12

969 104 13
                                    

Saat ini sedang jam makan siang, sunghoon tak berhenti mengedarkan pandangannya ke seluruh area kantin. Berharap temannya datang menghampiri untuk bergabung dimeja makan bersamanya, namun sampai 10 menit sunghoon menunggu, tidak ada tanda-tanda keberadaan dari mereka di kantin sekarang.

"Aneh. Tidak seperti biasanya" gumamnya sambil menatap malas sekitar.

Jika ditanya kemana jay ? Ya, dia sekarang pasti sedang berlatih di lapangan. Jay mulai bergabung di club olahraga sejak beberapa bulan yang lalu. Tepatnya, ia menjadi salah satu anggota team basket di kampus. Mulanya tidak ada yang salah, sunghoon juga turut mendukungnya. Tapi seiring berjalannya waktu, semakin membosankan rasanya saat jay terus saja memiliki jadwal yang padat. Itu jelas mengurangi waktu mereka untuk berkencan.

"Hei!" Seru seseorang berkaos jersey nomor 12 yang menatap sunghoon dari pintu masuk kantin.

Tidak ada tanggapan dari sunghoon selain menoleh kesana kemari. Takut orang yang dimaksud itu bukanlah dirinya.

"Ya kau yang disana! Park sunghoon." masih dengan orang yang sama. Ia meneriaki nama sunghoon seraya berjalan ke arahnya.

"Sepertinya tidak ada lagi meja yang kosong, apa aku boleh duduk disini?" Tanyanya.

Sunghoon mengangguk dengan cepat, "oh tentu"

"Hari ini cuacanya bagus" ucapnya sambil menyendok yoghurt ke mulutnya. Basa-basi yang klasik.

'Jae sunbae-nim bahkan sudah keluar dari lapangan, sepertinya latihan sudah selesai. Tapi dimana jay ? Aku masih belum melihatnya juga'  sunghoon tidak fokus berhadapan dengan jae, ia sedikit cemas pada bocah si pecinta jagung yang juga masih belum terlihat disini.

Pemuda yang duduk satu meja dengan sunghoon di kantin sekarang ini adalah Kang Jaesoon yang merupakan mahasiswa tingkat 3 fakultas ekonomi, sekaligus ketua club basket yang satu team dengan jay. Sunghoon akui, seniornya yang satu ini memang sangat bertalenta dan memiliki pamor yang kuat hingga tidak jarang digandrungi oleh banyak orang.

Mereka sempat akrab karena dulunya jae pernah menjadi teman sekamar sunghoon di asrama kampus. Namun, tak sampai lebih dari satu bulan, sunghoon lebih sering memilih pulang ke rumah daripada tidur di asrama. Banyak rumor yang mengatakan kalau kamar yang ditempati jae dan sunghoon ini memiliki penunggu abadi. Padahal itu hanya rumor belaka yang belum dicari tahu kebenarannya sama sekali, namun kenapa sunghoon mudah sekali terpengaruh dengan hal yang seperti itu. Lucunya lagi, jae ikut keluar dari asrama dan memutuskan untuk tinggal di apartement yang tidak jauh dari kampus. Dia sama takut nya seperti sunghoon. Dan setelah kejadian itu, jae maupun sunghoon jadi jarang bertemu lagi.

"Sunghoon-ah... masih suka baca buku milik kenneth grahame?"

"Ya, terakhir yang ku baca bukunya yang berjudul The Wind in the Willows"

Jae sangat antusias saat mendengarnya, "itu buku yang sedang kucari sunghoon! Namun sayang, buku itu tidak lagi dijual di beberapa toko" raut wajahnya berubah lesu.

"Memang tidak ada lagi yang jual... aku sebenarnya meminjam buku itu di perpustakaan" balas sunghoon dengan sedikit kekehan kecil diakhir.

"Perpustakaan?!" Jae sedikit menghentak karena terkejut, dan sunghoon mengangguk sebagai jawaban.

"Ah sunghoon, bisa kau antarkan aku ke perpustakaan?" 

"Sekarang?"

"Ya sekarang."

Sunghoon langsung mengiyakan permintaan jae karena pikirnya hanya akan sebentar di perpustakaan.

Andai saja sunghoon tahu, ada sepasang mata yang sedang mengamati kepergian dirinya dan jae.

I'll be back - JayhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang