FB~1

34 9 0
                                    

-----****-----

Tessa berlari di sepanjang koridor sekolah. Tujuannya hanya satu, dia harus segera menemui guru sekaligus wali kelasnya itu untuk mempertanyakan ucapan Gabriel benar atau tidak.

Masalahnya, Tessa itu orangnya BEBAS. Kadang datang ke sekolah tepat waktu, kadang juga telat seperti tadi contohnya. Kalau dia sampai terpilih sebagai ketua kelas, maka ucapkan selamat tinggal untuk kebebasannya itu.

Tessa menghentikan langkahnya tepat di depan ruangan yang bertuliskan ruang guru. Dengan langkah pasti, gadis itu membuka pintu di depannya. Karena sekarang jam istrahat, otomatis semua guru berada di tempatnya dan dia tidak perlu keliling sekolah untuk mencari keberadaan wali kelasnya itu.

Tidak butuh waktu lama untuk menemukan meja wali kelasnya itu yang berada tepat di tengah dan berada di deretan paling depan.

Tessa berjalan menuju meja wali kelasnya yang terlihat sibuk dengan berbagai kertas di atas mejanya. Mungkin tugas dari anak-anak kelas lain.

"Permisi pak!"

Pak John-Wali kelas X-2 itu menghentikan kegiatannya dari kertas-kertas yang ada di mejanya, dia beralih menatap gadis yang berdiri di depannya.

Tessa menelan salivanya dengan susah payah, saat melihat tatapan tajam dari pak John. Dengan segenap keberanian yang ia punya, Tessa akhirnya menyampaikan maksud kedatangannya.

-----****-----

"Gab, apa benar Tessa di angkat jadi ketua kelas?" tanya Beni yg masih tidak percaya dengan ucapan cewek itu tadi.

Gabriel memutar bola matanya malas. "Iya, mana mungkin gue bohong"

"Bagaimana bisa Tessa di tunjuk jadi ketua kelas?" tanya Louis yang sama penasarannya dengan Beni.

Gabriel menghela nafas, dia menatap dua orang manusia di depannya bergantian. "jadi gini...

#Flashback On

Setelah Tessa keluar dari kelas dengan di ikuti kikikan geli dari teman-teman sekelasnya, pelajaran kembali berlangsung dengan tenang.

Kringgggg...!!

Kringgggg...!!

Kringgggg...!!

Bell berbunyi dengan nyaring, membuat mata para murid yang tadinya terkantuk-kantuk, menjadi terbuka lebar.

Pak John, guru matematika sekaligus wali kelas X-2 memukul meja guru cukup kuat untuk menghentikan kegaduhan yang terjadi di dalam kelas. Seketika semua murid yang tadinya sibuk sendiri, beralih menatap sepenuhnya ke depan.

"Hari ini kita akan melakukan pemilihan untuk ketua kelas yang baru" kata Pak John. "apakah di antara kalian ada yang berminat?"

"...." Tidak ada jawaban yang keluar dari setiap murid.

"Kenapa semuanya diam?" kembali Pak John bertanya.

"Tentu saja nggak ada. Orang gila mana yang mau menjadi ketua di kelas ini? Kalaupun ada, pasti nggak akan bertahan lama" batin Gabriel menjawab pertanyaan gurunya itu.

"Baiklah, kalau tidak ada yang mau, saya akan menghukum kalian semua lari keliling lapangan dua puluh kali selama seminggu" ancam Pak John.

Dan seketika semua mata para murid membulat sempurnah, mereka menatap horor wali kelas mereka yang kejam itu. Tentu saja mereka tidak terima. Seketika kelas kembali gaduh akibat saling menunjuk menjadi ketua kelas.

"STOPP!!"

Seketika semuanya menjadi diam, saat mendengar suara menggelegar dari Pak John.

Fantastic BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang