[hampir 3k words-awas bosen]
⚠️ horor // murder // blood ⚠
"Ini masih lama? Kondisi mereka gimana sekarang? Hhhh!!!" ucap Ale sambil berjalan mondar-mandir tak tahu apa yang harus dilakukan."Udah Le, lo tenang aj-"
"Ehh!! Liat semua lilinnya udah enggak meredup lagi!!"
Aji belum sempat menyelesaikan perkataannya, namun sudah terpotong oleh perkataan Chandra.
Semua yang mendengar perkataan Chandra langsung mengalihkan netranya pada kelima lilin dan orang tersebut. Rasa lega dan senang mulai terasa pada mereka. Bersyukur karna Tuhan sudah mau mengabulkan doa mereka, agar kelima orang tersebut selalu baik-baik saja.
"Semuanya ikut gue ya, kita kembali sebentar lagi. Kita harus cari tempat yang lebih aman, dan jauh dari jangkauan Arin," instruksi Nining yang diangguki semuanya.Mereka, berlari sekuat tenaga mengikuti Nining. Tama dan Yuda juga masih tetap membantu Dirga untuk berjalan. Entah kenapa di setiap jalan, mereka selalu mencium bau busuk dan anyir yang sangat menyengat. Jaenan, Jevano, dan Nata berlari berada posisi paling belakang.
Masih sempatnya juga, dalam keadaan seperti ini Nata malah tersandung. Untung saja tidak ada mahluk lain ataupun Arin yang mengejar mereka.
"A-aduhh.. Jev tolong.."
Jevano yang hampir berdekatan dengan Nata langsung berbalik dan membantu Nata untuk berjalan.
"Astaga Nat, ayo cepetan kita jalan lagi, sebelum ketinggalan sama yang lainnya."
Akhirnya sampai juga mereka berlima di tempat yang lumayan jauh dari keberadaan mereka sebelumnya.
"Oke, tolong kalian semuanya saling bergenggaman tangan. Jangan sampai ada yang terlepas."
"Pejamkan mata kalian pelan-pelan, dan berkonsentrasi untuk mengosongkan pikiran."
Instruksi Nining dengan pelan, dan langsung dilakukan oleh mereka berenam.
Wusss~
Grisha merasakan pergerakan pada tangannya, dan melihat ke arah genggamannya."Nata?"
Atensi mereka semua yang berada di ruang tamu ini tertuju pada Nata, Grisha, dan Winda. Kembali juga mereka melihat kondisi kelimanya.
Ternyata benar apa dugaan mereka, kini ke enam orang tersebut mulai tersadarkan.
"Jaenan? Dek? Lo bangun kan? Dek?"
Jaenan juga membuka matanya pelan dan menatap kakaknya dengan tatapan lemah, "Bang Jef?"
"Syukur ya Tuhan, akhirnya lo bangun juga," ucap Jeffrey langsung memeluk sang adik.
Satu persatu dari mereka mulai bangun dan tersadar. Mengerjapkan matanya pelan-pelan sembari memperbaiki posisi mereka.
"Akhirnya, syukur kalian semua udah balik dengan selamat dan baik-baik aja," ucap Kunta merasa lega.
"Dir lo gapapa? Masih sakit atau lemes?" tanya Tama yang masih ingat kejadian beberapa waktu lalu.
"Udah gapapa kok, cuma pegel-pegel dikit."
"Nat?!! Akhirnya lo bangun juga, gue khawatir banget sama lo anjirr!! Astaga!! Lain kali jangan kayak gini lagi!! Ahh lo mah!!" kata Rendy seraya menghampiri untuk memeluk Nata yang baru saja tersadar.
Nata yang mendengarnya langsung memukul lengan Rendy.
"Hehh!! belegug sia! Orang baru sadar juga udah dimarahin! Aya Aya wae!!" saut Chandra yang masih setia duduk berdekatan dengan Nata di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holiday Nightmare [TAMAT]✔️
Horor[COMPLETED] 'SHORT STORY' ⚠️ horor // murder // blood ⚠️ Rendy yang melihat segera berlari secepat mungkin. Menarik dan mengajak Nata pergi. "NATAAA!!!" Namun naas, tinggal beberapa langkah lagi Rendy dapat membawa Nata pergi. Arin sudah lebih cep...