Happy Reading🔥🔥🔥
****
"WOI LO YANG CEPET DONG BABU!!!" bentak Alex pada cowok culun itu, Rizky Syahputra dia adalah babu andalan yang teraniaya. Karna tubuh Rizky yang pendek dia jadi sedikit kesusahan untuk menggantung ember di atas pintu kelas, dan Rizky pun harus hati-hati agar ember itu tidak tumpah ke baju-nya karena ia hanya memiliki satu pasang seragam putih abu-abu. Maklum saja Rizky hanya siswa yang mendapat beasiswa dan berasal dari keluarga susah.
"I-iya bentar lagi selesai" gagap Rizky.
"Jangan lama-lama bego entar tuh cewek dateng" kali ini maki dari Cecil. Rizky pun berusaha secepat mungkin.
"Ga, bukannya abis ini jam pelajarannya Bu Mifta ya?" Tanya Livia pada Arga. Membuat sang pemilik nama menoleh pada Livia. Kenapa Livia bertanya pada Arga, jawabannya Arga adalah ketua kelas yang ditunjuk langsung oleh Bu Sarah- wali kelas XI IPA 1
"Hm, iya." Jawab Arga singkat.
"Lah Cil lo tau kan kalo Bu Mifta itu guru Seni Budaya, pasti dia bakal praktek buat bikin benda-benda aneh lagi dan gak mungkin kelas pas dia masuk kotor." Cecar Livia, Cecil pun hanya merotasi bola matanya malas.
"Tadi gw udah suruh anak yang piket hari ini buat bersihin kelas setelah cewek itu kena jebakan kita " ujar Adi yang sejak tadi menelungkupkan kepalanya di atas meja, ngantuk katanya. Livia pun hanya ber oh ria.
****
Cantika menyusuri koridor setelah kembali dari kantin untuk menuju ke kelas, kini di tangannya ada Sling Bag. Dia berpikir padahal ini hari pertamanya tapi kenapa berjalan tidak mulus, dan jika dilihat-lihat pun memang sekolah muridnya tidak ada yang menggunakan hijab kecuali beberapa guru. Padahal bukakan kah hal lumrah di jaman sekarang tak jarang anak sekolahan selalu mengenakan hijab. Aneh memang Sekolah ini.
"Hei nak, bisa tolong ibu sebentar!" Suara seorang perempuan masuk ke indera pendengaran Cantika, ia menoleh kebelakang terlihat wanita paruh baya dengan hijab ala pejabat sepertinya seorang guru, sedang menenteng beberapa peralatan.
Cantika pun menghampiri wanita tersebut. "Ada yang bisa saya bantu bu?" Sopan Cantika pada guru didepannya.
"Emm tapi kayanya saya gak pernah lihat kamu sebelumnya, apa kamu murid baru ya? Nama kamu siapa? Cantik banget ya kamu." Tanya guru paruh baya itu dengan senyum kagum pada Cantika.
"Iya bu saya murid pindahan. Nama saya Cantika, baru masuk hari ini dan saya berada di kelas XI IPA 1" jelas Cantika.
"Oh kebetulan kalo gitu Cantika, Nama ibu Mifta guru Seni Budaya dan sekarang ibu mengajar di kelas kamu. Tapi masalahnya ibu ada urusan sebentar sekitar 15 menit, bisa ibu minta tolong bawakan peralatan praktek ini ke kelas kamu?" Pinta bu Mifta.
"Bisa banget kok bu, lagi pula saya juga mau balik ke kelas. Sini saya bawa bu" Cantika mengambil alih peralatan Seni Budaya itu dari tangan bu Mifta kemudian pamit dan berlalu.
Cantika menghentikan langkahnya, menyerngit bingung ketika dari jauh ia melihat di dalam kelasnya seorang cowok pendek seperti telah usai menggantung sesuatu dari atas pintu dan tumben pintu kelas tertutup padahal belum ada guru.
"Ahh~ main nya gak seru nih, mudah banget ketebak." Ucap Cantika pada dirinya sendiri.
Cantika pun tersenyum tipis, Ia meletakkan peralatan bu Mifta di lantai.
"Bentar deh bu gak sampe 5 menit kok barangnya saya taro di lantai dan saya pinjem gunting nya ya bu, hehe" Ucap Cantika seolah meminta izin pada Bu Mifta. Ia mengambil sebuah gunting besar sambil menenteng Sling Bag yang sedari tadi dibawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GREAT GIRL
Teen FictionHati-hati jika gadis cantik berhijab ini sudah tertawa dalam masalahnya lalu mengeluarkan 'SMIRK' andalannya berarti kalian dalam masalah Besar. ~•~ Suka cewek pemberani? Tidak bisa ditindas? Dingin, Datar, Pandai Mengatur ekspresi. Hanya hangat pad...