"Ayo lebih baik kita duduk dulu," Mereka duduk didepan Tv duduk di sofa, "Jadi gimana gyu? Ini tidak bercanda kan?" Beomgyu menggeleng lemas.
"Lalu ayah kamu gimana?" Ucap Ayah Hyejin "Tadi bibi Na tidak mengatakan soal ayah paman, aku juga terlalu terkejut jadi lupa menanyakan ayah," Beomgyu terus memegang kepalanya, itu terasa sangat sakit.
Fyi yang tadi menelfon adalah Bibi Na, Asisten sang Ibu, yang mengurus Beomgyu juga dari kecil.
"Kamu telfon lagi aja, biar pasti gyu," Beomgyu mengangguk dia menelfon kembali nomor Bibi Na
Halo bi?
(...)
Jadi Mama gimana?
(...)
Papa?
(...)
Ye? Be-belum ditemukan?
Mata Beomgyu memanas, dia sudah 2 kali terkejut, dan ini lebih parah lagi, dia memutuskan panggilannya, menopang wajahnya dengan tangan, dia akan menangis sekarang
"Sabar ya Gyu, pasti mereka selamat," Beomgyu mengangguk di sela-sela isakannya "Gyu ke kamar dulu paman bibi," Beomgyu terus menunduk saat berjalan, dia tak sadar dengan Hyejin yang mengikutinya.
"Huhhh, Gyu," Hyejin berhenti saat sampai didepan pintu kamar Beomgyu "Gue emang ga mau pulang, tapi bukan gini cara yang gue mau, tuhan? Ini terlalu berat." Hyejin tercekat saat Beomgyu berteriak seperti itu.
Tok tok tok
"Masuk," Hyejin membuka pintu kamar Beomgyu, Hyejin memeluk Beomgyu "Lo yang kuat ya," Beomgyu mengangguk dalam pelukannya.
"Gue tau kok mereka pasti selamat," Hyejin melepaskan pelukannya menatap mata Beomgyu dengan tatapan yang sangat tulus, "Intinya, lo harus bisa kuat," Beomgyu mengangguk
"Yaudah gue mau ke kamar," Hyejin membalikkan badan, tapi Beomgyu kembali memeluknya "Cuma lo yang bisa bikin gue setenang ini dikeadaan kayak gini," Hyejin membalikkan badannya kembali, "Namanya juga Choi Hyejin," Hyejin tersenyum dengan sangat manis menunjukkan gigi rapihnya lalu berlari dengan cepat keluar kamar.
"Besok papa mau pergi ke tempat Bibi kamu," Hyejin mengangguk "Kayaknya bakalan lama, daripada kalian berdua doang, ajak aja temen-temen nginep," Tambah ayahnya pada Hyejin, "Iya paa, walaupun ga papa suruh juga aku bakalan ajak mereka," Hyeji tersenyum, Ayah nya mengelus pucuk kepala Hyeji.
"Yaudah sana ke kamar, nanti makan malam dipanggil," Hyejin mengangguk lalu pergi ke kamarnya, dengan perasaan khawatir, mengingat Beomgyu juga bukan anak sekuat yang dia fikirkan
Hey, ini tentang orang tua, mana ada yang bisa nahan sakit dengan begitu tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Pergi - CHOI BEOMGYU ( Complete )
AcakHappy Reading💜 Its Complete🥰🥰🥳 "Gyu jangan pergi" - Choi Hyejin "Kenapa lo pergi?" - Choi Beomgyu "Aera juga sayang sama lo" - Choi Hyejin