Chapter 4.1

73 8 3
                                    

Author: Dong Mi

Translator eng ver: SyKim5, chiangyushien

Proofreader: @Kainguru

Translator Indonesia : eLriess

English ver   Silakan kujungi  crescentmoon.blog

Haiqing tertidur lelap di deretan tabel terakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiqing tertidur lelap di deretan tabel terakhir. Pinjun memandang profesor yang sedang mengajar di atas panggung dan menemukan bahwa mata mengutuk profesor itu secara langsung diarahkan ke tempat duduk mereka berdua lebih dan lebih sering. Karena itu, Pinjun harus menepuk bahu Haiqing untuk membangunkannya.

Haiqing merasakan tepukannya. Pertama, dia mengerutkan kening dan membuang tangan Pinjun. Setelah itu, dia dengan lembut mengerang lalu berbalik ke sisi lain. Lima detik belum berlalu tapi dia sudah tertidur lagi saat dia menghembuskan nafas. Sejak saat itu, Pinjun yakin bahwa Haiqing tidak bisa tidur nyenyak tadi malam dan beberapa malam sebelum hari ini. Karena Pagi ini, dia dikejutkan oleh lingkaran hitam di bawah mata Haiqing.

Dia sudah seperti ini, namun dia masih bersikeras ingin 'menemani Pinjun ke kelas,' menyebabkan Pinjun menyeduh dan memfermentasi seuntai penyesalan di dadanya. Pinjun memperhitungkan bahwa Haiqing pasti gugup karena ujian yang akan datang dan tidak bisa tidur nyenyak.

Ia pun sempat mengalami tekanan dari ujian tersebut. Itu sangat sulit untuk diterima, jadi Pinjun tidak lagi mengganggu Haiqing dan dia hanya memilih untuk fokus pada ceramah profesor untuk membuat catatan.

Bel yang berbunyi bahkan tidak bisa membuat Haiqing bangun.

"Haiqing, kelas sudah selesai."

Setelah beberapa panggilan berturut-turut, Haiqing akhirnya bangun dari tidurnya dan mengerang beberapa kali karena kantuknya.

"Ayo pergi dan duduk di luar." Pinjun tidak bisa menahan senyum ketika dia melihat penampilan seperti anak kucing Haiqing. Itu sangat lucu dan menyedihkan, tetapi karena pelajaran lain akan menggunakan kelas ini. Tidak akan terasa baik jika dia terus tidur di sini. Pinjun harus membawanya ke tempat istirahat umum di luar untuk mencari meja dan beberapa kursi agar dia bisa duduk.

"Tunggu aku disini." Setelah Pinjun mengatakan ini berulang kali, dia pergi ke mesin penjual otomatis yang ada di samping dan membeli dua botol kopi. Sensasi sedingin es di kulitnya membuat respons yang sangat bagus. Tidak ada yang lebih menyejukkan selain memegang benda sedingin es di dekat tubuhnya di musim panas dan tak berangin yang menyesakkan ini.

D A R K B L U E || M O O N L I G H TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang