02

1.3K 192 10
                                    

Selamat Membaca

Lalisa berjalan memasuki kelas nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalisa berjalan memasuki kelas nya. Pembelajaran akan dimulai sekitar tiga puluh menit lagi.

Ia duduk di bangku yang terletak paling sudut di belakang. Ia meletakkan tasnya di atas meja, dan buku-buku nya.

Gadis itu melepaskan sedotan dari susu kotak yang ia bawa, membuka plastik yang menjadi pelindung sedotan-- lalu menyucuknya di susu kotak 250 ml itu.

Susu coklat adalah kesukaannya. Dan meminum itu setiap pagi sebelum memulai pembelajaran, adalah kebiasaan nya.

Temannya-- Rosé, datang menghampiri. Perempuan itu mengambil kursi kosong di meja sebelah Lisa. Menaruh nya tepat di samping Lisa.

"Pagi, tampan!" sapa nya.

"Pagi juga tukang makan" balas Lisa.

"hei, jahat sekali, aku memuji mu dan kamu menghina ku!" Rosé kesal, menggembungkan pipinya, terlihat menggemaskan.

"Kamu ini seperti tidak tau saja sifatnya" sahut seseorang dari belakang.

"Menyebalkan!"

"Mau susu?" tawar Lisa, ia berniat menjahili temannya itu.

"Tidak, terimakasih! Aku tau apa maksud mu!" tolak Rosé. Dan Seulgi tertawa kencang. Lisa dan Rosé selalu saja bertengkar.

Lisa terkekeh, rosé terlihat sangat menggemaskan saat kesal.

"Kamu sudah selesai tugasnya?" tanya Seulgi, dia duduk di bangku depan Lisa, menghadap belakang.

"Tentu saja sudah, aku bukan pemalas seperti mu!" jawab Lisa. Tangan nya membuka tas, mengambil buku tulis milik nya.

"Thank you, bestie"

"Tsk!"

"Lisa, tadi pagi aku melihat Cha oppa, dia semakin tampan!" ucap Rosé.

"Ugh! Andai saja aku bisa dekat dengan nya" lanjut nya.

"Maka dekati saja, apa susah nya?"

"Dasar bodoh!" Rosé menyentil dahi Lisa yang tertutupi poni. "Dia sangat terkenal, tampan, pintar, baik hati juga, banyak gadis yang menyukainya. Aku tidak sanggup mendekati nya karena segitu banyaknya saingan"

"Coba saja dulu, jika belum mencoba, kamu tidak akan tau bagaimana" ucap Lisa, ia terus menyedot sedotan itu sampai isi yang ada di dalam kotak itu habis tak tersisa. Lalu menaruhnya di atas meja.

"Aku sudah tau bagaimana nanti nya. Sebesar apapun usaha ku, tetap saja aku akan kalah"

"Kalau begitu, tidak usah menyukai nya. Sukai saja seseorang yang sederajat dengan mu, itu lebih mudah"

"Lisa benar" sahut Seulgi. Ia baru selesai menyalin tugas Lalisa.

"Lihat Seulgi, dia menyukai Irene, tapi tetap diam saja, tidak seperti mu yang setiap hari mengatakan Cha Eun Woo itu tampan" ucap Lisa.

"Ayolah, alam semesta pun tau dia tampan" ucap Seulgi pula.

"Apa sebaiknya aku menyerah saja?" tanya Rosé lirih.

"Menyerah kata mu? menyerah apanya, bahkan kamu belum berjuang sedikit pun, bodoh!"

Lisa terkekeh mendengar perkataan Seulgi.

Belum sempat Rosé menjawab, bunyi sorak sorakan sudah berisik di depan kelas mereka.

"Tuh Irene, sana deketin" kata Rosé.

"Diamlah tupai!"

"Mereka setenar itu? sampai-sampai banyak sekali yang menyukai mereka"

"Bahkan mereka sudah banyak dikenal di lingkungan sekolah lain, Li" jawab seulgi.

"Oh, seperti itu"

"Kenapa? tumben kau peduli dengan seseorang? kau menyukai salah satu dari mereka, ya?" tanya Rosé penuh selidik, ia memicingkan mata nya dan jari telunjuk nya menunjukkan wajah Lisa.

"Bukan urusan-mu Roséanne Park" sarkas Lisa.

"Jangan menyukai Irene, aku tak akan menang jika bersaing dengan mu, Li"

"Aku bahkan tak tahu yang mana Irene"

"Jadi siapa yang kau tau?" tanya Rosé usil.

"Jennie" jawab Lisa tanpa sadar.

"KAU MENYUKAI JENNIE?" teriak Rosé.

"YA! ROSÉANNE!!"

Seketika semua mata tertuju kepada tempat Lisa dan rose berada.

Jennie pov

Huh? Apa aku tak salah dengar? dia menyukai ku?

Cih! aku tau aku cantik, kaya, dan sexy, tapi seorang wanita?

Iuh, menjijikan!

"Jen kau dengar itu?" bisik Irene.

"Bukankah dia menjijikan" jawabku.

"Jangan terlalu mengolok, terkadang karma tak pandang fisik" ucap Jisoo.

"Ya! Kim jisoo, aku masih normal!" bantah Jennie.

"Aku 'kan hanya memberitahu mu, Jen"

"Sudahlah lebih baik kita duduk, aku sudah pegal berdiri dari tadi"

"Dasar tua" ledek Jisoo yang langsung lari dari amukan irene.

"YAKK!! KIM JISO KEMARI KAU!!"

"Haish! kapan mereka akur" gumam Jennie

Tak sengaja mata ku bertatapan dengan matanya, dia terlihat dingin. Apa mungkin yang di bilang oleh temannya itu benar? Tapi jika benar, kenapa dia terlihat biasa saja ketika kita bertatapan?

Dasar aneh.

Pov end.

To be continue.

-Zarch
-Argef

Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang