"gimana? Udah dapet villa yang bagus, gak?" mereka bertiga kini sedang duduk di koridor fakultas. 2 hari dari sekarang, mereka akan berangkat kebandung untuk stay-cation sekaligus menonton penampilan band ojun dan juga kawannya.
"nih, lo liat aja dulu. Kalau menurut gue, sih udah bagus ya. Mana murah lagi," laras menyodorkan ponselnya dan membiarkan anna yang memegangnya.
"kalau menurut lo, gimana, ya?" anna meminta pendapat aya.
Aya mengangguk kecil, "udah oke, sih menurut gua. Tapi itu ada yang kosong, kan?" aya memastikan. Laras mengangguk mantap, "masih ada yang kosong, kok. Makanya ini gua mau cepet-cepet untuk booking biar gak keduluan sama orang lain,"
Anna menyerahkan kembali ponsel laras dan membiarkan gadis itu untuk mengurus soal booking villa. Keadaan sempat hening sejenak namun berubah saat aya tiba-tiba berdiri dan merapikan buku yang ia tak masukkan kedalam totebag.
"Lo mau kemana, ya?"
"pulang."
Laras maupun anna sudah paham kalau aya menyebutkan kata pulang itu artinya ia ingin pulang kerumahnya, bukan pulang ke kost.
"lo mau ngambil pakaian apa gimana?"
Aya menggeleng, "gua Cuma mau nengok kamar gua doang, sebelum gua tinggal lama ke bandung,"
"kan kita gaada 2 minggu disana, ayaa"
Gadis itu terkekeh pelan, "tetep aja, kan gua mau pergi. Masa gak nengok kamar dulu sebelum pergi? Lagian kali aja gua ketemu bokap nyokap dirumah, ya sekalian izin, lah. Udah, ya gua duluan. See you girl!" tanpa menunggu jawaban dari laras maupun anna, aya langsung melangkahkan kakinya sembari melambaikan tangan tanpa repot menoleh ke arah mereka berdua.
Entah mengapa, tapi aya tiba-tiba ingin menjenguk kamarnya dahulu sebelum ia pergi.
***
Saat taksi online yang ia tumpangi telah sampai dititik pengantaran, aya langsung bergegas masuk tanpa ingin menunggu satpam rumahnya yang membukankannya pagar, "selamat datang, neng aya. Tuan sama nyonya juga baru nyampe 30 menit yang lalu. Dan sepertinya mereka belum keluar," satpam itu langsung melaporkan hal yang bahkan aya tidak menaanyakannnya sama sekali.
"terima kasih, mang,"
Sebenarnya tak ada bedanya jika dirumah ini kedua orang tuanya ada ataupun tidak ada. Sama-sama tetap sepi dan ia tak ingin ambil pusing. Meski ia sudah tidak mengunjungi kamarnya selama 3 minggu, aya rasa bonekanya tidak terlalu berdebu untuk ukuran boneka yang ditinggalkan empunya selama 3 minggu. entah, lah, aya tidak ingin memusingi hal tersebut.
Aya merebahkan tubuhnya ke ranjang yang sudah ia tempati selama hampir 2 bulan lamanya. Karena sekarang masih terbilang cukup sore, jadi ia memilih untuk tidur sejenak, ditambah lagi beberapa hari terakhir ini ia kurang istirahat dikarenakan sedang dalam masa masa UAS.
Ia terbangun begitu mendengar ketukan dipintu kamarnya dan sosok yang mengetuk pintu kamar itu memanggilnya untuk turun makan malam. Aya mengenali suara itu, dan memilih untuk mencuci muka dahulu sebelum akhirnya turun untuk makan malam.
Nayanika merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara. Ia memiliki seorang kakak laki-laki yang kini tengah tinggal di Kalimantan karena tuntutan pekerjaan. Sehingga disinilah ia, dimeja makan hanya bertiga dengan ayah dan ibunya. Meskipun begitu, makan malam dirumah ini memang selalu seperti ini, sunyi. Suara yang menguasai ruangan hanyalah suara yang dihasilkan dari gesekan antara sendok dan juga piring.
Meskipun duduk berhadapan, namun aya sadar kalau atmosfer diantara kedua orang tuanya sedang tidak baik-baik saja.
Lagi pula, kapan mereka baik-baik saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
unfinished; jaemin [on going]
Teen Fictionaya tidak mengerti. bagaimana mungkin sebuah kisah dipaksa untuk selesai -bahkan disaat kisah itu belum dimulai? ini mungkin bukanlah kisah yang memiliki akhir yang bahagia. jadi, jangan terlalu berekspektasi, ya? 2021 © sealenophile