D

16 8 21
                                    

Karena begitu penasaran dengan sosok laki-laki bernama Alta itu keesokan paginya Rilda pun menghubungi nomer yang ada dalam lembaran lowongan kerja yang di berikan limited edition kepada semua orang.

Dan Rilda pun di suruh datang ke perusahaan dari kantor semua detective membuatnya mengiyakan saja untuk bertemu dengan laki-laki kemarin itu.

"Rilda, kamu kok gak pernah ngajak Nando kesini lagi sih sayang?" tanya Mamanya-Aura kepada putrinya yang sudah berpakain rapi.

"Lagi marahan, Ma. Yaudah ya Ma, aku ada janji jadi Rilda pamit dulu, Bye." pamit Rilda kepadanya Mamanya lalu berlari keluar dari rumah besarnya.

"Hati-hati, jangan ngebut kalau bawa mobilnya." teriak Aura membuat Rilda mengangguk mengerti dan di dengar oleh Chika-- kakak kedua Rilda yang sudah menjabat menjadi CEO dalam perusahaan Gamenya yang sangat Trending sekarang.

"Mau kemana sih anak itu, Ma?" tanya Chika turun dari tangga sambil menatap Mamanya yang baru saja menoleh ke arahnya, "gak tahu, katanya ada janji gitu."

"Palingan juga pacaran sama Nando yang bego itu, Ma." pekik Chika yang langsung di gelengkan oleh Mamanya, "Gak, katanya dia lagi marahan gitu."

"Alhamdulillah deh, mudahan aja cepet putus." doa Chika membuat Mamanya menjitak kepalanya pelan, "ish, kamu ini gak boleh doain hubungan adik kamu kandas kek gitu."

Di sisi lain, Rilda sudah sampai di depan perusahaan yang besar menjulang bertingkat itu, dan Rilda pun segera masuk dengan membawa biodata dirinya di tangannya.

"Selamat datang," sapa dua karyawan kepada Rilda yang baru mau membuka pintu tapi, pintunya malah di buka kan.

"Ah, iya." balas Rilda terkejut.

"Oh ya, ruang tunggu dimana?" tanya Rilda di sampingnya sudah ada dua karyawan yang membukakan pintu tadi.

"Anda tidak perlu menunggu, katanya langsung di persilahkan masuk ke ruangan." balas gadis dengan suara khas lembutnya membuat Rilda menautkan alisnya.

"tapi kan saya belum, di interview?" pekik Rilda yang membuat dua karyawan itu tersenyum, "anda tidak perlu di interview sebab, anda sudah di terima." ucap dua karyawan itu serempak membuat Rilda terkejut tak percaya.

Lalu Rilda pun di antarakan ke lantai 3 ruangan pintu 001, membuat Rilda dag-dig- dug gugup karena, mau bagaimana pun ini adalah pengalaman pertamanya untuk berkerja.

"Hai, kita bertemu lagi gadis imut." sapa Alta yang baru saja sampai di depan pintu itu membuat Rilda melangkah ke arahnya, "to the point, gue mau jawaban gue cepetan!" ucap Rilda tak sabaran membuat Alta tersenyum dengan sikap gadis imut ini.

"Kita masuk dulu aja, Rilda." ucap Alta sambil merangkul pundak Rilda yang membuat Rilda sontak gugup sekali, apalagi saat membuka pintu sudah ada banyak orang yang berdiri dan menatapnya, dan termasuk ...

Termasuk ... apa?!! PAPANYA?!

"Papa," ucap Rilda terkejut mendapati Papanya yang baru berdiri dari bangku paling depan.

"Alta, kamu memang pandai bermain ya." ucap Geo--Papa Rilda yang membuat Alta tersenyum dan mengangkat alisnya membuat Rilda menoleh menatap ke samping tepatnya, Alta yang tak mau melepas rangkulan eratnya ini.

"Jelas, detective harus lebih cerdik daripada siapapun." balas Alta tersenyum, membuat Rilda bingung dengan keadaannya sekarang.

Ia melihat Alta dan Papanya saling melepar senyum remeh, membuatnya langsung melepaskan rangkulan itu dengan sekuat tenaga dan setelah lepas, Rilda pun melangkah ke arah Papanya.

"Pa, maksudnya Papa disini apa? bukannya Papa ada di Jerman buat nyelesain pekerjaan Papa?" tanya Rilda di hadapan Papanya yang menatapnya tersenyum.

"Papa kamu sedang bermain dengan saya, Rilda. Tetapi, waktu ini adalah waktu kesialannya dan membuatnya kalah telak." sela seseorang keluar dari ruangan pribadinya yang berusia sekitar sama dengan Papanya.

"Maksudnya apa?!" tanya Rilda tak mengerti maksud ucapan Pak Tua itu.

"Kamu tidak perlu tahu sekarang, yang jelas kamu adalah pion untuk menyelesaikan permainannya sekarang ini." ucap seseorang Pak tua itu lagi membuat Rilda menautkan alisnya kembali.

"Ha? Pion? Penyelesaian permainan? maksudnya apa?! Rilda gak ngerti, Pa." tanya Rilda menatap dengan pertanyaan ke arah Papanya.

"Kamuakan bekerja disini untuk menyelesaikan kekalahan Papa tanpa di gaji sayang, dan juga kamu akan berkerja 24 jam non stop tanpa hari libur pula." jawab Geo menjelaskan membuat Rilda melotot tak percaya.

"Apa?! Gak! Rilda gak mau Pa, untuk apa berkerja tanpa di gaji dan juga 24 jam non stop tanpa hari libur? Gak Rilda gak mampu."

"Kalau kamu tak mampu, maka Papa kamu akan langsung saya jebloskan ke penjara." kini Alta yang bersuara membuat Rilda masih tak mengerti dengan situasinya sekarang ini.

"Anak saya akan menjadi partner selama kamu berkerja disini, selama waktu yang saya tentukan." ucap Pak tua sambil merangkul Alta membuat Rilda tak tahu harus apa.

"Apa kamu bisa menolong Papa?" tanya Geo kepada putrinya yang bertengkar dengan dirinya dalam pikirannya.

"Rilda, jika kamu memang gak sanggup ... Papa bisa kok ke penjara untuk menyelesaikannya." ucap lagi Geo membuat Rilda langsung menggeleng.

"Rilda bakalan kerja disini, untuk Papa." balas Rilda langsung cepat membuat Alta, Papanya dan Papa Rilda tersenyum.

"Makasi ya, Rilda. Inget jangan kasih tahu siapapun masalah ini, termasuk Mama kamu." peringat Geo yang di angguki oleh Rilda.

"Oke kita mulai berkerja sekarang." ucap Alta membuat Rilda menoleh mentapnya terkejut tak percaya.

"Apa?! sekarang?"

"Iya, masa tahun depan, ayo ikut gue." ucap Alta kembali membuat Rilda hanya mengikutinya dengan tatapan tajam.

Mereka pun meninggalkan ruangan itu,

Tbc.

Partner Ngeselin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang