3

1.4K 157 23
                                    

Jay melihat jelas punggung jake, dan kedua temannya sudah berjalan menjauhi bar, memapahi beomgyu dan heeseung sendirian. Tadinya jay berniat membantu, namun jake melarang karena akan lebih baik jika jay mengantarkan sunghoon pulang sekarang.

Ah iya sunghoon!

"ahjussi~"

"tolong berikan aku sebuah permen"

Jay tidak mengubris racauan sunghoon, meskipun awalnya sedikit terkejut saat sunghoon memanggil nya dengan aksen 'paman'.

"ayo pulang, kau harus beristirahat"

Jay merangkulkan tangan sunghoon ke lehernya, membantu sunghoon berjalan dengan benar. Tidak peduli dengan sunghoon yang malah bergerak rusuh dan terus merengek meminta permen, yang jay pikirkan sekarang hanyalah mengantarkan sunghoon secepatnya.

Setibanya di lot parkir, jay tersentak karena ia melupakan suatu hal. Alamat rumah sunghoon jawabannya. Bodohnya jay tidak sempat bertanya jake sebelumnya, dihubungi pun hasilnya nihil. Karena sepertinya jake mematikan daya ponselnya.

Sekarang apa? Jay sudah berulang kali mencoba bertanya langsung pada sunghoon. Namun ketahuilah saja, orang mabuk sulit diajak berkompromi walau hanya sebentar.

Tidak ada cara lain untuk jay selain mengambil dompet milik sunghoon. Bukan untuk niat buruk, hanya ingin mencari letak tempat tinggal sunghoon dikartu identitasnya.

"Hei!"

Nafas jay terhenti sejenak, dengan perlahan ia membalikkan tubuhnya. Terlihat sunghoon tengah menatap nya dengan sengit dan meremat jari-jarinya kasar. Dugaan buruk, sunghoon pasti mengira bahwa jay telah mencuri dompetnya.

"J-jangan berpikir aku pencuri, aku hanya ingin tau alamat ru-

Sayangnya jay kehilangan kesempatan berbicara saat sunghoon melangkah mendekatinya.

"Aku hanya ingin permen! Cepat berikan padaku! Atau aku akan menangis sekarang juga!"

Jay menjatuhkan rahangnya tidak percaya, tebakannya sunghoon akan marah perihal dompetnya yang diambil. Dan yang terjadi, masih saja karena sebuah permen.

"Baiklah, aku akan memberikan mu permen saat kita tiba dirumahmu nanti" jay membukakan pintu mobil untuk sunghoon.

Bukannya menurut, sunghoon semakin menjadi dengan tubuhnya yang bergemetar. Ia kembali berjalan ke arah jay, lalu setelahnya...

"Maaf, aku tidak bisa menolak. Aku sadar kau memang anak yang manis, tapi juga nakal" jay berbisik tepat ditelinga sunghoon.

--¦--

Dering alarm berhasil membangunkan sunghoon dari alam mimpinya. Sorot matanya mengambil titik fokus yang tepat saat melihat jarum jam sudah berada di angka 6. Ingin sekali rasanya kembali terlelap dalam tidur seperti tadi, tapi mengingat dosennya yang bingas mengubah jadwal matrikulasi secara mendadak, sunghoon mau tidak mau mengesampingkan ego nya itu.

Sunghoon menarik langkahnya ke dapur, berniat untuk membasahi tenggorokannya yang kering. Lanjutlah Disaat ingin membuat roti isi untuk sarapan, sunghoon mendapati sebuah mangkuk berisikan kuah bening dengan campuran berbagai sayuran, dan sedikit ikan teri didalamnya. Ini sujebi namanya.

Reflek sunghoon langsung mengambil sendok, dan mencicipi sedikit makanan hangat tersebut.

"Ini masih panas, apakah seseorang datang ke rumahku barusan?"

sunghoon menggeleng acuh, tidak peduli siapa yang membuatnya. Ia hanya kembali melahap sup di mangkuk itu dan melupakan roti isi yang sudah ia buat.

Selesai dengan sarapan paginya, sunghoon cukup puas karena semangkuk sup ini. Entah karena rasanya enak, atau memang dasarnya sunghoon yang kebetulan sedang lapar.

Tidak lama notifikasi pesan berbunyi, sunghoon mengeritkan alisnya. Nomor nya tidak diketahui, namun isi pesannya...

[Sudah bangun?]
[Hari ini ada kelas pagi, cepat datang ke kampus]

Bagaimana bisa orang asing ini tau kalo sunghoon ada kelas pagi? Daripada membalas pesannya, akan lebih baik jika sunghoon hanya membacanya. Takut-takut orang ini mempunyai gelagat buruk pada sunghoon.

--¦--

Seperti biasa jika sudah tiba di kampus, tempat pertama yang akan di datangi sunghoon adalah perpustakaan. Ia harus mengembalikan buku yang dipinjamnya minggu lalu, mungkin hari ini akan ada buku yang ia pinjam lagi.

"Oh jake!" Sapa sunghoon.

Jake hanya melirik sekilas dan menjawab tanpa minat, "apa?"

"Dimana heeseung? Beomgyu juga? dan a-apa jay sudah datang?" Tanya sunghoon beruntun.

"Heeseung sakit, dan kau- masih berani bertanya tentang jay?" Diakhir kalimat jake tampak mendecih pelan.

"Apa salahnya?"

Bukan jake yang menanggapi. Namun, beomgyu menyahut dengan kepalanya saja yang muncul dari rak buku di tepi perpustakaan
"Ada yang mencari ku?"

"Aneh sekali, biasanya setelah minum-minum kau jarang ada niat pergi ke kampus" gumam sunghoon sambil menarik kursi perpustakaan.

"Oh kau lupa ya? jake bilang pada ku kalau tadi malam kau sangat memalukan karena terus melompat-lompat diatas meja bar dan memukul pintu kaca tiada henti. Yah, bagaimana nasibnya bar milik paman joon jika kau sering datang kesana"

Sunghoon balas tidak terima, "jake juga bercerita padaku, kalau tadi malam kau meneriaki namaku dan menganggapku spesies aneh. Kau bilang aku terlihat seperti burung yang berkepala manusia, pantas kah kau bilang begitu di depan banyak orang?!"

Jake menggeleng pasrah sambil menutup kedua telinga dengan tangannya, dan batinnya berbicara "hidup ku sangat tidak tenang"

"Benarkah? Ya lupakan saja, kita sama-sama salah" Pilihan akhir beomgyu setiap berdebat dengan sunghoon pasti selalu begini, lagipula sunghoon juga tidak ambil pusing.

"Ngomong-ngomong, apakah salah satu dari kalian membuatkan sup pereda pengar untuk ku pagi ini?"

Pertanyaan sunghoon kembali menghentikan kegiatan literasi jake, beomgyu juga langsung ikut duduk bergabung di meja bersama jake dan sunghoon.

"Aku saja tidak sempat sarapan" gerutu beomgyu sambil mengerucutkan bibirnya.

"Yang pasti bukan aku yang membuatnya, untuk masuk ke rumah mu saja tidak mungkin. Coba tanya nenek mu, hanya dia yang memiliki kunci cadangan rumah selain kau sendiri bukan?" Kini jake yang berbicara.

Sunghoon terpegun, Yang ia tau biasanya neneknya akan berkunjung ke rumah hanya setiap akhir pekan. Lagipula jika benar neneknya berkunjung ke rumah pagi ini, kenapa tidak memberi tahu sunghoon seperti membangunkan tidurnya? Lalu, sangat aneh jika neneknya berkunjung kerumah hanya untuk membuatkan sup pereda pengar dan pulang begitu saja setelahnya.

˙°˙°˙

Karena lama ga update, aku kasih 2 chap sekaligus wkwk

I'll be back - JayhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang