Hukuman

110 13 0
                                    

" WOI ANAKNYA PAK AGUNG! TUNGGUIN ABANG LO YANG GANTENG INI DONG! " emang gak ada malunya ni si vino, iya yang manggil anaknya pak agung itu si vino yang di sampingnya ada faisal yang cuman bisa nunduk gara gara malu sama kelakuan vino barusan.

" astaga bang! Berapa kali gue bilang, jangan teriak sambil manggil nama bapak gue njir! Malu didenger orang! " raka, anak dari bapak agung itu langsung memberikan protesnya kepada vino yang kini udah berdiri didepannya.

" lah kenapa protes sih? Orang gue bener manggil lo anaknya pak agung! Kalau gue manggil lo anaknya pak jono,baru deh tu lo boleh protes. " ucap vino dengan tampang watadosnya yang malah bikin raka pengen nonjok muka sok tampan itu!

" gue diem loh dari tadi, ngapa nama bapak gue jadi ikut keseret juga anjir?! " selaku anak dari pak jono yang sangat berbakti, sudah sangat jelas kalau faisal bakal ikut protes juga karna nama bapaknya ikut disebut sebut.

" yaelah gak papa kali sal nama bapak lo gue sebut, lagian cuman sekali sekali doang " sahut vino santai.

" sekali sekali mata lo tai! Orang setiap hari juga yang lo sebut nama bapak gue mulu bangsat! " bales faisal rada ngegas.

" hehe, nama bapak lo selalu nyantol sih sal di otak gue, makanya gue sebut mulu. " faisal cuman mutar bola matanya males, udah terlalu bosan nanggepin alasan vino yang gak pernah berubah dari dulu.

" kantin yok bang " ajak raka yang dari tadi cuman jadi penonton vip perdebatan tidak berfaedah dari kedua abang abangnya itu. Kini mereka bertiga berjalan beriring belum tau mau kemana, makanya raka mengusulkan mengajak ke kantin.

" ayo lah gue juga laper nih " balas faisal semangat, emang ni anak satu kalo soal makanan semangat terus kayak mau pergi perang.

Nah sampai di kantin mereka mesen deh tuh mau makan apa aja.
Vino sama raka mesen nasi goreng sedangkan si faisal lebih milih mesen mie goreng, soalnya ni anak masih trauma makan nasi goreng asin tadi pagi di kosan, jadilah dia milih makan mie goreng aja sekarang.

Selama di kantin mereka bertigalah yang paling berisik tak ketulungan, padahal mereka lagi makan loh:) Mereka ngoceh tentang segala hal mulai dari bahas tentang pagi hari yang sial bagi faisal, sampai bahas kenapa kalo makan harus lewat mulut, bukan hidung gitu. Bener bener unfaedah sekali emang, tapi kalau menurut merekamah itu semua penting.

.

.

.

.

Kalau si trio kecebong lagi riweh di kantin, maka empat tertua di kosan juga lagi riweh di ruang organisasi utama yang kebetulan mereka berempat menjadi bagian dari anggota organisasi itu, apa lagi juna yang punya gelar wakil ketua organisasi.

Sebenarnya para anggotanya tadi kumpul cuman untuk di bagikan sebuah data untuk di rangkap oleh setiap anggota organisasi dan selesai itu mereka boleh kembali ke urusan mereka masing masing. Jika anggota lain memilih segera meninggalkan ruangan, maka beda lagi dengan yang mereka berempat lakukan. Keempatnya malah lebih memilih melanjutkan diskusi tentang kosan disana. Pernan mendengar pepatah mengatakan, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui?. Nah anggap saja mereka berempat menerapkan pepatah itu sekarang ini.

" jadi gimana? " tanya galan sebagai yang paling tua diantara keempatnya.

" apaan yang gimana bang? "si bian yang emang dari tadi cuman diem ngelamun doang gak jadi gak ngerti sama yang di omongin galan barusan.

" peraturan kosan yang baru bian tai! " ujar galan masih sabar, belum aja tu pala si bian ditabok pakai buku kamus yang tebalnya sekitar 5cm. Bian cuman bisa nyengir kuda doang kearah galan yang masih sabar itu.

Kosan Ujung JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang