Chapter 1 : Mensive

34 2 3
                                    


Seorang gadis berlari menembus rintik hujan, tidak ingin waktunya terbuang begitu saja karena hari ini hari yang cukup penting untuknya. Hari yang tidak bisa ia rencanakan setiap hari, hanya di waktu-waktu tertentu ia bisa melakukan ini. Sampai di depan sebuah cafe berkonsep minimalis, ia berhenti dan mengintip ke dalam. Memastikan sesuatu di dalamnya. Gadis itu tersenyum ketika melihat sosok yang dia cari.

"Maaf aku telat, hujan soalnya" ucapnya ketika sampai di meja milik sosok itu. Pria yang tadinya sedang memainkan benda pipih bewarna abu tua menghentikan aktivitasnya, tersenyum ke arah gadis itu. Ia juga senang bertemu dengan Binnie, nama gadis yang menghampirinya.

Sedetik kemudian rautnya berubah menjadi khawatir "Rambut kamu basah bin, deres ya?". Dengan cepat pria itu merogoh sakunya dan mengeluarkan sapu tangan. Lalu tangannya menarik tangan Binnie agar gadis itu duduk di kursi kosong sebelahnya. Dengan lembut berusaha mengeringkan rambut binnie dengan sapu tangan miliknya.

"Gak banget kok basahnya, ga banyak keujanannya juga orang gak deres-deres banget" 

Berbeda dengan Binnie yang terlihat risih dengan perlakuan pria didepannya. "Byungchan! Ihh!" Pria dengan nama byungchan itu tertawa melihat Binnie yang marah karena dia dengan sengaja menyeka wajah binnie juga, memang berniat menggoda Binnie. menampilkan lesung pipinya yang menambah cita rasa manis wajahnya.

"Daripada nanti kamu masuk angin?"

"Ya tapi ga mukaku di unyek-unyek"

Omel Binnie sebelum mereka berdua sama-sama tertawa.

Binnie dan Byungchan, pasangan LDR yang sebenarnya masih canggung satu sama lain, tetapi tetap saja mereka saling menyukai.

"Kangen gak dua bulan gak ketemu?" Tanya byungchan ketika Binnie selesai memesan kopi dan beberapa macam camilan untuk dirinya.

"Lumayan sih, tapi kan bisa vidcall tiap hari jadi ya ga lebay sih kangennya" jawab binnie. "Btw besok ternyata kita anniv chan"

"Mensive maksudnya?"

"Ah iya, apalah itu mensiv anniv aku gak tau bedanya apa. Ya pokoknya makasih ya udah bertahan selama 7 bulan ini" lanjut Binnie tersenyum

"Kamu juga ya, makasih udah bertahan sama aku selama itu. Hope we can do more in the future" ucap byungchan. Tangannya menggenggam kedua tangan Binnie dan mengelusnya lembut. Dengan perlakuan Byungchan, Binnie merasa senang belum lagi memang wajah Byungchan yang manis. Siapa yang tidak suka memandangnya?

"Jadi... kamu besok bisa anterin aku ga?"

"Kemana?"

"Aku mau cari buku, mungkin sekalian kita bisa jalan habis itu?"

"Oh.. hmmm aku gak janji tapi aku usahakan ya, kamu kan tau sendiri temenku di sini banyak jadi aku harus nemuin mereka ditambah kerjaan di kantor"

Perlahan senyum Binnie berubah menjadi senyuman kecewa. Sebenarnya dia sedikit berharap Byungchan mengajaknya untuk bertemu teman-temannya itu. Tapi tidak mungkin seorang Byungchan mengajaknya, kekasihnya itu punya dunia yang berbeda dengan dirinya. Lagipula Binnie sibuk dengan kegiatannya sendiri.

"Maaf ya?"

"Iya, kabarin aja besok kamu bisa apa enggak ya"

"Oke" Byungchan mengangkat jempolnya ke arah Binnie "Bin, ngomong-ngomong papa nanya. Kamu mulai siapnya kapan?"

Mata Binnie terbelalak lebar, kaget dengan pertanyaan Mr. Choi yang diperantarai Byungchan.

"S-siap apa? Nikah?" Tanya Binnie memastikan, Byungchan mengangguk. Binnie menarik salah satu tangannya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bingung harus menjawab apa. Sesungguhnya Binnie ingin menyelesaikan studynya terlebih dahulu, tapi keluarga Byungchan selalu mendesaknya untuk menikah.

Now or Never | TaeyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang