Tentang persahabatan ─ Kamu ini yang terbaik.
• • •
Hujan di pagi hari saat sekolah adalah penghancur mood terbaik. Selain bikin ribet, juga bikin males buat bangun dari balik selimut.
Kayak Shotaro sekarang, dia emang udah bangun dari balik selimut tapi selimutnya dia bawa-bawa sampe ke ruang tamu. Gemes banget udah kayak anak kucing ketutupan selimut gede.
Shotaro kira ruang tamu bakal kosong, ternyata udah ada Jaemin sama Yangyang. Sama, mereka juga pake selimut kayak Shotaro, satu berdua tapi.
Melihat saudara-saudaranya sedang mepet-mepetan di sofa, Shotaro ngikut aja numpuk disana. Badannya mepet ke badan Jaemin dan sama Jaemin juga dirangkul.
Enak, hangat.
Hegie yang baru tiba dari dapur terkejut melihat adeknya lagi nempel di sofa. Hegie nahan gemes, si kembar ini udah mirip mochi. Diem-diem sama dia difoto dari belakang kemudian berjalan mendekat.
"Mandi sana, bentar lagi berangkat." Hegie berucap pada tiga anak kembar itu.
Yangyang menggeleng, "Orang gila mana yang mandi jam lima pagi?"
Hegie menunjuk ke arah tangga dengan dagunya membuat tiga adiknya langsung mengalihkan pandangan ke tangga.
Ada Renjun sama Jeno disana, udah rapi pake seragam dengan rambut keduanya yang masih sedikit basah. Jaemin geleng-geleng kepala, "Bener-bener orang gila."
"Kamar lu kosong na, gue kira lu udah mandi anjir." Renjun berucap ketika jarak mereka sudah dekat. Jaemin balas menggeleng dan menarik Renjun agar bergabung dengan mereka.
"JOROK IH, GUE UDAH MANDI!" Teriak pemuda itu kesal. Karna Renjun udah kesel sama Shotaro dibikin tambah kesel alias Renjun nya dipelukin.
Sementara Jeno ikut duduk disebelah Yangyang, tanpa aba-aba menarik selimut hingga selimut itu lepas semua dari pegangan Jaemin dan Yangyang.
Dua orang itu langsung menoleh, si tersangka cuma nunjukin senyum bulat sabit. Padahal dia gak pake tenaga tapi lepas semua pegangan saudara-saudaranya.
Diam-diam Hegie menarik senyum simpul, dia mau merekam moment ini dalam ingatannya. Karna tidak ada yang tahu kapan waktu seseorang akan berakhir, Hegie gak mau menyia-nyiakan waktu bersama adik-adiknya.
"APAAN NIH! CUDDLE GAK NGAJAK!" Haechan berteriak dari anak tangga dengan piyama Shinchan nya.
"Ya kan emang lu anak angkat." Sahut Renjun.
Iya, akhirnya ribut sampe Hegie ngomel-ngomel.
• • •
Hegie selesai mengantar adik-adiknya ke sekolah walau kayaknya mereka telat. Bukan salahnya, itu salah Yangyang, Jaemin, Shotaro dan Haechan yang gak mau mandi.
Berujung itu anak berempat gak ada yang mandi, wanita itu masih gak habis pikir. "Kalo misalnya gue sebarin info ini ke fans nya, dapet duit berapa ya?" Monolognya.
Wanita itu memasuki restoran yang berada di depan kantornya, ia belum sempat sarapan karna mengurus si kembar enam.
"Mbak Hegie, selamat pagi." Sapa kasir dari restoran tersebut.
Hegie tersenyum, "Selamat pagi juga Hanbin."
Wanita itu memang sudah sangat dikenal oleh karyawan disana sebagai pelanggan VVVVVIPㅡV nya banyak soalnya Hegie istimewa.
"Kayak biasa mbak?" Tanya Hanbin yang dibalas anggukan oleh Hegie. "Oke, nanti dianter ke meja yang biasa ya."
Lagi-lagi wanita itu mengangguk, lantas mengucapkan terimakasih pada Hanbin. Kaki berjalan menuju ke kursi dekat jendela, spot favorit Hegie di restoran ini.
Selagi menunggu pesannya, Hegie memeriksa email yang masuk ke handphone nya.
"Ini pesanannya kak."
"Iya, makㅡIH KAK JAE!" Hegie memukul pelan lengan lelaki tinggi di depannya itu.
Sementara yang ditepuk hanya tertawa kemudian ikut duduk dihadapan Hegie. "Kebiasaan, pasti sibuk sama si kembar."
"Lu tau gue lah kak." Balas wanita itu mengambil sandwich nya, Jaerenㅡsahabat dekat Hegie yang jarak studionya tak jauh dari kantor Hegie.
"Jangan gitu. Kondisi lu juga penting, kalo gak ada lu, mereka sama siapa nanti?" Jaeren berbicara, sebelah tangannya mengusak rambut wanita yang tinggi badannya hanya sampai sedada nya.
Hegie menyeka saos di sudut bibirnya kemudian menatap Jaeren. "Iyaa kak Jae. Lu juga makan ih! Nih, mau punya gue?" Tawarnya.
Jaeren menggeleng, "Enggak, lu makan aja yang kenyang. Kalo kurang bilang, gue traktir."
"Tumben?"
Tawa kecil keluar dari mulut Jaeren membuat Hegie semakin mengerutkan keningnya.
"Hari ini makan sepuasnya, gue traktir. Jangan sampe sakit, ngerepotin." Ucap pria tinggi itu.
"Lu emang abang yang terbaik dah!" Girang Hegie dengan satu tangan yang menunjukan ibu jarinya.
Jaeren tersenyum simpul walau dalam hati teriris mendengar kata abang terlontar dari mulut Hegie. Ia sadar, sampai kapanpun, Hegie hanya akan selalu menganggapnya sebagai abang.
Dan dia membiarkan hal itu terjadi. Jaeren tidak ingin hubungan mereka renggang, biarlah hatinya tetap sakit asal ia masih bisa menjaga Hegie dalam jarak dekat.
Hegie tersenyum pada Jaeren yang sedari tadi sibuk menatapnya, senyumnya menular pada si pria.
"Bahagia terus, Gie."
• • •
nouen ── lima belas april.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Away From Our Sister! ── NCT 00L
Fanfiction𝐇𝐞𝐠𝐢𝐞 𝐬𝐢 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐞𝐧𝐚𝐦 𝐚𝐝𝐢𝐤 𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫𝐧𝐲𝐚. Orang bilang, anak pertama apalagi perempuan harus punya bahu setegar karang. Jelas, Hegie setuju akan hal itu, dia punya enam adik kembar dan dia tau rasanya...