1

91 15 38
                                    

Note: Seluruh nama-nama fantasi hasil menggaruk otak sendiri.

1 Viewers: 1 kasih sayang untuk Koala
1 vote: 1 daun Eucalyptus untuk Koala
1 Comment: 1 pohon Eucalyptus untuk Koala.

1 Viewers: 1 kasih sayang untuk Koala1 vote: 1 daun Eucalyptus untuk Koala1 Comment: 1 pohon Eucalyptus untuk Koala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis dengan jubah hitam itu mendongak menatap bulan biru yang bersinar terang di langit malam. Ia berada di ujung tebing. Tudung jubahnya jatuh diterpa angin, mengekspos rambut panjang berwarna ungunya.

Disampingnya—lebih tepatnya di bawah sebelah kakinya—seekor Koala tertidur dengan posisi duduk, dapat dilihat kepalanya hampir jatuh ke kanan atau ke kiri tapi ia berhasil menahannya.

Tadinya sih berhasil, tapi kepalanya menunduk dan seperti yang gadis itu duga, ia tak bisa menahannya. Koala itu jatuh dari tebing, tapi dengan sigap gadis itu menangkap lewat telekinesisnya.

Ia membawa Koala itu ke pelukannya, "Jangan mati dulu, Howly." Masih dengan mata terpejam, Koala itu bergerak mencari kehangatan di pelukan sahabatnya.

Gadis itu berbalik, menaikkan tudungnya lalu berjalan dengan wajah dingin. Netra matanya itu berhasil memberi tekanan magis disetiap langkahnya, tekanan magis yang membuat seluruh makhluk menjauh. Netra mata berwarna ungu yang misterius.

◄┢┅ீ͜ৡৢ͜͡✦━━━◇━━━ீ͜ৡৢ͜͡✦┅┧►

"Althea bangun bodoh, kau telat!"

"Thea kau sudah dua belas kali telat, jangan membuat rekor ke-tiga belas kalinya!" Hewan menggemaskan  dengan tinggi sekitar 30 cm itu terduduk di perut Althea setelah sebelumnya melompat-lompat.

Althea mengerang kesal. "Ada apa, Howly?"

"Ada ulat."

"Mana!" Sontak Althea duduk dan membuat Howly si Koala imut itu jatuh terjengkang dan menggelinding. Beruntung posisinya kembali seperti semula menghadap Althea.

"Aku bohong."

"Kau—"

"Kau telat kelas ramuan, bodoh!" potong Howly dengan wajah malas.

"Kenapa kau tidak bilang!" Althea bergegas bangun menuju kamar mandi.

"Ini ke-tiga belas kalinya ia berucap hal yang sama," gerutu Howly. Ia merebahkan dirinya dan kembali tertidur.

Althea berlarian dari asramanya menuju Valtory Academy, lebih tepatnya menuju kelas ramuan di bagian sayap barat. Ia sampai dan mendapati Mr. Grayson di depan kelas.

"Sudah keberapa kalinya kau telat, Thea?" ucap Mr. Grayson sembari mencampurkan beberapa bahan ramuan ke dalam cauldron atau kuali sedang.

Magica ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang