02

855 108 21
                                    

"(Y/n)-chan, okite..." panggil Tadaomi dari arah wardrobe. Ingatlah, Karasuma family di sini adalah keluarga yang kaya karena pekerjaannya. Bahkan keluarga asal mereka merupakan orang ber-ada.

"Hmm." Jawabnya malas tanpa membuka mata.

Srakk.... Suara selimut di sibakkan.

"(Y/n)!! Anak perawan! Bangun!"

Suara irina terdengar menggelegar di kamar yang lumayan luas, bahkan dapat terdengar jelas sampai ke wardrobe hingga membuat Tadaomi ikut menyuarakan dirinya. "Irina! Biarkan dia tidur sebentar lagi, sayang."

Namun berbeda dengan pemikiran irina yang masih kekeuh. Tak dilihatnya sudah jam berapakah ini. Jarum panjang menuju ke arah jam delapan, dan itu sudah cukup siang untuk seorang anak perawan yang masih tidur.

"Tidak bisa! Dia ini anak perempuan!" Tegasnya sambil memukul-pukul pantat (y/n).

"Aagrh, mama! Ih! Kan aku libur!" Pekik (y/n) tak terima. Ia bangun dengan wajah kesal dan rambut yang acak-acakan.

"Siapa bilang kau libur! Kau diskors selama sebulan! Harusnya kau dihukum!" Ucapan irina memang ada benarnya, namun (y/n) tetap tak terima. Ia menatap sinis ibunya.

"Sudahlah, kalian berdua kenapa selalu tak akur. Irina, tidak perlu sekeras itu dengan (y/n), biarkan saja dia. Kau sendiri sudah mau telat masih sibuk bangunin orang yang sedang libur." Ucapnya sebagai penengah dan selalu sebagai penengah bila irina dan (y/n) sudah mulai berdialog.

"Tuh kan! Papa aja bilang aku sedang libur!" Ucapnya penuh kemenangan.

.
.
.

.
.
.

"Papa hari ini masih sibuk?" Tanya (y/n) sembari melahap sandwich buatan ibunya.

"Iya, ada apa (y/n)-chan?" Jawabannya membuat (y/n) sedikit kesal hingga ia mempoutkan pipinya cemberut.

"Tidak usah banyak drama, cepat makan sarapanmu. Kalau bisa hari ini kau bersih-bersih rumah sebagai hukumanmu." Sahut irina.

(Y/n) hanya menatap sinis ibunya. Kemudian ia menjawab. "Tidak bisa, hari ini aku mau ke rumah Karma-kun."

Tadaomi mengerutkan dahinya, bertanya apa yang akan dilakukannya di rumah keluarga Akabane itu. Seolah sedang telepati, (y/n) langsung menjawab.

"Aku bosan papa. Karma-kun satu-satunya orang yang tidak sekolah satu bulan kedepan. Jadi aku akan sering kesana." Ucapnya dengan wajah tak berdosa. Sedangkan wajah Tadaomi dan irina sudah berkerut tak karuan mendengar ucapan anak satu-satunya mereka.

"Dia pacarmu kan? Kenapa tak mau mengakui saja?" Dua kalimat tanya yang dilontarkan Irina membuat (y/n) salah tingkah. Pasalnya (y/n) tak pernah sedekat itu dengan laki-laki, dan hal itu membuat kedua orang tuanya merasa curiga.

"(Y/n) tidak ada pacar mama!" Seru (y/n) dengan wajah yang mulai memerah.

"Ngaku aja, gak usah tsundere." Goda irina pada (y/n).

"Memang tidak ada! (Y/n) tidak punya pacar!"

"Sudahlah, setidaknya kau harus tau batasan. Kalau Akabane melakukan hal aneh, papa yang akan mengurusnya. Kalau bisa, jangan ke rumahnya terus jika tidak ada hubungan apapun. Dan jangan meninggikan suara saat makan. Table manner." Ucapnya tegas.

"Iya. Lebih baik kau di rumah saja." Sambung irina menyetujui perkataan sang suami.

"Apaan sih!" Ucapnya risih, dibalas tatapan maut sang ayah karena (y/n) kembali meninggikan suaranya.

Karasuma's Daughter || Assassination ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang