Weekend 4 - Takut🧊

127 20 8
                                    

Sungyoon berjalan

Dia hanya berjalan, tanpa tujuan

Sebenarnya dia buta arah, tapi itu tidak masalah selama dia memiliki ponsel

Sungyoon hanya perlu mengaktifkan lokasi di ponselnya lalu menelpon supirnya dan menyuruhnya untuk menjemput dirinya

"Minggir, Kak!"

Sungyoon menoleh ke belakang, ada anak yang mengendarai sepeda dengan cepat akan menabraknya

Karena terlalu cepat, Sungyoon tidak bisa menghindar

Braakkk

Sungyoon terjatuh terlentang, anak itu terjatuh telungkup disampingnya

"Kamu tidak apa-apa?" Sungyoon berdiri membantu anak itu

"Tidak apa-apa, Kakak juga tidak apa-apa kan?" Anak itu berdiri

Sungyoon menganggukkan kepalanya

"Aku pergi ya, Kak. Maaf karena menabrak Kakak"

Anak itu lalu pergi dengan sepedanya

Sungyoon kembali melanjutkan jalannya

Sungyoon melihat telapak tangannya, ada luka gores sedikit

Tidak apa-apa, nanti dia bisa mengobatinya di rumah

Sungyoon merasa dia sudah berjalan cukup jauh


Sungyoon akan pulang saja

Sungyoon merogoh sakunya, guna mencari ponsel

Tapi ponselnya tidak ada!

Sungyoon panik, pasti ponselnya terjatuh saat dia tertabrak tadi

Sungyoon menatap sekeliling, dia tidak mengenal tempat ini

Sungyoon bisa saja bertanya pada orang lain, tapi Sungyoon terlalu panik

Sungyoon lalu berjalan cepat tak tentu arah

Dia takut tidak bisa pulang

Sungyoon masuk kedalam gang kecil

Sungyoon merasa di ikuti seseorang, dia sangat takut sekarang

Bagaimana jika orang itu ingin menculiknya lagi?

Air mata sudah menggenang di pelupuk matanya

Sungyoon lalu bersembunyi di balik bangunan yang tidak terpakai

Orang itu menyentuh tangannya

"Sungyoon kenapa?"

"Jangan! Jangan bawa aku, hiks.. aku takut.."

Air mata Sungyoon mengalir

Orang didepannya melepaskan tangannya lalu menepuk pelan kepalanya

Seakan-akan mengatakan kalau dia bukan orang jahat

Sungyoon perlahan mengangkat kepalanya

Itu Jangjun!

Sungyoon langsung memeluk Jangjun dan menangis

"Aku takut, hiks..."

"Tidak apa-apa, aku disini. Sungyoon tidak perlu takut"

Sungyoon merasakan tangan Jangjun mengusap pelan punggung dan kepalanya

"Rumah Sungyoon dimana? Biar aku antar pulang"

Sungyoon menggelengkan kepalanya, dia tidak tau jalan menuju rumahnya

"Tuan muda?!"

Jangjun menoleh ke sumber suara begitu pula Sungyoon

Sungyoon mengenal suaranya, itu suara supirnya

"Tuan muda, Sungyoon?! Tuan muda dimana?!"

Sungyoon bisa merasakan kalau Jangjun menggendongnya di punggung dan berjalan menuju suara itu

"Permisi"

Sungyoon melihat Jangjun menepuk pundak orang yang mencarinya

"Tuan muda Sungyoon?!"

Sungyoon benar, itu supirnya

"Untung saya bisa menemukan tuan muda" supirnya berucap lega saat melihat Sungyoon di gendongan punggung orang itu

"Saya menemukan Sungyoon di balik bangunan itu"

Jangjun berucap sambil menunjuk bangunan tadi

"Terima kasih, saya supir tuan muda Sungyoon. Apa kamu bisa membawa Sungyoon ke depan gang? Saya akan mengambil mobil terlebih dahulu"

Jangjun menganggukkan kepalanya lalu mulai berjalan menuju depan gang

Sedangkan supir Sungyoon pergi untuk mengambil mobil

"Sungyoon"

Sungyoon berdehem pelan

"Jangan menangis lagi, aku lebih suka Sungyoon yang dingin daripada Sungyoon yang menangis"

Sungyoon tanpa sadar tersenyum tipis, hanya sekilas

Jangjun bahkan tidak melihatnya

"Jangjun"

Sungyoon memanggil Jangjun dengan suara pelan

"Terima kasih"

Jangjun tersenyum lebar. "Sama-sama!"

"Akhirnya Sungyoon memanggil namaku! Huu! Aku terharu! Ingin menangis!"

Jangjun selalu saja, merusak suasana

Tak lama kemudian mobil Sungyoon datang

Jangjun lantas menurunkan Sungyoon dari gendongannya ke dalam mobil

"Sampai jumpa besok di sekolah, Sungyoon!!"

Sungyoon melihat dari kaca, Jangjun melambaikan tangan kearahnya sambil tersenyum lebar

Sungyoon lalu merasakan mobil yang di naikinya bergerak

"Tuan muda baik-baik saja kan?"

Sungyoon menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan dari supirnya

"Ini ponsel tuan muda, saya menemukannya terjatuh. Setelah itu saya langsung mencari tuan muda"

Sungyoon menerima ponsel itu

"Lain kali saya akan pasang alat pelacak di baju tuan muda"

Supirnya berucap sungguh-sungguh

Sungyoon tersenyum tipis. "Tidak perlu sampai segitunya"

"Tuan muda sungguh baik-baik saja? Saya baru pertama kali melihat tuan muda tersenyum setelah tersesat"

Sungyoon langsung memasang wajah datarnya lagi

"Apa karena anak itu? Anak yang menolong tuan muda?"

Sungyoon melirik sekilas ke supirnya lalu membuang pandangannya

"Jadi tuan muda sudah melupakan dia dan memilih membuka hati untuk anak itu?"

Sungyoon menutup telinganya

"Diam!"

Sungyoon menatap langit, Sungyoon merindukan dia

Tapi setiap Sungyoon membayangkan dia, wajah Jangjun selalu terlintas begitu saja




















------------
Maaf baru update ya, wattpad dua minggu ini eror😭

Draf hilang sendiri, terus muncul lagi, hilang lagi, untung hari ini udah bener😢

Es Batu →JangYoon←✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang