Pembunuhan,

33 2 7
                                    

nathalie menatap jalanan dari balkon lantai 17 sambil menyantap ice cream yang di pegang. Nathalie menoleh saat merasa namanya di panggil oleh seseorang "apa?" seru Nathalie dengan mengkerutkan kening "hmm, apakah kau akan keluar malam ini?" tanya jessycha sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Nathalie diam sejenak lalu mendongak menatap jessycha "mungkin ,namun kenapa kau bertanya seperti itu padaku ?" jessycha tersenyum "aku hanya ingin menitip Nanai mo bars , sudah lama aku tak memakannya " jelasnya yang diangguki oleh Nathalie menyetujui.
kemudian gadis itu masuk ke dalam ruang tamu dan duduk di sofa sambil menikmati ice cream yang belum habis di makannya.

💎💎💎

jam telah menunjukkan pukul 20.30 malam, Nathalie berjalan di trotoar sambil menenteng sekantong plastik berisi nanai mo bars pesanan jessycha tadi , Nathalie menghentikan langkahnya saat mendengar suara teriakan seorang wanita yang begitu keras, seperti menahan kesakitan. gadis itu terus berjalan namun hatinya seakan menyuruhnya mencari suara teriakan itu.
Nathalie berjalan mendekati sumber suara itu dengan perasaan ketakutan yang menyelimuti dalam dirinya.
semakin dekat Nathalie melangkah semakin keras pula suara itu terdengar, sehingga langkahnya berhenti di belakang sebuah gedung pencakar langit. mata Nathalie terbelalak saat melihat seorang pria dengan memakai jubah hitam dan tak lupa pula dengan tudung kepala yang menutupi sebagian wajahnya,tengah mencincang habis seorang wanita yang telah mati di tempat. Nathalie menutup mulutnya dengan telapak tangannya tak percaya dengan apa yang baru saja di lihatnya.
Tanpa sadar gadis itu menjatuhkan kantong plastik tersebut, pria itu menoleh ke belakang namun tidak ada seorangpun saat dia menoleh kebelakang ,dengan segera pria itu membereskan wanita itu menghilangkan jejak agar tidak ada
seorangpun yang tahu .

💎💎💎

Di sisi lain Nathalie berlari dengan sangat cepat namun gadis itu berhenti saat mendengar seseorang berseru dari belakang"berhenti" suara bariton itu sukses membuat Nathalie berhenti berlari lalu menoleh , seorang pria dengan setelan jas navy berdiri di depannya dengan menenteng sebuah kantong plastik yang tadi sempat terjatuh "apakah ini milikmu?"tanya pria itu sambil menyodorkan Kantong plastik yang di pegangnya , Nathalie mengangguk dan meraih kantong plastik dari tangan pria itu "te-terima ka-kasih" ucapnya terbata,pria itu tersenyum manis, dimana senyuman itu akan membuat para wanita bertekuk lutut terhadapnya "saat aku melintasi jalanan ini aku melihat kau menjatuhkan kantong plastik itu " jelasnya dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

Kini Nathalie tiba di depan apartemen gadis itu menekan tombol lift agar terbuka,kemudian Nathalie melangkah masuk dan kembali menekan tombol angka 17 karena memang kamarnya berada di lantai tersebut.
Ting pintu lift terbuka menampakkan ruangan berbeda, dengan langkah lebar Nathalie berjalan memasuki kamar, dia dapat melihat dengan jelas pria berkemeja putih yang begitu dicintainya tengah berdiri di balkon sambil menatap jalanan.
" Alvaro" seru Nathalie merasa di panggil pria itu menoleh "hai" sapanya dengan senyum yang tak pernah pudar " kenapa kau ada disini?" Alvaro menaikkan sebelah alisnya sambil berjalan mendekati kekasihnya itu."kenapa? memang aku tidak boleh bermain kesini? kalau begitu aku pulang saja" ucapnya dan berjalan hendak keluar dari kamar "bukan begitu"
"lalu ?"
"aku hanya tidak ingin kau terlalu lelah jika kau berkunjung ke sini"
Alvaro terduduk di sofa samping ranjang yang diikuti oleh Nathalie "honey"seru Alvaro seraya merangkul bahu kekasihnya "aku kemari hanya ingin mengatakan hal penting"sambungnya lagi, Nathalie menatap wajah tampan Alvaro begitupun sebaliknya "apa itu?"
"aku hanya ingin mengatakan kalau pernikahan kita di majukan menjadi Minggu depan"jelasnya yang langsung mendapat tatapan menyelidik dari Nathalie "kenapa buru²?"
"aku tak sanggup jika harus berada jauh darimu" Nathalie menepuk pundak Alvaro"plak"hingga sang empu mengaduh kesakitan"aw" ringisnya berlebihan.
Nathalie tampak seperti memikirkan sesuatu"hmm Tha, apakah kau setuju?"
Nathalie mengangguk menyetujui permintaan Alvaro.
"aku tahu kau akan setuju"ujar Alvaro dengan antusias membuat Nathalie memutar matanya malas, "jangan berlebihan"
"siapa juga yang berlebihan, ya sudah kalau begitu aku pulang dulu" pamit Alvaro sembari mendaratkan kecupan ringan di dahi Nathalie.
sedangkan gadis itu tersenyum malu dan jangan di tanyakan lagi Kini pipi Nathalie sudah seperti kepiting rebus.

                              💎💎💎

  Setelah sampai di mansion Alvaro langsung menuju kamarnya dan merebahkan diri di ranjang, ia tak henti² nya tersenyum membayangkan betapa cantiknya Nathalie di pernikahan ia sudah tak sabar untuk segera memiliki Nathalie seutuhnya "apa mungkin aku harus menelponnya sekarang?, atau mungkin dia sudah tidur? aakkkh sebaiknya aku juga istirahat dulu besok masih ada mobil yang harus ku perbaiki" Pria itu mengurungkan niatnya untuk menelpon Nathalie, ia memutuskan untuk beristirahat dan berharap agar ia bertemu dengan Nathalie di dalam mimpi nanti .

my husband psychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang