f.

437 85 4
                                    


Aksi penolakan ㅡ Rapat rahasia.

• • •

Setelah sekian lama, akhirnya kursi-kursi makan di kediaman Maheswara terisi penuh juga. Semua anggota keluarga sedang berkumpul menikmati makan malam mereka.

Tuan dan Nyonya Maheswara sedang berada di rumah, mereka baru kembali dari perjalanan bisnis yang mengharuskan mereka pergi ke beberapa negara.

Harusnya ada tawa dan peluk disana, mengingat akhirnya mereka bisa merasakan kembali makan malam bersama. Namun saat ini, suasana begitu sepi dan terasa dingin.

Hanya ada bunyi suara dentingan sendok dan piring yang saling beradu. Semua orang makan dalam diam. Setidaknya sebelum Tuan Maheswara angkat bicara.

"Besok luangkan waktu mu, Hegie. Jangan lupa persiapkan dirimu untuk bertemu anak teman papa." Katanya memberi pengumuman.

Gerakan kembar enam melambat, bahkan Haechan sudah berhenti mengunyah.

"Iya, Pa."

Hanya itu. Hanya itu jawaban dari sang putri sulung.

"Persiapkan dirimu, kali ini jaㅡ"

TRANG!

Suara nyaring dari sendok yang beradu dengan dinginnya lantai langsung memutus perkataan Nyonya Maheswara.

"Maaf." Ucap Renjun kemudian merunduk untuk mengambil sendoknya yang tergeletak di lantai.

Hegie sedikit memberikan tatapan tajamnya pada sang adik. Wanita itu jelas tau, Renjun sengaja melakukan itu.

Nyonya Maheswara diam sejenak, "Kali ini jangan samㅡ"

TRANG! TRANG! TRANG!

Semua pasang mata langsung tertuju pada Yangyang. Laki-laki tengah kesulitan memotong dagingnya hingga gerakannya menimbulkan bunyi yang nyaring.

"Ah, maaf. Daging ini susah dipotong." Jelasnya.

Nyonya Maheswara tentu tidak bodoh, dia tau anak-anaknya sedang berusaha menganggu ucapannya. Melihat tingkah laku anak-anaknya, Tuan Maheswara turun tangan.

"Jaga sikap kalian di meja makan. Didikan keluarga Maheswara tidak seperti itu, apa begini kakak kalian mendidik kalian?" Kata pria itu tajam.

Sesaat setelah perkataan itu lolos dari mulut kepala keluarga Maheswara, Shotaro langsung berdiri dari duduknya.

"Aku sudah selesai makan, terimakasih atas makanannya." Katanya lalu beranjak dari sana.

Sepeninggal Shotaro, kembar lima yang tersisa langsung menyusul Shotaro. Kelima nya bangkit dan meninggalkan  meja makan.

Menyisakan Hegie dan kedua orangtuanya disana. Tuan Maheswara menatap anak sulungnya.

"Lain kali, lebih perhatikan tingkah adik-adikmu. Sudah menjadi tugas mu untuk mendidik karakter mereka. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi." Dan pria itu langsung meninggalkan meja makan.

Hegie hanya diam, memilih tidak menjawab apa-apa. Wanita itu sedikit melirik pada mama nya. Menyusul suaminya, Nyonya Maheswara pergi meninggalkan meja makan dalam diam.

Sejenak, Hegie memejamkan mata dan menghela napas.

• • •

Setelah meninggalkan meja makan, si kembar enam tidak langsung pergi ke kamar masing-masing. Mereka akan mengadakan rapat malam ini dan kali ini, kamar Shotaro yang jadi ruang rapatnya.

Haechan, Yangyang, dan Jeno merebahkan diri di kasur. Jaemin dan Renjun menyenderkan tubuh mereka pada soffa, sementara Shotaro sedang berada di depan laptopnya melakukan sesuatu.

"Ck, kenapa pake pulang sih? Udah bener-bener disana aja, tentram ini rumah." Haechan membuka percakapan diantara mereka.

"Besok lu taburin garem di depan pintu biar mereka gak bisa masuk." Balas Renjun, matanya memejam namun mulutnya tetap bekerja membalas ucapan sang kembaran.

Diam-diam, mereka semua yang mendengarkan ucapan Renjun menarik senyum. Setuju akan hal tersebut namun tidak memiliki cukup keberanian untuk melaksanakannya.

"Kali ini siapa laki-lakinya?" Tanya Yangyang.

Jeno bangkit, duduk diatas kasur. "Gue denger anaknya relasi bisnis papa, anak yang punya perusahaan furniture."

"Hm, relasi bisnis papa yang punya anak laki-laki tuh banyak, cuma yang punya perusahaan furniture cuma beberapa. Lu bisa Ro?" Haechan melempar pandangan pada kembar termuda.

"Bisa. Gue udah dapet datanya. Kemungkinan besar, dia yang akan dijodohin sama kak Hegie karna mereka seumuran."

Mendengar itu, lima orang lainnya langsung mendekat pada layar laptop Shotaro yang menyala menampilkan data dari orang yang akan menjadi target mereka selanjutnya.

"Mukanya kayak laki yang demen bolak-balik club malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mukanya kayak laki yang demen bolak-balik club malam." Yangyang memberikan komentar.

Renjun mengangguk setuju, "Dia resmi jadi target selanjutnya. Menurut gue, dia gak bakal layak."

"Oke, siapa yang maju pertama?"

Pertanyaan yang dilontarkan Haechan membuat suasana menjadi diam untuk sesaat.

"Gue."

Semua menoleh pada sumber suara.

"Gue yang bakal maju pertama kali ini." Jaemin berucap membuat saudara kembarnya yang lain menatapnya heran.

Karna biasanya, Jaemin Maheswara tidak mengambil giliran pertama dalam mengeksekusi target mereka.

• • •

nouen ── dua puluh tujuh april.



Stay Away From Our Sister! ── NCT 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang