Mereka ─ Obrolan lewat tengah malam.
• • •
Hegie membuka pintu rumah perlahan, seisi ruangan sudah gelap karna lampu-lampu sudah dimatikan. Hening dan gelap, suasana yang sangat wajar karna sekarang sudah lewat tengah malam.
Wanita itu memilih tidak menyalakan lampu dan mengandalkan senter dari handphone nya, takut si mbok terbangun jika lampu nya menyala. Hegie tidak mau menganggu istirahat si mbok yang telah letih mengurus rumah seharian.
Langkahnya menaiki tangga dengan hati-hati agar tidak jatuh karena penerangan yang minim. Kamar Hegie ada di lorong sebelah kiri, namun wanita itu justru berjalan menuju lorong di sebelah kanan.
Hegie membuka pintu kamar Jaeminㅡkembar enam jarang sekali mengunci pintu kamar sejak tau Hegie selalu memeriksa mereka setelah wanita itu pulang kerja di tengah malam.
Sudut bibir Hegie terangkat melihat Jaemin telah tertidur dengan damai. Ia kembali menutup pintu kamar Jaemin dan berjalan menuju kamar selanjutnya, kamar Yangyang.
Yangyang pun sama seperti Jaemin, keduanya sudah mengarungi alam mimpi. Hegie beranjak menuju kamar di sebelah, kamar si kembar yang paling akhir.
Shotaro sudah tertidur, namun handphone nya masih menyala. Hegie geleng-geleng melihatnya, "Ini pasti main hp terus ketiduran, untung jatohnya gak ke muka." Monolog nya pelan.
Dengan segera ia mencharger handphone sang adik, lantas pergi dari sana setelah membenarkan selimut Shotaro. Di depan kamar Shotaro, ada kamar HaechanㅡHegie sudah bersiap untuk memarahi Haechan karna remaja laki-laki itu sering kali main game sampe subuh.
Namun ketika Hegie membuka pintu kamarnya, hanya keheningan yang Hegie jumpai. Haechan sudah tertidur dengan posisi tengkurap, kayaknya dia baru pulang dan langsung tidur.
Mata Hegie menangkap pemandangan sepatu yang masih menempel di kaki Haechan. Dengan segera, ia melepaskan sepatu Haechan serta menaikkan selimut untuk sang adik.
Hegie menutup pintu kamar Haechan dan berjalan menuju kamar Jeno. Wanita itu terkejut ketika ia membuka pintu kamar Jeno dan mendapati sang adik masih fokus duduk di meja belajar.
"Nono?" Panggilnya pelan.
Jeno segera menoleh dan senyum khasnya langsung terukir. "Mbak, sini masuk."
Hegie masuk ke kamar Jeno, ia memilih duduk di pinggir tempat tidur. "Udah malem, masih belajar. Ambis banget lu." Katanya membuka percakapan.
Jeno terkekeh pelan mendengarnya, "Mbak juga. Udah lewat tengah malem, baru inget pulang. Padahal di tungguin buat makanan malem bareng."
Si sulung terperanjat mendengar pengakuan Jeno. Jujur, Hegie memang bekerja sampai lewat tengah malam. Saat ia menyentuh pekerjaannya, ia seakan lupa pada dunia.
Diam nya Hegie membuat Jeno membalikkan badannya. "Gapapa mbak, aku ngerti kok. Mbak kerja sampe lewat tengah malem karna mbak seneng sama kerjaan mbak. Dan kalo mbak seneng, aku juga seneng."
Hegie memilih untuk tetap diam, membiarkan Jeno meluapkan apa yang ia ingin utarakan.
"Ngeliat mbak menjalankan pekerjaan yang mbak suka, aku juga mau kayak gitu. Mau ngelakuin apa yang aku suka, mau merjuangin apa yang aku suka." Di akhir ucapannya, eyes smile milik Jeno terlihat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Away From Our Sister! ── NCT 00L
Fanfiction𝐇𝐞𝐠𝐢𝐞 𝐬𝐢 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐞𝐧𝐚𝐦 𝐚𝐝𝐢𝐤 𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫𝐧𝐲𝐚. Orang bilang, anak pertama apalagi perempuan harus punya bahu setegar karang. Jelas, Hegie setuju akan hal itu, dia punya enam adik kembar dan dia tau rasanya...