-----****-----
DUGH..!
DUGH..!
DUGH..!
Tessa menyernyit, kesadarannya dipaksa kembali dari alam bawah sadar saat suara keras terdengar didepan rumahnya. Sudah seperti akan tawuran saja. Dia melirik jam weker sekilas dan menghela nafas kasar.
Pukul 10 malam.
Demi apapun dia sangat kelelahan dan butuh tidur.
Tessa bangun dari tempat tidurnya dengan malas, kedua matanya bahkan masih terpejam. Seolah kelopaknya tertempel oleh lem, benar-benar lengket.
Tessa menguap sembari menggaruk kepalanya malas. Anak itu berjalan malas menuju pintu.
Cklek..!
HOAAAM..
"Siapa?" tanyanya dengan mata setengah terpejam.
Hening.
Tak ada jawaban. Jadi Tessa mengucek matanya berusaha menjernihkan tatapannya yang kabur sekali. Menatap samar-samar dua sosok yang terasa familiar dihadapannya.
Mengucek matanya lagi.
Lalu didetik berikutnya Tessa berusaha menahan suaranya agar tidak meledak saat pandangannya sudah benar-benar jernih.
Itu Gabriel dan Beni.
Berdiri dengan penampilan yang acak-acakan. Seragam sekolah yang masih melekat di tubuh masing-masing, rambut kusut dan wajah kusam.
"Pffttt.... Bwahahahaha...!"
Gabriel dan Beni menatap tajam Tessa yang masih menertawakan penampilan mereka.
"Awwhh..awwhh..awwhh..!" Tessa meringis sembari memegang telinganya yang baru saja di jewer Gabriel.
"Tertawalah sepuasnya Tessa, biar telinga lo keluar" geram Gabriel kesal menatap tajam Tessa yang mengusap-usap telinganya.
-----****-----
"Jadi, ada apa kalian datang malam-malam kesini? Dan kenapa penampilan kalian seperti itu? Jangan bilang kalian mau numpang mandi di sini. Apa dirumah kalian listriknya mati? Sampai kalian datang hanya untuk numpang mandi" rententetan pertanyaan Tessa ajukan pada kedua orang yang duduk di depannya.
Perempatan siku muncul di pelipis Gabriel dan Beni. Dasar manusia tidak peka, pikir mereka berdua.
"Apa lo lupa kejadian tadi sore?" tanya Beni dengan nada kesal.
Tessa mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuk, dia kembali mengingat kejadian tadi sore. Dan mata Tessa membulat saat sudah meningatnya. Cewek itu beralih menatap dua orang manusia berbeda gender di depannya. Tessa terkekeh sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Mana mungkin dia melupakan kejadian yang mana penyebabnya itu adalah dirinya sendiri.
"Udah ingat sekarang?" sindir Beni kesal.
"Ehehe...maaf" sesal Tessa.
"It's ok, but..." Gabriel sengaja menggantungkan kalimatnya, dia beralih menatap Beni yang menyeringai sadis.
Tessa bergidik ngeri melihat seringai kedua sahabatnya itu.
Glek..!
-----****-----
"Katanya sahabat! Sahabat mana yang tega berlaku nggak adil pada sabatnya sendiri" Tesaa menggerutu sembari menaikkan selimut yang membungkus tubuhnya, agar tidak terlalu dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantastic Baby
Humorketika lo tiba-tiba di angkat menjadi ketua kelas, di kelas yang terkenal sebagai pembuat onar, apa yang akan lo lakuin?