gloves #4

481 126 6
                                    

"Yedam hyung ayo pacaran!"

Ucapan Kim Doyoung yang memang cukup keras sukses membuat dia dan Yedam menjadi pusat perhatian. Pipi Yedam memerah karena malu sedangkan Doyoung hanya menampilkan senyum canggungnya.

Yedam tidak menjawab dia hanya tersenyum kemudian mengusak surai Doyoung dan berpamitan pergi ke kelas. Sedangkan Doyoung beberapa saat Yedam pergi mendapatkan cubitan di lengan dari Hyunsuk.

"Dasar memalukan, bagaimana kalau Yedam risih dekat denganmu?" Begitu kata Hyunsuk kemudian kembali mencubit lengan Doyoung.

Tapi bukan Kim Doyoung namanya jika menyerah begitu saja. Sejak hari itu si aneh Kim Doyoung terus berusaha mendekati Bang Yedam. Entahlah dia pun sebenarnya bingung kenapa dia ingin mendekati Yedam. Baginya Yedam adalah misteri yang harus dia pecahkan.

Setiap hari dia selalu memilih menghabiskan makan siangnya duduk bersama Yedam. Meninggalkan teman satu gengnya.

"Hyung." Panggil Doyoung ditengah mereka makan.

Sudah beberapa minggu dia makan bersama Yedam dan anak itu tidak terlihat risih sama sekali. Tapi Hyunsuk terus saja mengucapkan hal-hal yang membuat Doyoung takut, seperti ;

"Bagaimana kalau dia risih?" "Kau itu mengganggu ketenangannya makan dengan membicarakan hal hal aneh tentang fallane angel itu." "Doyoung berhenti mengganggi Yedam." Dan lainnya.

Yedam menggumam. Masih fokus menatap mangkuk ramennya.

"Dirimu risih tidak makan berdua denganku?" Tanya Doyoung dengan suara pelan.

Melihat Doyoung yang malu-malu, Yedam mengalihkan pandangannya, tersenyum dan memandang Doyoung kemudian menggeleng. "Tentu saja tidak, aku senang punya teman makan."

Mata Kim Doyoung berbinar senang. Ingin sekali rasanya dia berteriak dan mengejek Hyunsuk, lihat hyung dia tidak risih seperti katamu, enak saja asal bicara, mana mungkin ada manusia yg risih ada di dekat orang tampan sepertiku. Begitulah kata hati Kim terlalu percaya diri Doyoung.

"Dan aku senang punya teman untuk membicarakan fallen angel, goblin, dan makhluk fiksi lainnya. Sebelumnya tidak ada yang berbicara denganku tentang itu, mereka selalu saja membicarakan pelajaran padaku." Ucap Yedam panjang lebar.

Selama makan bersama, Doyoung selalu mengajak Yedam membicarakan makhluk makhluk yang entah nyata atau tidak. Unicorn, naga, dan tentu saja bahasan paling sering mereka : fallen angel.

Doyoung terkekeh, gemas melihat Yedam yang pipinya masih berisi makanan tapi terus bicara. "Itu karena hyung anak yang pintar jadi mereka terus menanyakan pelajaran."

"Tapi aku perlu hiburan, ini rahasia ya, sebenarnya aku punya koleksi buku fiksi lebih banyak daripada buku pelajaran." Kata Yedam lagi sambil mendekatkan kepalanya ke arah Doyoung dan sedikit berbisik.

"Benarkah? Aku juga punya banyak novel fiksi." Kata Doyoung. Jangan ditanya, Doyoung punya setumpuk novel novel fiksi fantasi. Dia selalu membeli buku fiksi itu minimal satu setiap bulan.

Yedam menggangguk dengan pipi menggembung.

"Kalau begitu, boleh aku main kerumahmu? Aku ingin melihat koleksimu hyung." Tanya Doyoung dengan ragu. Tapi ucapan Yedam tentang koleksi buku fiksinya cukup menggiurkan untuk Doyoung.

Yedam terlihat berpikir sejenak. "Tentu boleh!"

Dan begitulah ceritanya bagaimana Kim Doyoung sekarang bisa berdiri di rumah dengan arsitektur modern, berada di perumahan elit yang sepi.

"Yakin yang ini rumahnya?"

Doyoung menggangguk. "Kata Yedam hyung rumahnya nomor 12."

Doyoung kembali melihat roomchat kakaotalk nya dengan Yedam sebelum melangkahkan kakinya ke dekat pagar dan memencet bel. Dibelakangnya ada Hyunsuk yang mengikuti.

Gloves - DODAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang