Rezeki Anak Sholehah

7 1 0
                                    

Febri POV
Triiiinggg
Triiiinggg
Triiiinggg
Suara alarm membangunkan gue dari mimpi indah. Padahal lagi mimpi ketemu cogan (cowok ganteng). Mau lanjut tidur lagi pasti nanti mimpinya beda lagi.

Gue belum beranjak dari tempat tidur. Menatap langit-langit kamar yang dipenuhi dengan kata-kata motivasi. Bukan hanya khayalan, tapi di langit-langit kamar memang tertempel banyak kata-kata motivasi.

Terinspirasi dari seseorang. Katanya biar ingat kalo gue harus punya tujuan hidup. Tiap kali mau tidur gue baca, dan tiap bangun tidur gue juga baca. Seperti saat ini, walaupun terasa berat menjalani hidup, gue harus tetap jalani. Karena ini lah kehidupan gue.

Sengaja ngeset alarm jam 5, karena semalem abis begadang nonton drakor. Ya mau gimana lagi, kalo udah penasaran susah buat nunda-nunda nonton. Akhirnya kebablasan sampai jam setengah 3. Walaupun masih ngantuk tapi gue paksakan buat ambil air wudhu kemudian sholat.

Akhir-akhir ini jam tidur tidak teratur. Efek holiday ya beginilah. Mentang-mentang gak ada tugas, gak sekolah, gak harus bangun pagi. Tidur jadi sesuka hati.

Hari ini toko yang gue kelola mulai beroperasi. Alhamdulillah banget si, bisa bantu-bantu ibu. Jangan salah, walaupun gue masih anak SMA tapi gue sedikit-sedikit paham lah tentang manajemen toko. Belajar dari ayah, ibu, dan internet. Sebenarnya gue juga punya banyak temen yang udah cari uang sendiri, baik sepantaran ataupun lebih tua dari gue. Mereka juga termasuk orang-orang yang menginspirasi. Usaha yang dijalankan termasuk sukses. Nah, gue tentunya belajar dari mereka. Tiap bulan sekali ataupun 2 bulan sekali kita ngadain meet up. Sekadar temu kangen ataupun sharing tentang usaha mereka.

Biar gak nambah ngantuk gue putuskan buat mandi. Ya walaupun toko baru buka jam 8, tapi gue harus berangkat pagi.

Jam 7 gue baru kelar bersih-bersih kamar dan bersih diri. Tiba-tiba ibu manggil gue buat sarapan.

"Lia ayo sarapan," panggil ibu dari luar kamar.

"Iya bu bentar," jawabku.

"Jangan lama-lama. Adikmu udah nungguin," lanjut ibu.

Gak tau kenapa tumben banget Bayu mau sarapan harus nungguin gue dulu. Biasanya makan sendiri. Tapi udah beberapa hari ini juga sih gue gak sarapan bareng sama ibu dan Bayu. Lebih tepatnya gue yang gak bareng mereka.

Selesai sarapan gue pamit sama ibu. Ibu sempat khawatir tentang kejadian kemarin. Tapi gue berusaha yakinin ibu gak akan terjadi apa-apa.

Gue juga heran si. Kayaknya gue dan keluarga gak punya musuh bebuyutan. Tapi ada aja orang yang iseng sama apa yang keluarga gue lakuin. Ya gak selamanya semua orang suka sama kita, pasti kalo iri dengki itu wajar lah ya. Namanya juga manusia.

Karena males bawa kendaraan sendiri, gue putuskan buat naik angkutan umum. Arga tadi pagi nawarin gue mau nganterin ke toko, tapi dia berangkat jam 6 ke kampus, katanya si ada kegiatan yang gak bisa ditinggalkan. Gak mungkin juga gue berangkat sepagi itu.

Sambil nunggu bus dateng, mending gue promosi toko kue aja. Beberapa hari yang lalu gue bikin akun instagram buat toko gue. Karena masih baru followersnya pun masih sedikit. Selesai promosiin di semua sosmed tanpa terkecuali, bus pun datang.

Tempat duduk udah penuh, mau tidak mau harus berdiri. Posisi gue di tengah-tengah, saat gue liat ke depan, ada sosok yang juga berdiri tak jauh di depan sana. Tapi dia memunggungi gue. Memakai masker, topi, dan kacamata. Gue pandangi dari atas sampai bawah.

Kok gak asing ya. Kek pernah liat. Ah gak mungkin, ngapain juga dia naik bus pagi-pagi gini. Biasanya kan dia selalu naik motor. Batin gue.

Tak beberapa lama kemudian gue turun karena letak halte ini tak jauh dari toko. Gak ada 5 menit udah sampe toko. Tapi sepanjang perjalanan gue ngerasa aneh, kayak ada yang ngikutin. Beberapa kali lihat ke belakang tapi gak ada orang.

Sweet CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang