01

1.4K 202 2
                                    

Selamat Membaca

Tiga mobil mewah memasuki kawasan Sekolah Menengah Atas Kebangsaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga mobil mewah memasuki kawasan Sekolah Menengah Atas Kebangsaan. Tiga orang gadis keluar dari mobil masing-masing.

Baru dua kali mereka melangkah keluar dari mobil-- Jennie, Jisoo, dan Irene sudah disambut dengan teriakan para penggemar laki-laki yang sangat mengidam-idamkan mereka.

Ketiganya tetap berjalan acuh, mengabaikan semua sorakan kata kata cinta dari penggemar yang diutarakan untuk mereka.

"Mereka sangat berisik" ucap Jennie malas, ia sudah sangat jengah dengan semua penggemar laki-laki nya.

"Dan bukan kah mereka kurang kerjaan" ucap Irene.

"Biarkan saja, selagi mereka tidak menyentuh kita, aku tak masalah sama sekali" sahut Jisoo.

"Kau memang suka menjadi pusat perhatian chu" Jennie berucap sinis.

"Diamlah, kita sudah hampir telat! kalian tau 'kan jam mata pelajaran pertama siapa yang mengajar!" papar Irene.

Jennie pun langsung melihat jam tangan nya.

"Mati kita! aku tak mau lagi di hukum membersihkan kamar mandi" ia menepuk pelan dahinya.

Bertepatan dengan itu, bel masuk berbunyi. Sontak ketiganya bergegas masuk ke kelas, dengan tergesa-gesa berlari ke tempat duduk masing-masing.

Tiga gadis famous itu masuk, di susul guru mereka dibelakang nya. Jennie duduk di bangku tengah, sebelah kanan nya ada Irene dan Sebelah kiri ada Jisoo.

Guru itu berdiri di samping mejanya. Ia sejenak memperhatikan murid yang masuk.

"Selamat pagi" ucap nya, mengawali pagi.

"Pagi, ssem!" dengan serempak para murid menjawab.

"Jennie, benarkan baju atas mu!" perintah nya.

Dengan cepat Jennie menarik baju bagian atas yang sengaja ia buka beberapa kancing nya. Setelah selesai mengancing atasan nya, ia memakai almamater yang bertengger di bahunya dengan benar.

Tok!

Tok!

Seseorang mengetuk pintu yang terbuka itu, ia sedikit memperlihatkan wajahnya. Pakaian seragam yang sama, sudah dipastikan jika dia anak baru, terbukti karena siswa/i tidak mengenalinya, kecuali dua orang.

"Oh kamu, masuklah! Pembelajaran akan segera dimulai" perintah nya.

"Ne" jawab gadis itu, ia masuk dan berdiri tepat di depan.

"Anak anak perhatikan! Kalian kedatangan teman baru, bersikap baiklah kepadanya, mengerti?"

"Ne ssem!" ucap semuanya.

"Bagus! Silahkan perkenalkan dirimu nak"

"Nama saya lalisa, panggil Lisa saja" ucap nya singkat.

Guru itu menyerngit heran. "Hanya itu?"

Lalisa terkekeh pelan, ia menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. Sambil sedikit menunduk.

"Yasudah kalo begitu, duduk lah di samping gadis itu" tunjuk nya. Rosé langsung saja mengangkat sebelah tangan nya.

"Ne, terimakasih"

Lisa pun segera membungkuk hormat kepada gurunya dan melangkah menuju kursinya

"Bukankah dia yang kemarin di kafetaria?" tanya Irene, Ia menoleh ke kiri.

"Aku pun juga merasa begitu" jawab Jisoo.

"Dia mengikuti kita sampe ke sini, apakah dia penjahat?" tanya Jennie

"Kau bodoh apa gimana? Tidak mungkin penjahat se-sempurna dia. Dia bahkan terlihat tampan, padahal dia wanita" bantah Jisoo.

"Kau terlalu gampang tertipu Chu, kau lupa? Suga yang tampan saja ternyata bandar narkoba. Apa karena dia tampan dia bukan penjahat, huh? muka tidak menjamin kelakuan, bodoh!" sarkas Jennie.

"Sudah diam, aku tak mau kena hukuman karna kalian berisik"

"Kau juga tadi bicara Ren! Tak bertanggung jawab sekali"

"Diamlah!" final jennie.

Lisa yang telah duduk di kursinya langsung di sambut tatapan sinis oleh kedua teman dekatnya.

"Kau bahkan tak memberitahu ku bahwa kau kembali" ucap salah satu nya, ia tampak kesal.

"Mian chipmunk, bukan hanya dirimu, orang lain juga tidak aku beritahu"

"Kau selalu seperti itu Lalisa" ucap Seulgi yang duduk di samping Rosé.

"Sorry-sorry, aku takkan mengulangi nya lagi"

"Teraktir aku di kantin" ucap rose.

"Kau memang tak pernah lepas dari makanan, ku kira kau sudah tidak doyan makanan" ejek Lisa, dia tertawa kecil setelah berucap.

"Ssttt! Diamlah! Ssem memperhatikan kita" ucap Seulgi.

Pertengkaran itu terhenti. Lalisa mengeluarkan buku tulis yang ada didalam tas nya dan satu pena. Lalu memfokuskan diri pada pelajaran yang sedang dibahas.

to be continue.

-argef
-zarch

Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang