⚠ horor // murder // blood ⚠
Merapalkan banyak doa agar tidak terjadi hal buruk yang datang, itulah yang mereka lakukan. Mereka yang bertugas menjaga raga kelima orang yang sedang menjalankan misinya.
"Ini masih lama ya?" tanya Winda memecah keheningan.
"Tergantung mereka, di sana banyak hambatannya apa enggak. Ini juga baru 25 menit," jelas Aji.
Hening lagi, tidak ada yang mengeluarkan suara. Menatap sendu pada Nata dan kelima orang itu secara bergantian, itu yang juga mereka lakukan. Mencoba membuang jauh-jauh hal buruk yang menghantui pikiran mereka.
"Temenin gue ke toilet yukk, kebelet banget ini!"
"Sendirilah ntar yang jaga Nata siapa?"
"Udah kalian ke toilet aja, biar gue aja yang jaga Nata. Lagian juga masih ada yang lainnya," ucap Chandra meyakinkan.
"Gue tinggal ke toilet dulu yaa, kalian sambil jagain Nata Chandra bisa kan?" ucap gadis itu dan diangguki semuanya.
"Masih lemes Chan?" tanya Rendy.
"Teu Ren, udah mendingan kok. Cuma pegel-pegelnya aja masih ada."
"Yaudah lo istirahat aja dulu, sambil jagain Nata sampai mereka berdua balik."
"Iya Ren, tenang wae ada aing."
Sudah 20 menit berlalu, tapi kedua gadis itu tak kunjung kembali. Mereka yang berada di ruang tamu jadi sedikit khawatir, takut akan ada hal buruk yang terjadi pada kedua gadis itu.
"Ini mereka berd-"
"ARRGHH!!! ENGGAK MUNGKIN!!"
Belum selesai Kunta bertanya, sudah ada suara yang memotong pembicaraannya. Suaranya sangat keras dan memekakkan telinga.
"Gue ke belakang dulu mau cek mereka berdua, kalian di sini aja jagain mereka berlima," pamit Jeffrey.
"Bang gue ikut!" ucap Cakra dan ikut berdiri.
"Yaudah ayo cepet!"
Kini Jeffrey dan Cakra bergegas menuju ke belakang. Mengecek apa yang telah terjadi pada kedua gadis itu.
"Hiks.. nggak mungkin.. hikss bukan gue!! Enggak mungkin gue yang ngelakuin hiks.." gadis itu menangis, menatap tak percaya apa yang ia lihat di depannya.
"H-hahh? Nggak mungkin kan?" ucap Cakra ketika sudah sampai di ambang pintu toilet.
"Gue hikss.. juga enggak tau bang!!! Bukan gue!! Hikss.."
"Udah cukup, lo tenang dulu. Nanti jelasin ke kita semuanya," ucap Jeffrey sedikit menenangkan. "Cakra tolong lo panggil Kun buat bantu gue bawa jasadnya." Jeffrey mencoba memindahkan jasad gadis itu, sambil menunggu Kun datang.
"Iya bang." Sedangkan Cakra membantu gadis itu berdiri, membantu memapah tubuh gadis itu dan membawanya kembali ke ruang tamu. "Ayo kedepan gue bantu lo jalan."
"Udah lo tenang dulu, gue yakin bukan lo yang ngelakuinnya," ucap Chandra pada gadis itu yang masih saja mengeluarkan air matanya.
Semuanya hening kembali. Mereka masih tak percaya dengan apa yang telah terjadi. Semua diam, dan sibuk dengan pikiran masing-masing.
Salah satu lelaki di ruang tamu itu bersuara, dan memecah keheningan.
"Ehh? Lihat lilinnya ada yang meredup."
Mereka yang mendengarnya mulai khawatir. Nafas mereka rasanya tercekat. Bayang-bayang akan hal buruk mulai menyelimuti pikiran mereka.
"Kita harus ngelakuin apa?!! Jangan sampai ada korban lagi diantara kita!!" ucap lelaki itu, yang memiliki lesung di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holiday Nightmare [TAMAT]✔️
Terror[COMPLETED] 'SHORT STORY' ⚠️ horor // murder // blood ⚠️ Rendy yang melihat segera berlari secepat mungkin. Menarik dan mengajak Nata pergi. "NATAAA!!!" Namun naas, tinggal beberapa langkah lagi Rendy dapat membawa Nata pergi. Arin sudah lebih cep...