Bab 5

1.6K 223 21
                                    

10 tahun kemudian,

"Yo, Yuuji!!" Laki-laki dengan rambut dwi warna itu menoleh menatap orang yang memanggilnya,

"Senpai ada apa?" Tanya Yuuji,

"Bisakah kau ikut dengan klub sepakbola dalam pertandingan besok? Kau sangat hebat dalam hal olahraga dan...."

"Maaf, tapi aku harus menemani kakekku dirumah sakit besok, jadi mungkin aku tidak bisa membantu senpai" Yuuji membungkuk hormat dan langsung berlari dengan kecepatan tingginya,

"Dia benar-benar bisa berlari dengan cepat" sweetdrop senior Yuuji,

"Katanya kecepatannya setara dengan mobil"

"Memangnya dia Macan!!?"

"Sebenarnya dia lebih mirip gorila sih"

Yuuji berhenti tepat didepan sebuah rumah sakit, setelah sedikit berbincang dengan suster yang ada disana, dia langsung saja masuk menuju ke kamar kakeknya,

"Konbanwa, jiji" sapa Yuuji, dia langsung berjalan menuju ke vas bunga dan menganti bunga yang sudah layu itu dengan bunga baru yang dibawanya,

"Kau benar-benar anak yang baik, andai saja kakakmu juga seperti ini" ucap Wasuke yang duduk menatap Yuuji,

"Berhenti membicarakannya, kakek" Yuuji menatap kakeknya dan tersenyum lembut, bisa dilihat kalau dari balik senyumnya itu ada kesedihan yang begitu mendalam,

"Huuh, kau dan Sukuna itu satu, biarpun dia tidak ada, kau masih bisa merasakan kehadirannya bukan?" Yuuji tertawa kecil dan duduk di kursi,

"Maa, padahal sudah kubilang untuk tidak membicarakannya, tapi kakek benar-benar keras kepala, lagipula tumben sekali kakek sangat peduli dan begitu antusias membicarakan nii-chan" Wasuke tersenyum tipis,

"Lagipula, aku baik-baik saja. Kakek cepatlah sembuh, aku ingin menghabiskan waktu dengan kakek dirumah, bukan dirumah sakit seperti ini" Yuuji tersenyum lebar,

"Yaah, aku tidak bisa janji juga" Wasuke mulai berbaring dan menyampingkan tubuhnya,

"Yuuji, bantulah orang yang membutuhkanmu, jangan seperti kakek ini. Dan lagi, matilah dengan keren dan dikelilingi banyak teman yang menghargai mu, jangan menjadi seperti kakek begini, walau begitu kakek ingin terlihat sedikit keren didepan cucu bungsunya" senyuman Yuuji hilang seketika mendengar ucapan kakeknya, mata Wasuke sudah terpenjam dengan senyuman damai yang terukir di bibirnya,

"Kakek?" Air mata Yuuji mengalir, lagi-lagi dia kehilangan orang yang berharga baginya,

Dia kehilangan orang tua dan kesembilan kakaknya, lalu Sukuna yang juga pergi, sekarang kakeknya pun juga pergi. Apa memang dia ini ada untuk selalu ditinggalkan?

Yuuji duduk bersimpuh disamping ranjang Wasuke, dia mengusap air matanya dan hanya tatapan kosong yang tersorot dari matanya. Sejak awal dia memang tidak ingin menangis, itu bukan hal yang diajarkan oleh kakeknya. Menangis hanyalah untuk orang yang lemah! Misalnya saja Sukuna ada disini, mungkin dia akan menertawakannya. Dalam dirinya, setelah dia berpisah dengan Sukuna dan mulai tinggal dengan kakeknya, dia sudah berjanji dengan dirinya sendiri tidak akan pernah menangis.

Setelah mengurus kematian kakeknya, Yuuji kembali menuju sekolah karena ada barang yang tertinggal disana. Dia langsung berhenti seketika saat melihat kutukan dengan energi yang sangat kuat berada di sekolahnya, tanpa pikir panjang dia langsung berlari masuk kedalam. Di sanalah dia melihat sosok dengan rambut hitam yang selama ini hampir dia lupakan, teman masa kecilnya yang dulu selalu bermain dengannya dan Sukuna,

The Curse Twins [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang