Emosi

1K 125 12
                                    

°

Pagi hari yang amat suram di kediaman keluarga Jung. Biasanya meja makan ramai oleh ocehan dari Yerin dan Jaehyun, tapi kini Kakak-beradik itu saling diam tak bertegur sapa. Sibuk dengan makanan masing-masing tanpa perlu repot berbicara.

Jaehyun fokus melahap sarapan paginya. Meskipun olahan masakan di buat seenak mungkin,nyatanya lidah Jaehyun tak bisa mencecap rasa kelezatannya. Hambar, itu yang Jaehyun rasakan.

"Sedang memikirkan apa?" Ternyata Jung Haesoo alias ibunda Jaehyun sangat peka.

Jaehyun menghentikan aksi menyuapi dirinya hanya untuk menatap Ibunya. Jaehyun menggelengkan kepalanya, lalu kembali memakan suapan miliknya yang terakhir.

"Masalah percintaan bu, saya yakin Jaehyun di tolak oleh Huang-ssi." Suara lembut Yerin bak petir yang menyambar telinga Jaehyun.

Yerin dan Ibu Haesoo hafal betul siapa itu Huang. Itu karena Jaehyun yang selalu mengatakan tertarik pada seseorang bermarga Huang. Tapi mereka tak tahu jika sosok Huang yang menjadi tambatan hati Jaehyun adalah laki-laki

"Jangan asal bicara," Jaehyun melirik Yerin dengan sinis, rasa kesal Jaehyun belum hilang pada Yerin karena baginya, Yerin lah yang membuat hubungan Jaehyun dan Renjun memburuk.

Yerin masih terlihat santai, ia tak merasa sudah berbuat salah.
"Ibu tau sendiri bagaimana jujurnya saya. Lagipula, kau tidak bisa memaksa seseorang untuk menyukaimu."

Jemari Jaehyun terkepal erat, Jaehyun menatap Yerin dengan tajam meski wajahnya dingin tanpa ekspresi.
"Tak akan ada seorang pun yang bisa menolak saya."

"Dan manusia bebas menentukan pilihan," Yerin tersenyum pongah saat melihat sang adik berusaha menahan perasaan kesal padanya.

Yerin tahu Jaehyun marah, Yerin tahu pula jika Jaehyun tak akan pernah berani melawannya. Tentu, itu adalah peraturan di keluarga Jung. Seorang laki-laki di keluarga Jung tak boleh bertindak kasar dan semena-mena pada wanita, terutama keluarganya sendiri.

"Jaehyun, Yerin, kalian berdua masih saja tidak akur. Cepat berbaikan sebelum pergi dari rumah!" Ibu Haesoo sudah terlalu kebal dengan keributan dari kedua anaknya. Aneh, padahal mereka Kakak-beradik tapi kerap kali mereka seperti bersaing.

Jaehyun yang lebih dulu memilih untuk pergi dari meja makan. Sebelum benar-benar pergi, Jaehyun membungkuk hormat pada Ibunya dan dengan terpaksa membungkuk pada Yerin.

"Saya pamit pergi, semoga hari kalian menyenangkan." Dan Jaehyun mulai melangkah pergi dengan menggandong tas sekolahnya. Tas baru karena yang sebelumnya ia titipkan di Mingyu.

"Tak usah kesulitan mencari jodoh. Pada akhirnya ibu yang akan menjodohkanmu, Jaehyun." Perkataan dari Ibu Haesoo mampu membuat Jaehyun membatu seketika. Tak lama karena Jaehyun kembali melanjutkan langkahnya.

Perjodohan.

Itu kerap terjadi dalam keluarga Jung. Bahkan Jung Yerin, kakak dari Jaehyun pun sama, ia yang lebih dahulu di jodohkan oleh Ibunya.

Konyol sekali, perihal pasangan hidup pun di pilih oleh orangtua. Jika bukan Renjun, meski taruhan nyawa Jaehyun tak akan mau menerimanya. Hanya Renjun yang Jaehyun mau, tak ada yang bisa melarang dan mencegahnya, bahkan Renjun sendiri pun tak bisa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang