2

34 11 25
                                    

Abian berjalan dengan seragam SMA nya yang sudah rapih dari atas hingga ke bawah kaki. Dia melewati perumahan, bukan perumahan seperti komplek tapi hanya sebuah perusahaan biasa, karena semenjak dia lahir keluarganya jadi hidup serba sederhana

Berjalan dengan seenaknya, menginjak botol botol lalu di tendak pelan seperti orang yang sedang bermain bola, di oper dari kaki kanan ke kiri sembari langkah nya yang terus berjalan

"Liat nih tendangan ala Ronaldo wati" berbicara pada dirinya sendiri sembari memposisikan badannya seolah sedang menendang bola, padahal yang sedang di tendang hanya sebuah botol

Bukkkkkkkkk

Botol tersebut melayang bebas di udara lalu masuk ke dalam tong besar yang berisi sampah

"Widihh gila. Udah ganteng, keren, hebat, siapa lagi kalo bukan gue" bergaya sambil menyombongkan dirinya

'Coba lagi ah' dia mulai mengambil aba aba, lalu memposisikan badannya

"JURUS SERIBU BAYANGAN" teriaknya dengan semangat yang menggebu-gebu

Pletakkkkkkk

"HUAAA MAMAAA" botol tersebut tepat sasaran, bukan masuk kesebuah tong besar yang tadi, tapi tepat sasaran mengenai bocah usia 5 tahun an, dia menangis dengan suara yang lantang

"Eh aduhhh, mampus dah gua, mana kena bocah lagi" muka bian seketika pucat dan keringat dingin karena melihat benjolan di kepala bocah tersebut akibat ulah Bian

"HEH TANGGUNG JAWAB LO!" seorang bapak bapak keluar dari salah satu rumah lalu menghampiri Abian dengan muka garang nya

'Buset pawang nya serem banget .....' ucap nya dalam hati dengan memasang muka sok di melas melasin

"Kok tanggung jawab si, kan ga saya hamilin" jawab Bian dengan tampang sok polos ga ngerasa bersalah, padahal aslinya udah gemetaran

Dia melihat keseliling berusaha untuk lari dari situasi ini, baru selangkah dia ingin pergi, bapak bapak tadi langsung menghampirinya sambil menarik kerah baju Bian

"Pak ampunn pak, saya minta maaf, saya masih muda belum sempet nikah. Gamau mati dulu pak" Bian berbicara dengan nada gemetar sambil memasang muka melas supaya mendapat pengampunan, keringan bercucuran dari keningnya hingga membasahi seluruh muka

Bukkkkkkkkk

Tubuh bian di hempas begitu saja kebawah, hingga bokongnya menyentuh tanah dan mengotori sebagian celananya, lalu dia berusah untuk mundur pelan pelan sambil dalam keadaan posisi duduk, berusaha untuk berdiri dan memutar balikan tubuhnya sambil menepuk nepuk celana nya yang kotor tadi

"Untung aja bapak bapak coba kalo bukan, udah gua gantung tuh di monas" dia berbicara dengan nada pelan, tapi masih bisa di dengan oleh bapak bapak itu

"WOIII BILANG APA LO BARUSAN!!!" saut bapak bapak tersebut dengan muka yang merah, pertanda bahwa dia sedang marah

"Emm a-anu pak. Gg-ganteng banget deh, kaya Ronaldo wati" Bian berbicara degan gugup sambil menggaruk telinga belakang menandakan bahwa dia sedang grogi setengan mati, orang tersebut langsung melototkan matanya tak terima dengan pengakuan Bian

"Eh Cristiano Ronaldo maksdunya, maaf ya pak anak nya tadi benjol" memasang wajah cengegesan

'Cabut ah gua ngeri dimakan, serem banget tuh muka'

Lalu dia melanjutkan perjalanannya sesuai tujuan awal yaitu ke sekolah. Dia berjalan sambil mengingat ngingat seperti ada yang kurang, seperti ada yang tertinggal

'Kok kaya ada yang ketinggalan, tapi apa ya' berusaha untuk mengingat nya lagi

'Bentar deh, ini gua dari tadi kok jalan kaki, lho motor gua kemana?!!' wajahnya seketika langsung panik

AbianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang