25 - kotak(2)

211 74 9
                                    

Hal kedua yang sia buka adalah diary. Sia tak menyangka Yedam memberikan diary pribadinya. Ia mulai membaca tulisan Yedam yang elok nan apik. Tulisannya sangat rapi, dibandingkan tulisan sia.

Tapi, dibalik itu semua Yedam menyimpan rasa sakit yang dapat sia rasakan dari coretan coretan di diary nya. Kekangan, bentakan, paksaan dari ayahnya membuat hati sia sakit. Bagaimana Yedam bisa sekuat ini saat di sekolah? Bagaimana ini bisa menyembunyikan semua ini bahkan saat ada temannya yang bercerita tentang kerasnya keluarganya, yedam malah memberikan solusi.

Yedam sering memberi bantuan kepada orang lain sampai ia lupa kalau ia juga butuh bantuan itu sendiri.

Hal ketiga, pemutar musik. Sia menyumbat kedua telinganya dengan earphone yang menyambung langsung ke alat tersebut. Saat tombolnya ditekan. Air mata yang tadi sia tahan terjatuh dengan deras. Isinya sebuah surat terakhir dari Yedam.

Halo. Tes tes

Hai sia. Apa kabar? Gue ramal Lo dengerin ini pas gue udah gaada. Bener kan? Hehe kayak dilan aja gue jadi cenayang.

Gue rekam ini sebelum gue ajak Lo ke pantai, niatnya sih pulsek nanti gue ajak pantai sekalian gue confess buat terakhir kalinya.

Sia, Lo tau nggak apa saat paling bahagia gue? Waktu Lo senyum. Gue bahagia banget. Gue kayak liat mendiang mama dalam diri Lo. Oiya gue juga kadang foto Lo diem diem. Maaf ya kalau lancang, semua foto Lo dan lagu ciptaan gue, gue simpen di sd card itu. Lo jaga baik baik ya. Cuma Lo yang bisa gue percaya.

Sia Lo tau nggak kalo sebenernya waktu itu gue pengen akhiri semuanya. Waktu OCD gue kambuh. Tapi nggak gue sangka Lo malah dateng dan buat gue ngurungin niat gue itu.

Jangan sedih ya cantik, nanti kalo nangis gue kirimin mbak kun kerumah Lo. Hehe canda.

Sia, bapak Lo dulu supir taksi ya? Iya nggak? Kalau nggak yaudah aku ngarang doang kok.

Bisa bisanya dalam keadaan kayak gini Yedam masih melontarkan humor dan gombalannya untuk sia, yang membuat gadis itu meringis sambil meneteskan air matanya.

Sampai sini aja ya, gue cuma mau curhat itu aja. Gue seneng Lo bisa jadi bagian hidup gue untuk yang terakhir kalinya.

Semoga gue ketemu mama. Doain ya.

Dadaaahh Siaaa~

Love you.

Rekaman suara itu berakhir. Di detik itu juga tangis sia semakin pecah, ia tak bisa lagi menahan semuanya. Ia menutup mulutnya rapat-rapat namun gagal. Semakin ia tahan, semakin sesak rasanya.

Karena khawatir, Jia masuk ke kamar adiknya dan memeluk serta menenangkan adiknya tersebut.

"Kakkk.. yedamm.. yedamm.." Isak sia tak ada hentinya.

"Iya, kakak tau.. sssshhhh.. udah ya. Katanya nanti Yedam sedih kalau liat kamu nangis kayak gini. Yedam udah bahagia sama mama nya disana." Hibur Jia sembari menepuk pelan punggung adiknya.















Sekitar 2 part lagi mau end^^

invisible | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang