Hari Tak Bahagia

10 2 0
                                    

Malam ini sepertinya Febri sulit untuk terlelap. Sudah pukul 00.30, padahal biasanya 3 jam yang lalu dia sudah berkelana dalam mimpinya. Karena bingung mau ngapain, akhirnya dia memutuskan untuk melanjutkan membaca novel yang belum selesai. Baru sempat ingin membuka novelnya, tiba-tiba ponselnya bergetar, segera dia mengeceknya. Ternyata akun instagramnya bertambah 1 pengikut, namun dihiraukannya. Kemudian melanjutkan aktivitasnya.

Pukul 02.03 dia sudah terlelap dalam tidurnya dengan buku yang masih ada di tangannya. Beberapa jam kemudian azan subuh berkumandang. Tak mau melewatkan sholat berjamaah, Febri bergegas menuju mushola.

Pagi ini diawali dengan drama kaos kaki Bayu yang hilang sebelah. Mau tidak mau kakaknya harus membantu mencarinya.

Selesai dengan drama kaos kaki, kini drama gerbang sekolah harus dihadapinya. Bukan karena telat, tapi dia berangkat terlalu pagi.

"Ini libur apa gimana sih? Masa jam segini gerbang belum dibuka?" gerutunya pada diri sendiri sambil mondar mandir depan gerbang. Belum ada orang sama sekali, beberapa menit kemudian satpam datang.

Bel telah berbunyi. Febri sangat bersemangat hari ini. Ketika menuju jam istirahat ada siswa yang memanggil Febri untuk ke ruang BK. Perasaannya tidak enak, padahal dia tidak pernah terlambat ataupun melanggar peraturan-peraturan sekolah.

Ada apa ini? Kan gue tadi gak terlambat, gue juga pakai seragam lengkap kok. Jangan-jangan gara-gara waktu itu gue pernah bolos waktu classmeet, tapi kan cuma sekali. Toh itu juga pas kelas 10. Kalo iya seharusnya Dwi dan Fara juga dipanggil, masa gue doang? Aduhh semoga gak ada apa-apa.

Dalam hatinya menuju ruang BK Febri terus memikirkan ini dan itu. Namun mencoba terlihat tenang. Dia termasuk siswa yang jarang sekali masuk ruang BK, kecuali ketika akan mengumpulkan tugas atau berkonseling ke gurunya.

Sesampainya di ruang BK Febri kaget ternyata ada Arga di sana.

"Arga? Kok di sini?" tanyanya bingung.

"Feb Ayah kecelakaan," Arga langsung to the point.

"A-ayaaahhh," teriaknya histeris dan kaget.

Setelah berpamitan dengan guru di BK dan meminta surat izin, Arga langsung membawa Febri menuju rumah sakit. Sepanjang perjalanan Febri terus menangis dan memanggil-manggil ayahnya.

Di rumah sakit sudah ada ibu dan Bayu yang sedang berpelukan erat. Lalu Febri dan Arga menyusulnya. Kemudian dokter yang menanganinya keluar dari ruangan, dan memberitahukan bahwa tidak bisa menyelamatkan nyawa pasien.

Tangisan mereka pecah. Melihat jasad yang sudah terbujur kaku. Duka sedang menyelimuti dunianya. Secepat itu orang yang sangat disayangnya pergi. Padahal tadi pagi masih tersenyum dan bersenda gurau dihadapannya.

🍁🍁🍁
"Lia nanti pulang sekolah Ayah jemput ya," tanya Ayah Febri ketika sedang makan pagi.

"Tapi kan Ayah pulangnya malam, masa Lia harus nunggu di sekolah sendirian sampai malam. Nanti kalo diculik sama om-om gimana?" mengambil sepotong ayam goreng.

"Gak papa diculik om-om, daripada diculik huntu, nanti kamu gak bisa makan ayam goreng lagi hahaha," lawaknya.

"Huntunya gak berani nyulik Kakak Yah, kan Kak Lia galak," timpal Bayu.

"Heh orang kalem dan secantik gini dibilang galak," balasnya.

"Gimana kalo Lia yang jemput Ayah? Nanti Ayah tambahi uang jajannya deh," tawar ayahnya.

"Gak mau, Lia sibuk,"

"Sok sibuk,"

Diakhiri tawa keempatnya.
🍁🍁🍁

Sweet CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang