Dua belas

1.8K 129 2
                                    

Matahari belum terbit sepenuhnya, tapi alarm di kepala Bening berbunyi seakan menyuruhnya untuk segera bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Matahari belum terbit sepenuhnya, tapi alarm di kepala Bening berbunyi seakan menyuruhnya untuk segera bangun. Matanya terbuka secara perlahan lalu pandangannya memindai seisi ruangan yang tampak sunyi. Hanya ada suara jam dinding yang berdetak beraturan.

Bening hendak menggeliat, namun tubuhnya terasa sulit digerakkan. Matanya terbuka sempurna begitu mendapati Garis yang tertidur di sampingnya. Bening mengerjap-ngerjapkan matanya, memastikan jika penglihatannya tidaklah salah. Tapi sepertinya matanya masih berfungsi dengan baik. Terbukti setelah mengerjap beberapa kali pun matanya masih melihat sosok Garis yang tertidur di sampingnya. 

Kaki dan tangan laki-laki itu bahkan melingkar ditubuh mungilnya, memeluk Bening layaknya sebuah guling. Tak hanya itu, dada Garis yang terekpose membuat Bening hampir meloncat saking kagetnya. Astaga! Laki-laki itu tidur dengan keadaan tubuh Shirtless.

Saking dekatnya posisi mereka, Bening bisa merasakan tangannya yang bersentuhan dengan dada bidang nan liat itu secara langsung. Bening meliriknya dengan malu-malu. Wajahnya merona membayangkan dirinya jika bersandar disana. Seperti akan terasa nyaman.

Stop it!

Bening menggelengkan kepalanya, mengenyahkan pikiran kotor yang bersarang di kepalanya. Otak polosnya sepertinya sudah terkontaminasi karena terlalu sering membaca novel-novel bergenre romance milik Anin atau mungkin karena sering menonton drama Korea yang terkadang menampilkan adegan romantis.

Sebenarnya semalam mereka tidur terpisah seperti sewaktu tidur sore. Bening tidur di ranjang sementara Garis di sofa. Tapi tengah malam, Garis terbangun karena posisi tidurnya yang tak nyaman. Bagaimana tidak, Garis tidur di sofa yang ukurannya tidak sesuai dengan tinggi badannya. Alhasil sebagian kakinya menjuntai karena sofa tersebut tidak dapat menampung seluruh tubuhnya. Belum Lagi udara yang tiba-tiba terasa panas. Padahal AC di kamar masih menyala dengan suhu rendah, tapi Garis tetap merasa kepanasan. Dia benar-benar tidak bisa melanjutkan tidurnya.

Karena frustasi Garis akhirnya bangun, melepas baju yang menutupi tubuh bagian atasnya. Garis memang terbiasa tidur tanpa mengenakan baju.

Garis lalu berjalan mendekati ranjang. Dia memutuskan tidur di ranjang, di samping Bening. Ranjang miliknya cukup luas untuk menampung tubuh mereka berdua. Bahkan ditengah ranjang masih banyak space yang tersisa, karena mereka sama-sama menempati ujung kanan dan kiri ranjang sementara bagian tengah dibiarkan kosong.

Garis akhirnya bisa tidur dengan nyenyak dan nyaman. Hingga tidak menyadari posisi tidurnya yang memeluk Bening semalaman.

"Enghhh ..." Garis melenguh, tangan kekar yang melingkar diperutnya semakin mengerat membuat Bening menahan nafasnya.

Bening tidak berani menggerakkan tubuhnya. Tapi hembusan nafas Garis yang menerpa lehernya membuat Bening geli. Dia lantas menggerakkan wajahnya, menghalau agar hembusan nafas Garis tidak langsung mengenai lehernya yang sensitif. Akibatnya kini wajah mereka saling berhadapan.

Started From A MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang