkataan miring yang menghampirinya, nyatanya dia peduli. Namun, tidak mengatakannya kepada siapa pun karena tidak ingin dibilang sebagai mahluk tidak tahu bersyukur.

Karena kondisi Wooyoung sekarang adalah hal yang diinginkan oleh semua orang yang bekerja di bidangnya. Bahkan Seonghwa yang kemampuannya jauh di atas Wooyoung tidak bisa berada di posisinya hanya karena Yunho—tunangan yang psikopat menurutnya—melarang lelaki itu untuk melakukan hal yang dicintainya. Hanya karena tidak ingin diabaikan dan beralasan karena mencintai Seonghwa melakukan semua hal itu.

Seharusnya Wooyoung bersyukur.

Seharusnya Wooyoung tidak merasa seperti sekarang dan berbahagia karena semesta berbaik hati untuk membuatnya bahagia.

Namun, apa salah jika Wooyoung merasa rendah diri dengan semua hal yang ada padanya?

Bass | YeowooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang