Kisah Jendela Kaca

139 21 2
                                    

Naruto and all characters belongs to Masashi Kishimoto

SasuSaku/Family/Romance/AU/OOC/Typo(s)/Plotless/Oneshot

hari libur ini kita akan bersih-bersih rumah seharian.

DLDR

Enjoy Reading

.

.

Disuatu desa, tinggalah sepasang suami istri yang belum lama menikah dan belum juga dikaruniai buah hati. Mereka adalah Sasuke dan sang istri, Sakura yang tinggal disebuah komplek perumahan yang cukup mewah. Sasuke adalah seorang guru disalah satu SMA Negeri di kotanya, sedangkan Sakura berkesibukan memproduksi roti kering dirumah untuk kemudian dijual ke berbagai tempat. Mereka selalu hidup bahagian dengan segala sesuatu yang sudah ada. Namun, beberapa hari yang lalu mereka mendapati bahwa ada sebuah keluarga kecil yang akan menjadi tetangga baru dan tinggal disamping rumah mereka.

Pada suatu pagi, seperti biasanya sebelum bekerja Sasuke dan Sakura selalu menyempatkan diri untuk sarapan bersama.

"Sarapan apa pagi ini, Sakura.?"

"Sop bayam dan tempe marinasi."

"Oh, Ya sudah ayo makan." Sasuke selalu menyukai dan memuji masakan istrinya yang memang lezat. Sakura yang dulunya sekolah jurusan tata boga tentunya tak sulit untuk menciptakan cita rasa yang disukai oleh semua orang, tak terkecuali suaminya sendiri. Maka tak heran juga jika roti buatannya selalu laku sampai dikirim keluar daerah.

Ketika sedang asyik menyantap makanannya, tiba-tiba Sakura menatap keluar rumah mereka melalui sebuah jendela kaca. Dia terus saja mengamati gerak-gerik tetangga barunya yang sedang menjemur pakaian dihalaman rumah. Seketika Sakura tersenyum sinis dan berkata pada Sasuke.

"Sasuke, lihat deh... cuciannya kelihatan kurang bersih ya... sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar. Atau mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus."

Sang suami pun menoleh dan mengikuti kemana arah pandang istrinya tertuju. Namun, bukannya ikut berkomentar Sasuke justru hanya diam sambil memandang istrinya lekat-lekat. Sakura pun mengernyit heran dengan tingkah aneh suaminya.

"Kenapa Sasuke.?"

"Tidak ada, aku sudah selesai Sakura nanti aku pulang agak sore karena harus ikut acara koreksi bersama hasil ujian akhir semester anak-anak."

"Iya, tidak apa. Nanti sore mau dimasakin apa.?"

"Hmm, nasi goreng boleh deh."

"Siap aku buatin yang spesial khusus untuk suamiku tercinta."

Mereka tertawa bersama, kemudian Sakura mencium tangan Sasuke yang dibalas dengan ciuman yang mendarat dikeningnya. Mereka saling bertukar pandang dengan senyum yang menyiratkan segudang kebahagiaan. Itu sudah menjadi rutinitas mereka setiap pagi dan sore sebagai penyemangat dan penggugur beban yang sudah dipikul seharian. Mereka berusaha untuk sama-sama menunjukkan bahwa disisi istri yang taat ada sesosok suami yang penuh dengan tanggung jawab.

Hari pun berlalu dengan cepat, ketika pagi selanjutnya telah tiba dan ketika mereka kembali sarapan bersama. Lagi-lagi Sakura mengomentari tentang tetangganya yang sedang menjemur pakaian sedangkan Sasuke masih sama seperti sebelumnya hanya diam tanpa memberi tanggapan apapun. Dan sejak hari itu, setiap tetangganya menjemur pakaian, selalu saja Sakura memberikan komentar yang hampir sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci baju. Sementara itu, Sasuke pun juga hanya diam karena tak tahu harus bagaimana memberitahu atau menasehati istrinya.

Seminggu telah berlalu, Sasuke yang libur karena tanggal merah pun berniat untuk bersih-bersih rumahnya yang kelihatannya sudah agak kotor. Bukan karena Sakura tak pernah membersihkan rumah hanya saja, mungkin ada beberapa bagian rumah yang kotor dan tak terlihat dengan jelas oleh netra Sakura.

"Sasuke sarapan sudah siap." Kata Sakura memanggil suaminya yang sedang membaca koran sambil meminum teh diteras rumah mereka.

"Ya istriku, aku datang." Jawab Sasuke lalu segera bergegas masuk untuk sarapan bersama istrinya.

Tak berapa lama kemudian Sakura mengernyit heran saat memandang keluar jendela ia melihat pakaian-pakaian yang dijemur oleh tetangganya terlihat bersih dan cemerlang. Ia lantas berkata pada suaminya.

"Eh Sasuke, lihat deh sepertinya dia sudah belajar bagaimana cara mencuci dengan benar. Pagi ini baju cuciannya telah bersih mungkin dia melihat baju cucianku dihalaman yang bersih jadi dia ikut-ikutan deh."

Sakura tersenyum remeh sedangkan Sasuke menghela nafas

"Bukan begitu Sakura istriku. Pagi tadi aku bangun lebih awal untuk membersihkan jendela kaca rumah kita yang kusam dan kotor..."

Sakura pun terkejut mendengar pengakuan suaminya, ia jadi sangat malu karena telah selalu mencerca tetangganya selama ini tidak bersih mencuci pakaian, padahal kaca jendela rumahnya sendiri yang kotor dan kusam hingga membuatnya berprasangka buruk.

"Maafkan aku Sasuke, aku benar-benar tak tahu. Aku terlalu sibuk mencari kekurangan orang lain hingga lupa melihat diriku sendiri." Ucap Sakura lirih penuh dengan penyesalan.

"Tidak apa Sakura, kalau begitu hari libur ini kita akan bersih-bersih rumah seharian." Sasuke memberi komando dengan penuh semangat.

"APA.???!!"

Semenjak saat itu, Sakura merubah caranya memandang orang lain, ia memperluas pemikirannya agar tak lagi salah menilai seseorang. Dan semenjak saat itu, Sakura semakin rajin membersihkan jendela kaca rumahnya. Ia kini juga berteman akrab dengan tetangganya, bahkan tak jarang ketika sedang memiliki rejeki lebih Sakura membuat roti lebih banyak untuk diberikan kepada sang tetangga.

Dan begitu lah kehidupan.....

Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan pikiran kita. Lewat jendela mana kita memandangnya, jika kaca jendela yang kita pakai kotor sudah pasti yang kita lihat didepan sana akan kotor semua.

Jika hati kita bersih, maka bersih pula pikiran kita.

Jika pikiran kita bersih, maka bersih pula perkataan kita.

Jika perkataan kita bersih, maka bersih pula perbuatan kita.

Hati, pikiran, perkataan dan perbuatan kita mencerminkan bagaimana keadaan hidup kita. Mari bersihkan hati dan sucikan jiwa dari prasangka untuk bersama-sama menyambut bulan suci ramadhan yang tak akan lama lagi akan tiba.

.

.

END

.

.

Ambil hikmahnya ya dan terima kasih sudah membaca...

Berkenan vote dan review.?

Tugas Seorang Imam (SasuSaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang