Slurpp...
(Y/n) menyeruput susu coklat panasnya. Ia mengingat kembali kejadian tadi yang sangat memalukan.
Flashback on
"AAAAAAAA Karma-kun!!!!! Ada hantu!!"
Teriakan (y/n) membuat Karma yang baru selesai mandi berlari ke arah dapur dengan handuk yang hanya menutupi bagian bawahnya. Rambut yang masih basah dan badannya yang belum dilap kering membuat lantai yang dilewati basah. Tanpa disengaja ia terpleset hingga mereka bertabrakan dan jatuh membuat handuk yang tadinya membalut Karma jr terpampang jelas di depan (y/n).
"AAAAAAAAAAAAAAA!!!" Teriaknya lagi sambil melotot melihat Karma jr, benda asing yang....... biasalah.......
"AAAAA! Nani?! Ada apa?!" Karma yang mendengar teriakan (y/n) malah ikut panik berteriak. Mata (y/n) masih tertuju pada benda asing itu. Karma melihat-lihat sekelilingnya kemudian melihat balik ke arah (y/n) yang sedang melotot ke arah,
1 detik,
2 detik,
3 detik.
"EEEEEEHH! G-GOMEN!!" Ia segera menutup bagian bawahnya dengan handuk dan lari terbirit-birit ke kamarnya kemudian menutup pintunya keras.
Flashback off
Suasana canggung menyelimuti keduanya. Saat ini, mereka berada di ruang tamu rumah Akabane. Ya, (y/n) menginap di rumah Karma malam ini, ia tak berani pulang.
"Ekhemm" dehem Karma berusaha mencairkan suasana sekaligus menenangkan jantungnya yang berdetak sangat cepat.
"Kenapa?" (Y/n) tidak berani menatap bahkan menoleh ke arah Karma karena masih memikirkan kejadian tadi.
"Umm.. tadi–"
"AAA jangan bahas lagi!" Pekik (y/n) sambil menutup mulut Karma dengan wajah yang memerah padam. Bisa-bisanya ia melihat Karma jr dengan sangat lama bahkan dengan mata melotot. Sunguh apa yang ada di otaknya saat itu.
"Um... jadi..."
Ding-dong
"Oh, aku buka pintunya dulu."
Karma segera membuka pintu untuk melihat siapa yang datang malam-malam begini. Sungguh tidak ada kerjaan pikirnya.
Ceklek
"Um.. ano, bapak siapa ya?" Karma bertanya kepada pria yang menekan bel tadi.
"(Y/n)-sama ada di dalam?" Tanya pria itu.
"Sudah ketemu?" Tanya seorang pria yang muncul entah dari mana.
"Kalian siapa?" Karma sekarang berada dalam mode siap perang.
"Kami adalah suruhan orangtua (y/n)-sama. Apakah (y/n)-sama ada di dalam?" Karma membeku, wajahnya kini memerah mengingat kejadian barusan dan sekarang orangtua (y/n) mengutus bodyguard nya untuk membawa (y/n). Yang bener saja! 'Kami-sama tolong ampuni segala dosaku termasuk kejadian tadi' batin Karma alay sealay filem ind*siar.
"Apakah (y/n)-sama ada di dalam? Tolong jangan menyembunyikan (y/n)-sama dan mempersulit pekerjaan kami."
"Eh! Eum.. silahkan masuk." Jawab Karma terbata-bata.
Kini, (y/n) sedang duduk berhadapan dengan kedua suruhan orangtuanya dan Karma duduk di sampingnya.
"(Y/n)-sama, kami harap anda dapat pulang ke rumah karena orangtua anda mengkhawatirkan anda."
"Um.. aku..." (y/n) tak berani melanjutkan kata-katanya, memutuskan untuk diam.
"Diskors dan dipindahkan ke kelas E, semuanya sudah diketahui, (y/n)-sama. Tapi, kenapa anda datang ke rumah anak ini?" Ucap orang suruhan kedua yang sedari-tadi hanya diam menyimak.
Deg..
Bagai peluru yang ditembakkan menancap langsung, jantung Karma dan (y/n) sama-sama berdetak sekali lebih kencang karena kaget mendengar perkataan suruhan kedua itu. Bukan karena tau masalahnya, tapi kalimat terakhirnya ber-damage bro.
"Ak–" Karma yang hendak membela diri tiba-tiba terpotong oleh perkataan (y/n).
"Maaf. Aku salah."
"(Y/n)-sama tidak mau pulang? Jika tidak mau, apakah pria ini pacar (y/n)-sama?"
"Eh, mana ada! Aku belum punya pacar! Karma-kun cuman teman aja!" Elak (y/n). Bukan elak sih, tapi emang kenyataannya begitu. "Iyakan, Karma-kun?"
"Iya, kami hanya teman dekat saja. Dan juga (y/n)-chan belum ada pacar."
"Kalau begitu, (y/n)-sama tidak diizinkan bermalam di sini. Ini adalah perintah tuan besar."
"Hmph!" (Y/n) memanyunkan bibirnya tak terima.
"(Y/n)-sama, ini baju yang sudah disiapkan." Ucap suruhan yang pendiam namun sekali ngomong langsung ber-damage
"Oke."
Saat (y/n) ganti baju, suruhan itu bertanya. "Boleh dijawab kenapa (y/n)-sama bisa menginap di sini tanpa memberi kabar?"
"Tadi (y/n)-chan nangis setelah keluar dari ruang BK, dia minta tolong mau nginep di sini karena takut dimarahi." Jawabnya malas menghadapi orang yang berbicara terlalu formal.
"Baik, terimakasih atas jawabannya."
Setelah (y/n) pulang, Karma segera memberskan ruang tamunya. Sepi. Itulah yang terlintas di benaknya. Meskipun terlahir di keluarga yang kaya, ia jarang menghabiskan waktu dengan keluarganya karena orang tuanya sering berlibur mengelilingi dunia. Nasib yang malang. Untungnya Kami-sama masih berbaik hati tidak mencabut nyawanya yang hampir melayang ketika mendengar orang itu adalah suruhan orangtua (y/n).
Di mobil,
"Papa gak marah? Kenapa? Dia ga peduli lagi ya sama aku? Hmph!" Mood (y/n) sedang kacau,
"(Y/n)-sama, jika mereka tidak peduli lagi, mereka tidak akan mencari anda. Jadi jangan berburuk sangka pada mereka." Sela suruhan yang pendiam itu.
"Tsk! Cerewet!" Jawab (y/n) tak terima.
.
.
..
.
."Tadaima." Ucap (y/n) malas.
"(Y/n)!! Kamu gak kenapa napa kan?! Si Karma itu tidak melakukan hal aneh kan???" Tanya si papa cemas
"Hmph!" Sambil mempoutkan pipinya, (y/n) menatap sinis papanya.
"(Y/n)! Papa mu yang paling khawatir tau! Kenapa kau ngambek pula!"
"Habis papa gak pernah marah waktu (y/n) berulah di sekolah. Kalian gak peduli kan? Padahal aku tidak pulang karena takut kalian marah." Mata (y/n) mulai memerah menandakan akan segera terjadi hujan air mata.
"Eh? Kenapa harus marah? (Y/n) kan melindungi orang, bukannya mencelakai. Kalau masalah bolos, mama juga pernah kali. Papamu tuh yang sering berkelahi." Penjelasan irina di akhir kalimat dihadiahi tatapan sinis sang suami.
"Hmph! Gak ma–EH! PAPA!" Tiba-tiba (y/n) diangkat oleh Tadaomi menuju master bedroom.
"Hari ini papa marah sama (y/n). Puas?" (Y/n) seperti biasa, bersikap tsundere di depan orang tua agar dimanjakan. Ia masih mempoutkan pipinya.
"Papa jarang di rumah semenjak aku naik SMP." Protesnya tak terima sambil mencubit-cubit pipi sang ayah.
"Mulai lagi yaa kalian berdua. (Y/n) cari pacar sana! Suami baru pulang malah lengket sama anak, padahal tadi anaknya mau nginep di rumah cowo lain." Sindir irina yang baru masuk ke kamar.
"Hehe. Hari ini mama tidur di kamar ku ya!"
"Ha? (Y/n)! Please have mercy on me. I'm your father's wife." Ucapnya dramatis tipikal irina jelavic.
"Papa....." saatnya (y/n) meluncurkan senjatanya andalannya yaitu puppy eyes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karasuma's Daughter || Assassination Classroom
FanfictionAyah yang menyandang pekerjaan sebagai prajurit elit angkatan udara dan ibu notabene seorang assasin pro yang menguasai berbagai bahasa asing. Pasangan yang cocok sekali, Tadaomi dan Irina. Memiliki orang tua yang selalu sibuk menyebabkan dirinya se...