Kadang kejadian kecil yang
Sepele bisa jadi sebuah
Takdir yang tak terduga
Di hidup kita««««
"Bel."
Cewek yang tadi asik dengan lamunannya, tersentak ketika namanya dipanggil. Ia hanya melirik ke arah pemanggil tanpa niat membalasnya.
Sisca berdecak. "Lo kenapa? Ada masalah? Dari tadi gue perhatiin, lo ngelamun mulu."
"Enggak ada ko, Ca," jawabnya enteng
Sisca menghela nafas jengah dengan tingkah sahabatnya yang satu ini, karena tidak pernah mau cerita ketika ada masalah.
"Daripada lo ngelamun ga jelas, mending kita ke kantin. Bel udah bunyi dari tadi," kata Sisca seraya bangkit dari tempat duduk.
"Lo duluan aja sama Febi, gue harus ke ruang bu Reno dulu, ngumpul tugas gue yang ketinggalan kemaren."
"Yaudah, gue sama Febi duluan, kita tunggu di kantin ya Bel," ujarnya sembari menghampiri Febi.
"Hati-hati yaa! Bel, kena amuk bu Reno." Febi menimpali dengan senyum jahil.
Gribbelia memutar bola matanya malas tanpa merespon tanggapan sahabat nya. Ia lebih memilih membereskan buku - bukunya ke dalam tas.
Sekedar informasi Gribbelia itu punya dua sahabat. Namanya Sisca Cintiya dan Febia Riani. Keduanya cukup populer di sekolah karena menjabat sebagai anggota marching, terlebih lagi dengan wajah cantik Sisca blasteran Perancis keturunan dari neneknya. Membuat kaum adam selalu mengincar-incar sahabatnya yang satu ini.
««««
Setelah ber urusan dengan bu Reno ia segera melangkah kan kakinya menuju kantin, melewati lorong koridor dengan pandangan fokus ke handphone tanpa memperhatikan jalan.
Brukkk.
Dia seperti menabrak sesuatu yang keras hingga bokongnya berhasil menyentuh lantai.
Sial.
Ia meringis." ssshhh." Mendongak, menatap objek yang ia tabrak.
Seseorang yang ia tabrak tadi menatapnya dengan datar, tanpa ekspresi. Bahkan untuk niat membantunya pun mustahil.
Gribbelia spontan berdiri. "Sorry-sorry, gak sengaja." Segugup itu, bahkan ia tidak pernah selebay ini sebelumnya.
"Kalo jalan pandangan tu ke depan, bukan ke handphone," sindirnya dengan nada dingin dan sorot mata tajam.
Gribbelia mendengus. "Gue kan udah bilang minta maaf, lagian badan lo gak ada yang cacat, kan akibat gue tabrak tadi?" Cerocosnya tanpa sadar. Entah kenapa ia merasa kesal dengan penuturan cowok di hadapannya ini.
Cowok itu tidak mengubris perkataannya. Ia melengang pergi meninggalkan Gribbelia yang melongo di tempat karena pertanyaannya diacuhkan.
Ternyata ada yaa, cowok sedingin itu di dunia nyata?
Gribbelia tidak ambil pusing, ia segera melangkahkan kakinya ke kantin. Menghampiri kedua sahabatnya yang pasti sudah menunggunya dari tadi.
Ia langsung duduk di bangku kantin, tempat sahabatnya menunggu tadi.
"Di ceramahin apa aja lo, sama bu Reno?" tanya Febi heran. "Dari tadi kita tungguin gak nyampe-nyampe." Febi menatap Gribbelia kesal.
"Tau ni anak, batagor gue udah keburu abis nungguin lo dari tadi," jelas sisca.
"Sorry, tadi ada sedikit insiden jadi lama," ujarnya, sambil memasukkan batagornya ke dalam mulut.
"Insiden apaan?"
Gribbelia menghela nafas. "Waktu gue jalan di koridor, gue gak sengaja nabrak cowok." Jujur ia sedikit kesal dengan kejadian di koridor tadi.
Jangan tanyakan lagi seberapa malunya ia saat bokongnya behasil terjatuh ke lantai. Sungguh memalukan, untung saja saat itu lorong koridor ia lewati sepi. Jika tidak, sudah pasti ia di tertawakan habis-habisan di sana.
"Yee, lagian lo ngelamun mulu, kan," tuding sisca. "Makanya lo sampe nabarak orang."
Sisca sedikit heran dengan tingkah Gribbelia akhir-akhir ini. Ia perhatikan sahabatnya ini lebih sering melamun dibandingkan cerocos-cerocos tidak jelas.
"Gue gak ngelamun, Ca," elaknya. "Cuman gue tadi terlalu fokus ke handphone tanpa merhatiin sekitar, alhasil gue nabrak tu cowok." terangnya dengan nada sedikit kesal.
Febi terkekeh. "Emang siapa sih cowok yang lo tabrak? Ganteng ga?" tanyanya dengan senyum menggoda.
Gribbelia hanya diam tanpa merespon pertanyaan Febi.
Hayyy aku up lagi nih😂
Selamat membaca cerita aku yaa
Jangan lupa spamm comment dan vote yaa. Okee😊
KAMU SEDANG MEMBACA
GRIBBELIA
Teen FictionHARAP FOLLOW SEBELUM BACA 😊 . . . . . . . Ini tentang Ananta Gribbelia, cewek dengan sejuta pertanyaan dihidupnya, teka-teki kelam yang belum terpecahkan selalu jadi pengiring tidur setiap malam. 'Ananta' terlalu rumit apabila kita terjemahkan s...