Awalnya?

2.3K 241 14
                                    

°

Mabuk.

Kesadaran menipis dan pikirannya terasa seperti melayang bebas.

Jung Jaehyun, bungsu dari keluarga Jung yang terkenal kaya raya dan berfisik nyaris sempurna itu malah terkapar tak berdaya di salah satu Club malam tengah kota.

Jaehyun tak berhenti menegak minuman beralkohol, hingga tubuhnya nyaris tumbang jika tidak di hentikan oleh Jungkook dan Mingyu. Kedua sahabat sejati dari orok, yang selalu menemani Jaehyun dan menghiasi hidupnya.

"Lo udah mabuk parah, kita balik sekarang, atau gue dan Jungkook bakalan ninggalin lo!" Gertak Mingyu yang sudah habis kesabarannya karena menasehati Jaehyun.

Jungkook juga sama jengkelnya, ia sudah tak mau berbicara dan mengambil botol minuman yang masih terisi di meja. Dengan asal dan seenaknya, Jungkook melemparkan botol minuman ke lantai hingga beberapa orang menatap mereka dengan aneh dan terkejut.

"Seret dia ajalah, anjing! Dia kagak bakal nurut kalau udah jadi sadboy!" Bentak Jungkook, wajahnya sudah mengeras dan tangannya basah oleh keringat emosi.

Jaehyun mendelik pada Jungkook dan Mingyu, ia lalu bangkit dari duduknya dengan kepayahan. Tangan kanannya memijat pangkal hidung disertai kernyitan di dahinya. Kepala Jaehyun di dera pusing yang parah, rasa mual juga kian menambah beban di tubuhnya. Biasanya Jaehyun sangat kuat saat minum alkohol. Mungkin tadi ia minum kelewat batas, sehingga Jaehyun sulit mempertahankan kesadaran dirinya.

"Ngga ada yang peduli sama gue! Bangsat semuanya lah babi! Gue bakal bunuh dia, gue bakal habisin dia yang udah rebut lo!" Akibat teriakan Jaehyun, pengunjung Club malam kini menatap dirinya. Volume musik yang di putar kencang pun perlahan mengecil hingga nyaris tak terdengar.

Beberapa bodyguard penjaga mulai mendekati Jaehyun, tidak bermaksud mengusir, mereka tahu siapa itu Jung Jaehyun jadi mereka mencoba untuk mengantarkan Jaehyun ke ruang kamar VIP di lantai atas, sebelum Mingyu dan Jungkook mencegahnya dengan berdiri di hadapan Jaehyun.

"Biar kami saja," Ucap Jungkook, raut datarnya masih mendominasi.

"Nde.." Bodyguard pun mengangguk lalu mundur dari sana.

Jungkook menatap Mingyu, kemudian tanpa lama menunggu, Jungkook dan Mingyu menyeret tubuh Jaehyun dengan paksa. Meski Jaehyun memberontak keras dan terus-menerus meracau hingga membuat telingan Mingyu dan Jungkook berdenging.

Sesampainya di parkiran, tak sengaja mata Jungkook menatap siluet yang membuat sahabatnya mabuk menggila. Pemuda mungil berwajah manis yang sedang berdiri di halte menunggu bus, tepatnya di seberang jalan. Berniat menghiraukan, tapi Mingyu malah memanggil pemuda itu dengan lantang.

"Renjun, woy!" Teriak Mingyu bak melihat setan. Teriakannya tentu mampu membuat Jaehyung meliriknya meski dalam keadaan setengah sadar.

"Renjun?" Bisik Jaehyun.

"Huang, sini lo bocah!" Teriak Jungkook saat melihat Renjun malah diam dengan kebingungan di sebrang sana.

Tak menunggu waktu lama, akhirnya Renjun menyebrang jalan dan kini berada dalam jarak yang sangat dekat dengan Jaehyun dll.

Renjun masih memakai pakaian kerjanya, maklum, Renjun memang kerja part time untuk membantu Ibunya yang hidup pas-pasan. Padahal Renjun masihlah anak SMA. wajahnya terlihat kelelahan tapi penasaran dengan Mingyu dan Jungkook yang teriak memanggilnya.

"Kalian kok ada disini? Kenapa?" Tanya Renjun dengan tenang.

Mingyu menghela nafas begitupun Jungkook. Keduanya berpikir jika Renjun itu bodoh atau pura-pura polos. Tentu harus Renjun tahu jika 3 semprul seperti mereka suka mengunjungi Club malam. Bahkan Jaehyun sering memaksa Renjun untuk bergabung yang sudah pasti di tolak Renjun.

"Jun.." Suara serak dari Jaehyun lah yang menjawab kebisuan. Jaehyun melangkah dengan kepayahan untuk sampai di hadapan Renjun. Karena tidak kuat, alhasil tubuh Jaehyun bersimpuh tepat di kaki Renjun.

"Ja-Jaehyun?" Renjun mendadak terkejut dengan tingkah aneh dari Jaehyun. Renjun menatap Mingyu dan Jungkook yang malah angkat bahu dan seperti hanya ingin menyimak saja. Kini Renjun fokus kembali pada Jaehyun yang mulai memeluk kedua kakinya.

"Kamu harusnya pilih saya, Renjun. Kamu ngga pantes sama si jalang yang jelas-jelas cuma manfaatin kamu.." Suara sengau milik Jaehyun tampaknya tidak begitu mengganggu Renjun, karena laki-laki itu justru terganggu dengan kalimat yang Jaehyun ucapkan.

"Jae--"

"Diam, Jangan potong ucapan saya!"

Renjun kembali menatap Mingyu, bermaksud untuk meminta bantuan, tapi Mingyu hanya diam memperhatikan tanpa niat untuk memisahkan.
"Jaehyun.." Bisik Renjun.

"Sampai mati saya ngga rela kamu jadi milik oranglain. Awas aja, saya bisa marah dan jadi setan kalau kamu sampai nikah sama oranglain. Renjun.. Kamu cuma punya saya.." Pelukan Jaehyun di kaki Renjun kian mengerat.

"Jaehyun, kamu jangan kayak orang gila gini." Renjun menatap cemas pada Jaehyun yang kini menangis sesegukan di kakinya. Renjun mencoba membuat pelukan Jaehyun terlepas meski sulit.

Akhirnya Mingyu dan Jungkook bergegas untuk membawa Jaehyun. Sudah cukup adegan memalukan begitu terjadi di depan mata mereka. Jaehyun sangat melankolis pikir Jungkook.

"Renjun, apa kurangnya saya, ha?!"

"Le-lepasin dulu, kamu kenapa sih, kok jadi kayak gini?" Renjun makin frustasi dan semakin keras menyingkirkan Jaehyun.

"Bro, udah lah. Ini bukan lo banget, kita balik sekarang." Mingyu meraih lengan Jaehyun begitu pula Jungkook yang meraih lengan satunya.

"Kampret, kenapa gue mesti liat adegan konyol gini." Jungkook menggeram tertahan.

Jaehyun mengamuk karena tak terima tubuhnya ditarik dan di pisahkan dari Renjun. Heran, tadi tubuh Jaehyun terkulai lemas tapi kenapa sekarang sangat kuat ya.

Renjun ikut-ikutan panik, jujur dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Padahal saat berjumpa dengan Jaehyun tadi sore, pemuda itu terlihat masih baik-baik saja, meskipun bersikap aneh karena tiba-tiba meninggalkannya begitu saja saat mereka tengah di cafe.

Setelah pelukan Jaehyun terlepas di kakinya. Ponsel Renjun bergetar, seseorang menghubunginnya dan entah kenapa hati Renjun menjadi tenang.

"Yeoboseo?"

"Renjun.. Apa kamu udah pulang kerja?"

"Ya, aku baru pulang."

"Bisa mampir ke rumahku? Ada titipan dari Ibuku."

"Tentu.." Renjun mengakhiri percakapan dengan senyuman tenang. Ya, yang menelepon barusan adalah Jiyoon. Gadis yang baru saja menjadi kekasihnya pada hari kemarin.

Tatapan Renjun kembali mengarah pada Jaehyun yang masih di seret perlahan oleh Mingyu dan Jungkook.

"Mingyu, Jungkook.." Panggil Renjun, menghentikan aktifitas kedua pemuda itu.

"Ya?" Tanya Mingyu.

"Aku kurang tau apa yang terjadi, tapi tolong jaga Jaehyun." Setelahnya Renjun membungkuk lalu tersenyum, kemudian melangkah pergi.

Jaehyun menatap punggung Renjun yang perlahan menjauh, di tengah ingatannya yang mengambang. Jaehyun tidak rela, Jaehyun merasa sangat kehilangan.

"HUANG RENJUN!" Teriak Jaehyun sekuat tenaga hingga pita suaranya serak di susul batuk-batuk.
"RENJUUUN!" masih teriakan Jaehyun menggema di kesepian malam itu.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang