Tujuh

2K 135 8
                                    

Paginya Bening terbangun dengan rasa mual yang luar biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Paginya Bening terbangun dengan rasa mual yang luar biasa. Bening segera menyingkirkan selimut yang membungkus tubuhnya dan segera berlari menuju kamar mandi.

Huekk ... Huekkk ....

Di dalam kamar mandi, Bening berusaha memuntahkan isi perutnya. Anehnya tidak ada apapun yang keluar selain cairan bening.

Setelah dirasa cukup, Bening membasuh mulutnya. Karena jam sudah menunjukan pukul lima pagi, Bening memutuskan untuk mandi. Walaupun air terasa dingin berkali-kali lipat, namun badan Bening sudah terbiasa.

Setelah menggunakan pakaian, Bening melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Dilanjut dengan berdoa dan berkeluh kesah kepada sang pencipta. Setelah semuanya selesai, Bening berniat membersihkan rumah. Namun urung karena tubuhnya terasa lemas. Mual-mual pun masih Bening rasakan. Sudah tak terhitung berapa kali Bening bolak-balik kamar mandi.

Akhir-akhir ini Bening memang merasa aneh dengan tubuhnya. Mulai dari nafsu makannya yang naik drastis hingga mual-mual yang dirasakannya di pagi hari. Merasakan keanehan itu, Bening tidak—lebih tepatnya enggan berpikiran yang tidak-tidak.

Merasa jika tubuhnya lebih parah dari hari-hari sebelumnya, Bening memutuskan untuk beristirahat di rumah hari ini. Bening mengabari Pak Ilham jika dirinya tidak bisa masuk kerja lantaran tubuhnya yang tidak fit. Beruntung pak Ilham mengizinkannya.

Mendengar suara orang muntah-muntah, Budhe Lastri yang baru saja datang, langsung menghampiri sumber suara. Dilihatnya Bening yang sedang membungkuk di kamar mandi.

"Kamu sakit, Ning?" Tanya Budhe Lastri sambil memijit tengkuk Bening.

Bening yang masih memuntahkan cairan dari dalam perutnya tidak lantas menjawab pertanyaan Budhe Lastri.

Setelah dirasa tidak mual lagi, Bening mencuci mulutnya. Budhe Lastri yang tahu jika tubuh Bening lemas menuntunnya ketempat tidur, merebahkan tubuh Bening dengan hati-hati.

"Budhe anter ke dokter ya, Ning. Tubuh kamu sampe lemas gitu," tawar Budhe Lastri yang khawatir melihat kondisi Bening.

Bening menggeleng lemas. "Nggak usah, Budhe. Bening cuma masuk angin biasa, nanti juga sembuh."

"Beneran?"

"Iya, budhe."

"Yowes kalau gitu, kamu istirahat aja." Bening mengangguk.

"Sudah minum obat, Nduk?"

"Udah, Budhe. Bening tadi minum obat pereda sakit kepala sama mual."

"Wes kalau nanti siang masih muntah-muntah juga, kita kedokter yo."

"Iya, Budhe."

Namun sampai menjelang sore, kondisi Bening tak kunjung membaik, malah semakin parah. Tubuhnya semakin lemas, bahkan untuk berdiri saja Bening tak kuat. Tenaganya seakan terkuras habis tak tersisa. Terlebih sejak pagi perutnya seakan menolak makanan apapun yang Bening makan. Bening akan memuntahkan makanan yang masuk ke dalam perutnya.

Started From A MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang