selingan

2.2K 165 7
                                    

Atharrazka Spesial Lebaran~

Pagi-pagi hari ini tak ada kantuk yang terasa. Kedua binar Atha sudah bercahaya bahkan sebelum terdengar suara ayam jago berkokok. Sinar matahari yang belum seberapa menyengat sudah mengintip dari ufuk timur ditemani dengan takbir-takbir yang berkumandang, bersahut-sahutan dari berbagai masjid di kota tempat tinggalnya ini.

Atha masih mengagumi pantulan dirinya sendiri di cermin ketika terdengar denting notifikasi dari ponselnya. Seakan tak mendengar, cowok manis itu masih berbenah diri, merapikan baju koko pemberian kedua kakaknya pada bulan Ramadan hari ke dua puluh lima kemarin.

Baju berbahan kain linen itu memiliki dasar warna putih dengan motif berwarna krem di bagian depan, sejajar dengan kancing yang berbaris di depan dada. Setelah disetrika pada dini hari sebelum adzan subuh tadi, baju itu kini tampak sempurna melekat di tubuhnya, lengkap dengan peci hitam yang baru ia keluarkan dari lemari.

Kembali mengagumi diri sendiri, anak itu terlanjur lupa akan ponselnya. Ia berjalan menuju meja belajar, memandangi foto kedua orang tuanya yang telah lama tiada. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ia menciumi wajah keduanya dan mengucapkan maaf berkali-kali, seolah mereka benar-benar ada di sisinya.

Setelah dirasa cukup, Atha beralih ke foto kedua orang tua yang sudah sangat berjasa merawatnya dari kecil hingga remaja, kemudian melakukan hal yang sama seperti kedua orang tua kandungnya.

Di antara kedua foto itu, ada satu foto lain yang tahun lalu baru menghuni meja belajarnya. Fotonya bersama kedua kakaknya.

Tok tok!

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya. Atha segera menyerap kembali air mata yang hampir tumpah, lalu membuka pintu. Sosok Rangga yang mengenakan baju yang sama sepertinya berdiri di sana, menatap Atha dengan senyum hangat.

"Alfa udah nunggu di bawah. Kita berangkat."

"Hm."

Baru saja Atha menutup pintu kamar, Alfa -yang juga kembaran baju koko dengan Rangga dan Atha- datang dengan wajah tertekuk. "Lama banget sih Dek, keburu iqamah. Lo juga Ngga, gue suruh manggil dari tadi kemana aja? Pup lagi lo?"

Atha terkikik geli mendengar omelan Alfa di awal Lebaran tahun ini. Ia sudah tinggal bersama kedua kakaknya setahun lebih, tapi celotehan Alfa selalu berhasil mengundang tawa. Apalagi ketika Rangga menyahutinya dan selalu berujung dengan adu mulut yang tak ada hentinya.

"Enak aja kalo ngomong. Gue cuma pipis."

"Kenapa gak sekalian pas pup tadi."

"Lah kan tadi kebeletnya pup, bukan pipis."

"Hus! Mau solat Id apa ngebahas pup sama pipis? Lagian masih pagi kenapa bahasannya jorok-jorok sih."

"Abang lo tuh!" sahut Rangga dan Alfa berbarengan.

"Yaudah ayo berangkat sekarang." Atha merangkul masing-masing lengan kedua kakaknya, menggiringnya turun tangga.

"Nanti Atha dapet THR dari Oma, Opa, sama Nenek ngga ya?"

"Nggak. Lo udah gede. Mana ada yang ngasih THR," sahut Alfa.

"Justru karena udah gede, Atha butuh THR buat uang jajan. Kebutuhan Atha malah lebih banyak daripada para bocah yang selalu dapet THR banyak."

"Bener juga," celetuk Rangga.

"Yaudah nanti kita rampok kartu kredit mereka aja kek tahun kemarin."

"Ide bagus, Dek."

"Tapi, kemaren gue liat dompet Oma ada pengamannya. Kayak pin apartemen gituh."

"Canggih banget si Oma."

"Ngakak!"

"Udah ih banyak bacot. Nanti kita dapet saf paling belakang tau rasa lu."

"Nggak papa, Kak Afa. Daripada berangkat awal-awal, sendalnya ntar ketumpuk-tumpuk terus ilang tinggal sebelah kan repot. Nggak jadi Lebaran dong."

"Tauk deh. Abang lo tuh dari tadi sebelum subuh udah ngoceh. Suruh cepet mandi lah apa lah. Oma sama Nenek kalah cerewetnya dibanding Alfa."

"Ati-ati lo kalau ngomong. Kagak gue maapin lo ntar."

"Dek, bilangin Nenek, Alfa pelit."

"Bodo ah, Atha berangkat duluan."

"Heh!!"

Atha berjalan mendahului kedua kakaknya yang masih lanjut cekcok di belakang. Sudah terbiasa dengan tingkah absurd kedua kakaknya -yang kini hampir menular ke dirinya- Atha memilih untuk memikirkan hal lain.

Btw, perasaan hp gue tadi ada chat deh. Apa enggak ya? Bodoamat udah, batin Atha.

Kanin
Kak, minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin ya. Maafin Kanin banyak banget ngerepotin. Makasih juga selama ini udah jadi temen terbaik buat Kanin. Selamat Hari Raya Idul Fitri, Kak Atha :))

☂☂☂

✨ Happy Eid Mubarak ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨ Happy Eid Mubarak ✨

Atharrazka [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang