T

17 7 11
                                    


Setelah meninggalkan ruangan itu, Rilda pun menatap tajam punggung laki-laki bernama Alta di depannya ini.
Saat Alta menoleh ke belakang, Rilda masih menatapnya sangar ia tak mau berkerja di perusahaan detective ini.

Untuk apa sih ada detective? Ketika polisi dan tentara sudah ada?! itu pemikiran Rilda.

"Ngapa lo liat gue kek ngintai makanan ha?" sarkas Alta menatap balik Rilda.

"Penjebakan apa yang Papa lo lakuin ke Papa gue sehingga dia gak berdaya gitu?!" tanya Rilda begitu penasarannya.

"Penjebakan, what? that is games girl bukan penjebakan!" jawab Alta yanh membuat Rilda menatap remeh ke arahnya

"Jangan sok inggris lo, masih bermodalan setengah! gue gak tahu apapun dan tiba-tiba kenapa gue langsung yang di tarik sih dalam permainan kalian?!"

"Gue gak tahu apapun, karena tugas gue hanya menjalankan perintah dari Papa gue untuk membawa lo ke sini." sahut Alta membuat Rilda bertepuk tangan dengannya.

"Cih, katanya gak tahu apa-apa kenapa sok-sok'an bilang mau jeblosin Papa gue ke penjara ha? jangan sok cerdik padahal lo lagi nyembunyiin kebegoan lo di depan gue!" balas pedas Rilda membuat Alta tak bisa mengontrol emosi sehingga mencengkram lengan tangan Rilda dengan erat.

"Lo pikir gue bego?! gue gak akan pernah menjadi seorang detective jika gue bersikap bego! lo tahu?!" ucap Alta sambil menatap tajam mata Rilda, bukannya takut, Rilda semakin menajamkan matanya tanpa berkedip.

"Alta, apa yang kamu lakukan?!" teriak Zero laki-laki berumur 28 tahun itu kepada  Alta yang sedng bersikap kasar kepada perempuan.

Teriakan itu membuat Alta dan Rilda menoleh ke sumber suara, dan terlihatlah sosok laki-laki tampan dengan setelan serba hitamnya menatap tajam ke arah Alta.

"Gue cuma nunjukin sikap yang harus ada dalam jiwa detective." balas Alta lalu melepas cengkramannya.

"Gak sepatutnya lo kek gitu, Pak Devan gak pernah ngajarin lo kek gitu untuk memperlihatkan jiwa dan sikap dari detective."

"Huh, berisik lo. Kalau gitu lo urus ni bocah." pekik Alta membuat Rilda emosi karena di kira bocah, itu penghinaaan yang sangat samar menurutnya.

"WOI, AKTA KELAHIRAN LO SEHARUSNYA ADA DI LEMARI GAK COCOK DISINI!" teriak Rilda sambil menatap punggung Alta yang sudah menjauh.

"Dasar! padahal umur gue tu sama persis sama dia, enak aja gue di kira bocah." gerutu Rilda kecil membuatnya bibirnya manyun-manyun.

"Hai, kenalin saya Zero ketua dari kelompok kamu dan Alta, karena tugas kalian akan selalu saya yang sampaikan ketika petinggi sudah memerintahkannya, salam kenal." ucap Zero lalu menjabat tangan milik Rilda.

"Ya, salah kenal  egh... salam kenal maksudnya." balas Rilda membalas balik jabatan tangan itu.

"Apa kamu sudah kenal dengan Alta?" tanya Zero yang di angguki Rilda.

"Iya dia orang asing yang berani pegang pipi saya tiba-tiba terus katanya mau gigit, " jawab Rilda yang membuat Zero terkekeh.

"Kamu maklumi saja dia ya, karena dia orangnya suka berubah-berubah tergantung moodnya." ucap Zero lagi yang membuat Rilda terkejut, "benarkah?"

Mendengar kalimat terkejut Rilda, Zero pun menganggukkan kepalanya.

"Ya sudah, anak itu pasti sudah menunggu kita di mobil ayo berangkat." ajak Zero membuat Rilda menautkan alisnya bingung.

"Eh-eh tunggu, kita mau kemana?"

"Menjalankan misi lah," sahut Zero membuat Rilda terkejut, "sekarang juga?"

"Iya, sekarang. makanya ayo cepet
berangkat sebelum kita terlambat." ucap Zero lalu menariktangan Rilda yang masih terkejut dengan semua yang terjadi, padahal tujuan iya kesini, hanya untuk menanyakan manusia yang bernama Alta itu, tentang maksud dari perkataannya kemarin yang telah ia ucapkan.

Di sisi lain Alta sudah berada di luar mobil ketika tahu, afinka berada di mobil milik Zero. Afinka yang konon sangat tergila-gila dengan Alta pun sudah bergelayut manja di lengan tangan milik Alta yang sudsh menampilkan wajah datarnya.

"Altaaa, aku seneng banget deh bisa nugas bareng kamu." ucap manja Afinka yang membuat Alta bergelidik ngeri dengan gadis yang tak mau lepas dari tangannya ini.

"Dasar Zero lucknat! gak bilang kalau wanita menjijikan ini se-tim kali ini denganku!" ucap Alta dalam hati menggerutu.

Saat Zero dan Rilda sampai di depan betapa terkejutnya Rilda dengan gadis yang sedang melekat di tangan milik Alta yang sudah kelelahan menyuruhnya untuk menjauh dari tubuhnya, namun usaha Alta selalu sia-sia.

Rilda tersenyum puas dengan siksaan yang Alta alami, seketika itu Alta menoleh mendapati Rilda sedang menertawakan kesengsaraannya.

"Sayang, kamu udah dateng." ucap Alta langsung memiliki ide dan dengan cepat melepas kuat pegangan dari Afinka lalu Alta menuju ke ara Rilda yang sedang berdiri menghadap belakang.

Alta pun memeluk Rilda membuat gadis itu sontak terkejut dengan perlakuan Alta yang tiba-tiba.

"Kalau lo mau tahu masalah kemarin maka, lo harus mau nurutin apa kata gue." bisik Alta di telinga Rilds yang menoleh menatap tajam Alta yang sudah menaikkan kedua alisnya.

Tbc.

Partner Ngeselin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang