2.FRIENDZONE

5 2 0
                                    

Nara baru saja keluar dari gedung les nya bersamaan dengan teman sebaya nya yang lain,dari kejauhan dia sudah melihat ibu nya datang untuk menjemputnya. Nara menarik nafas nya panjang dan berjalan ke arah mobil ibu nya.

"Ra,semua anak temen-temen mamah pada ikut les ballet kamu juga ikut yah" kalimat pertama yang ibu nya katakan pada nara ketika dia baru saja duduk di kursi mobil,dia tidak pernah menanyakan hal berat apa yang di lalui nara.

Mamah nya selalu saja mementingkan diri nya dia egois tidak mau kalah dengan teman-teman nya bahkan mengorbankan anaknya saja dia rela.

"Mah...nara pengen ngejalanin hidup sesuai dengan keinginan nara bukan diatur-atur seperti ini mah,mamah mau aku ikutin kelas tambahan aku turutin bahkan mamah membatasi waktu main aku pun aku gak protes" ucap nara meluruskan pandangnya tanpa melihat ibu nya "sekarang mamah mau aku ikut les bahkan yang bukan dibidang aku mah?aku enggak bisa".

"nara ikutin semua perintah mamah karena nara mau berterimah kasih atas semua kerja keras mamah sama papah buat ngebesarin aku".

"Ra,nanti mamah harus cerita apa ke temen-temen mamah kalau mereka semua lagi bahas tentang anak nya yang ikut les ballet?". Tanya siska--mamah nara.

"MAH...mamah ngertiin aku dong!!aku cuma mau hidup kaya anak-anak yang lain yang engga di atur sama orang tua nya". Sebelum kemarahan Nara semakin membara dia memutuskan untuk keluar dari mobil.

"Nara kamu mau kemana?" tanya siska.

Belum sempat untuk di kejar nara sudah lari duluan menghindari mamah nya.

Dia duduk di kursi taman yang ada di pinggir jalan sembari menelpon jinan.

"Jinan,lo bisa kan jemput gue?" tanya nya setelah tersambung.

"bisa,lo dimana?"

"gue di jalan patimura".

"oke gue otw yah".

Setelah sambungan terputus nara menyimpan ponsel nya ke dalam tas. Dia menatap langit yang mulai mendung sebentar lagi hujan akan turun.

Nara terus menatap jalanan dengan gelisah memastikan jinan sudah datang atau belum. Sekarang jam menunjukan pukul 20:30.

Malam yang berat untuk nara jalani tidak bisa menahan kesedihanya nara pun menangis di temani dengan rintikan hujan yang semakin lama semakin besar,hujan semakin besar tetapi nara tidak bergerak sama sekali dia membiarkan air hujan menyatu dengan air mata nya agar dunia tidak tau dia menangis karena masalah ini.

Jarak antara rumah jinan dengan jalan ini lumayan jauh sampai-sampai nara harus menunggu selama 20 menit. Jinan pun datang dengan basah kuyup.

"Ra,lo kenapa enggak berteduh?" tanya jinan setelah melihat nara kehujanan.

Melihat wajah jinan tangis nara semakin besar dia berdiri lalu memeluk jinan dengan erat,dia menumpahkan semua tangis nya di pelukan jinan. Jinan menerima pelukan nara dia memeluk nara erat juga sebagai cara menenangkan nya.

Ketika seorang sedang sedih yang mereka butuhkan hanyalah sebuah pelukan untuk menenangkan hati nya.

Nara sudah melewati hari yang cukup berat di mulai dengan pagi yang gelap dan malam yang gelap juga.

Di perjalanan mereka kehujanan,diatas motornya nara tertidur di pelukan jinan dalam tidur nya pun dia masih menangis. Jinan membawa nara ke rumah nya karena rumah jinan yang pertama di lewatin dan hujan juga belum reda.

"Ra,bangun kita udah sampai".

Nara bangun tidur nya dia segera turun dari motor jinan setelah melepas helm mereka pun masuk ke dalam rumah.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang