Tiga belas

1.7K 121 3
                                    

Sebelum ke apartemen, Bening dan Garis singgah terlebih dahulu di supermarket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebelum ke apartemen, Bening dan Garis singgah terlebih dahulu di supermarket. Disana mereka membeli banyak bahan makanan seperti sayur-sayuran, telur, daging, buah-buahan, dan aneka bahan makanan lainnya. Bening juga tak lupa memasukan beberapa makanan ringan untuk dirinya kedalam troli.

Saat ini Bening tengah berdiri di depan rak susu khusus ibu hamil. Sementara Garis pergi entah kemana untuk mengangkat telepon. Matanya meneliti satu persatu kotak susu yang tersusun rapi dengan merk dan varian rasa yang berbeda. Bening sedikit kesusahan mencari susu yang biasa dia minum karena disini merk dan varian rasanya lebih banyak dan lengkap dibanding di minimarket yang biasa Bening datangi.


Dia mendesah begitu mendapati benda yang dicarinya berada di rak bagian atas. Bahkan posisinya lebih tinggi daripada tinggi badannya. Bening harus berjinjit untuk mengambilnya. Maklum tinggi badannya hanya 156 cm. Tergolong pendek untuk ukuran gadis yang sebentar lagi akan menginjak usia delapan belas tahun.

Setelah berhasil mendapatkannya dengan susah payah, Bening menyimpannya kedalam troli yang sudah hampir penuh. Kepalanya celingak-celinguk mencari keberadaan Garis yang tak kunjung kembali.  

Bruk!

Bening meringis saat seseorang menyenggol bahunya. Tidak sakit memang tapi cukup membuatnya kaget.

"Duh, sorry sorry. Gak senga—lho, Bening?"

Bening menoleh, dahinya mengernyit melihat seorang gadis yang mungkin seusia dengannya--yang baru saja menyenggol bahunya.

"Lo Bening 'kan?" 

"I-ya. Siapa, ya?" tanya Bening. Dia merasa tidak mengenal gadis itu.

"Astaga, lo gak tau siapa gue, Ning?" Bening menggeleng, dia memang merasa tidak mengenal gadis itu.

"Gue Shasa, temen SMP lo dulu."

Bening terdiam, berusaha mencerna perkataan gadis itu. "Shabira?" tanyanya ragu.

Gadis itu mengangguk antusias. "Iya, ini gue Shabira!"

"Tapi..." Bening menelisik tubuh Shasa dari atas sampai bawah. Raut wajahnya terlihat ragu.

"Iya iya, gue tau kalo gue dulu gendut, item, pendek. Beda sama gue yang sekarang. Iya, kan?" Shasa mencebikan bibirnya, seakan tahu apa yang Bening fikirkan.

Bening mengangguk jujur. Pasalnya Shabira atau Shasa temen SMP-nya dulu memiliki badan berisi, kulit kecoklatan dan rambut keriting seperti mie instan, sedangkan orang yang mengaku Shasa di depannya ini berbanding balik dengan Shasa yang Bening kenal dulu.

Started From A MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang