Dua

2.3K 117 3
                                    

Malam datang, peran matahari sudah tergantikan oleh sang rembulan sejak beberapa jam yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam datang, peran matahari sudah tergantikan oleh sang rembulan sejak beberapa jam yang lalu.

Di sebuah ruangan berukuran sekitar 11 × 11 meter yang didominasi hitam putih, terdapat seorang laki-laki yang tengah duduk di bangku kebesarannya. Jarinya bergerak aktif di atas keyboard dengan mata yang memandang lurus kearah layar komputer.

Laki-laki itu Garis, lebih tepatnya Garis Tenggara Gautama. Sudah banyak pencapaian yang berhasil Garis raih diusianya yang baru menginjak dua puluh delapan tahun. Salah satunya menempati posisi Chief Eksecutive officer di sebuah perusahaan besar-yang bergerak dibidang properti-sejak tiga tahun yang lalu. Perusahaan itu dibangun dari hasil kerja kerasnya sendiri tanpa mengandalkan kekuasaan dan kekayaan yang keluarganya miliki.

Garis memang berasal dari keluarga berada. Ayahnya, Panca Gautama merupakan pengusaha ternama yang kekayaannya sudah tidak diragukan lagi. Meski begitu, Garis tidak pernah memanfaatkan kekayaan dan kekuasaan yang Ayahnya memiliki untuk memajukan perusahaan yang dia bangun. Perusahaan miliknya yang kini sudah besar murni hasil kerja kerasnya.

Garis dikenal dengan pria yang tak banyak bicara, tegas dan berwibawa namun sedikit menakutkan. Garis memiliki karakter kepemimpinan yang kuat. Sehingga dirinya dapat memimpin dan berhasil memajukan perusahan yang dipegangnya.

Tak hanya itu, Garis juga dianugerahi paras yang nyaris sempurna. Ditunjang dengan tubuh yang menjulang dan kulit yang sedikit kecoklatan menambah kesan manly dan penuh karisma.

Tak heran jika banyak kaum hawa yang mengincarnya. Jelas, Garis itu paket komplit. Sudah tampan, mapan lagi. Siapa yang tidak mau memiliki suami sepotensial seperti dirinya.

Namun sayangnya, Garis tidak pernah dikabarkan dekat dengan wanita manapun. Garis cenderung membatasi kedekatannya dengan makhluk berjenis perempuan selain keluarganya. Hal itu, menimbulkan berita yang tidak-tidak mengenai dirinya.Tak sedikit orang yang mengira Garis pria tak normal penyuka sesama jenis. Namun, Garis tak pernah memperdulikan berita tersebut dan memilih diam. Biarkan saja orang lain berasumsi sesuka mereka mengenai dirinya. Garis tidak perduli.

Oke, lupakan soal itu. Yang menjadi masalahnya saat ini adalah salah satu cabang perusahaannya yang berada di luar kota sedang mengalami masalah yang cukup besar dengan total kerugian lebih dari dua puluh lima milyar rupiah.

Selama seminggu ini, Garis bekerja keras untuk mengembalikan perusahaan itu seperti semula. Namun, tentu saja prosesnya tidak gampang. Hingga saat inipun cabang perusahaannya masih juga belum stabil.

Garis menghentikan gerakan jarinya. Tangannya memijat pelan pelipisnya dengan tubuh yang bersandar. Gurat lelah sangat terlihat jelas diwajahnya dengan kantung mata yang selalu menghiasi matanya selama seminggu belakangan ini.

Dering ponsel yang ada di atas meja berbunyi menginterupsi kegiatannya. Garis melirik benda itu sekilas. Ada satu panggilan masuk dari Tao-sahabatnya.

Garis tidak sedikitpun berniat mengangkatnya. Namun, benda pipih itu terus berteriak nyaring membuat kepalanya semakin pening. Dengan malas, Garis meraih benda itu, menggeser ikon telepon berwarna hijau.

Started From A MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang