Side Story 5 (END)

1K 68 6
                                    

Alfa memasukkan botol minum ke tas Atha, sebelum anak itu keluar dari mobil. "Kalau ada apa-apa langsung hubungin kita! Janji, oke?"

"Iya. Kalian cepet berangkat sana! Nanti dibentak-bentak panitia ospek loh."

"Tinggal kita bentak balik," sahut Rangga sambil nyengir, diikuti dengan kekehan Alfa.

Setelah Atha keluar mobil, kedua kakaknya itu langsung tancap gas menuju kampus. Hari ini hari pertama PKKMB mereka. Bukannya deg-degan, Rangga dan Alfa malah tampak bersemangat seolah menginginkan para kating memarahi mereka. Atha yang heran dengan tingkah mereka hanya bisa berharap hari pertama ospek ini lancar-lancar saja, karena dia tahu, hari ini tidak akan semudah yang kakak-kakaknya bayangkan.

Usai teror Kevin yang meresahkan kemarin, Atha semakin meningkatkan kewaspadaan. Walaupun dia tau, Kevin tidak akan kembali mengusik kehidupan mereka, terlihat bagaimana ekspresi terpuruk cowok itu setelah mendapatkan pukulan dari Rangga. Binar mata yang tak lagi bercahaya itu seakan akan telah kehilangan harapan hidup. Sepertinya Atha bisa sedikit bernapas lega tanpa mengkhawatirkan apapun.

Langkah Atha membawanya melewati perpustakaan yang ada di lantai dua. Dari luar, ia dapat melihat 'anak itu' sudah berada di perpustakaan, sedang sibuk menata buku-buku ke rak. Atha hanya bisa memandang terkagum atas kerajinannya.

Atha mengenalnya sejak hari pertama masuk sekolah. Mereka tak sengaja bertemu di ruang guru, ketika Atha hendak menemui wali kelasnya. Anak itu tampak diceramahi oleh seorang guru, entah apa alasannya. Saat itu Atha tidak ingin peduli, karena dia lebih berdebar-debar membayangkan seperti apa dia disambut oleh teman sekelasnya nanti. Dengan ramah tamah, atau dengan gunjingan seperti dulu.

Nyatanya, reaksi teman-teman barunya ini tidak semenakutkan bayangan Atha. Mereka terlampau baik dengan mengajak Atha berkenalan dan membantunya mengenal guru-guru dengan mata pelajarannya. Tak sedikit yang penasaran dengannya dan bertanya-tanya perihal kepindahannya di tahun akhir SMA.

Tentu saja Atha tidak bercerita banyak, dia hanya bilang mengikuti para kakaknya, karena sudah tidak punya orang tua. Beberapa ada yang tampak kasihan, tapi banyak di antara mereka yang bersikap biasa saja. Atha merasa lega karena respon 'biasa saja' itulah yang membuatnya nyaman.

Belum selesai sampai di sana, ketika istirahat pun teman sebangku dan dua teman yang duduk di bangku depan Atha mengajaknya berkeliling sekolah untuk mengeksplor. Mereka juga mengajak Atha mendatangi spot favorit mereka nongkrong, yaitu atap sekolah. Secara tidak langsung, Atha dimasukkan dalam circle mereka.

Pertemuan kedua Atha dengan 'dia' -masih pada hari yang sama- adalah di perpustakaan. Atha memergokinya sedang duduk menyendiri sambil membaca buku di sudut rak buku paling ujung. Atha yang mengira anak itu penampakan hampir saja berteriak. Tapi urung karena Atha menemukan bayangannya di lantai.

Setelah berbincang sejenak, dia ternyata adalah adik kelas Atha. Dengan satu hobi yang sama, mereka menjadi satu frekuensi yang saling nyambung ketika berbicara. Atha juga menyukainya, karena anak itu tampak tak berpura-pura ramah. Ah, memang berada di tempat di mana tak ada satu pun yang mengenali kita adalah salah satu kenikmatan dunia.

☂☂☂

Beberapa waktu berlalu, setelah sukses melewati hati-hari berat ospek, Rangga baru menyadari ada yang berbeda dari adiknya. Ia dibuat heran dengan Atha yang tak bisa lepas dari ponselnya kapanpun dan di manapun. Anak itu kadang tertawa, kadang tampak antusias, tapi kadang juga murung saat memandangi ponselnya. Beberapa kali, Alfa juga bilang sempat memergoki Atha berbicara dengan seseorang di telepon malam-malam, bahkan sampai bercanda ria.

Hingga mereka sampai pada kesimpulan, Atha sedang jatuh cinta.

"Eh, masa? Lo pernah liat cewenya gak?" bisik Alfa yang sedang berada di dapur bersama Rangga. Mereka sedang mangamati Atha yang sedang rebahan di sofa ruang keluarga sambil menyalakan televisi, tapi pandangannya tak lepas dari ponsel.

Atharrazka [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang