Prolog

53 11 0
                                    

-----****-----

Jam weker berbunyi tepat di pukul setengah tujuh pagi. Di dalam kamar seorang gadis bangun untuk memulai aktivitas. Gadis itu adalah Tessa Angela, seorang gadis SMA biasa yang sangat energik dan periang. Dia juga gadis yang selalu bersemangat, selalu berpikir positif dan suka menggambar.

Tessa menatap pantulan dirinya di depan cermin. Seragam sekolah yang telah terpasang rapi, rambut hitam di cepol menjadi dua, wajah dipolesi make-up yang tipis.

Perfect!

Beralih dari depan cermin. Tessa menyambar tas sekolahnya yang berada di atas meja belajar, sebelum keluar dari kamar. Hal terakhir yang di lakukannya adalah memakai sepatu sekolah.

"Ok, Tessa, ini adalah hari pertama lo!"

-----****-----

"Yang benar aja..!! Kenapa gue selalu terlambat naik bus..?!!" geram Tessa kesal sembari mengacak-acak gemas di halte bus.

Kringg..!!

Kringg..!!

Tessa menoleh ke samping kirinya dan menemukan sesosok manusia bantet duduk di atas sepeda lengkap dengan cengiran khasnya.

"Ketinggalan bus lagi, Sa?" tanya si manusia bantet dengan nada terdengar menyebalkan di telinga gadis itu.

Tessa tidak menjawab, dia memilih berjalan menuju sekolah sebelum tangannya di cekal oleh si manusia bantet.

"Tunggu dulu, main pergi-pergi aja...mau bareng nggak ke sekolahnya?"

Sebenarnya Tessa ingin sekali menolak, tapi dengan terpaksa dia harus mengiyakannya karena sekarang waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pas.

"Ok, tapi cepat! Soalnya udah terlambat ini" ucap Tessa memperingati.

"Tenang aja Tessa sayang, serahkan semuanya pada Beni si pembalap jalanan"

Tessa memukul punggung Beni cukup keras. "Udah, cepat jalan!"

Beni mengaduh kesakitan, cowok bantet itu segera mengayunkan sepedanya.

-----****-----

Tessa dan Beni sedang menuju ke sekolah. Ini adalah semester baru. Di tengah perjalanan, Beni tiba-tiba menghentikan laju sepedanya, membuat Tessa yang berada di belakang hampir terjungkal.

"Astaga!! Beniii...kenapa lo berhenti?" pekik Tessa dengan raut wajah kesal.

"Sialan.."

"APA? LO-"

"Bukan lo..." Beni menunjuk di depannya. "..tapi dia"

Tessa mengerutkan dahinya, dia segera turun dari sepeda dan mendapati sosok cowok jangkung turun dari dalam mobil yang berhenti di depan mereka.

Cowok itu menatap bagian belakang mobilnya yang terdapat goresan. Kemudian dia beralih menatap dua orang manusia di depannya.

"Cepat tanggung jawab! Lo udah buat mobil gue lecet"

Sebenarnya Beni tidak menabrak mobil hitam itu, dia hanya hampir menabraknya. Ok, salahkan pemilik mobil itu yang tiba-tiba berhenti di depannya. Alhasil Beni berhasil menghindari tabrakan meski mobil cowok itu harus mengalami sedikit lecet.

"Tuan, ini masih pagi dan itu hanya goresan kecil. Lo terlalu berlebihan" Tessa menjawab sambil berkacak pinggang.

"Berlebihan? Lo-"

"Udah.." Beni melerai perdebatan keduanya. Dia meraih tangan cowok itu dan menyerahkan beberapa lembar uang. "Ini buat memperbaiki lecet mobil lo!"

Fantastic BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang