S

15 8 45
                                    

"Happy aniversary two years, beby!" seru bahagia Rilda sambil merangkul Nando dengan senyuman yang mengembang namun, Nando seperti orang yang tidak bersemangat ia hanya menatap mata Rilda tanpa tersenyum.

"Kamu kenapa?" tanya Rilda ketika melihat Nando tidak bersikap biasanya.

"Gakpapa, aku cuma capek tadi kerja di kantor." jawab Nando membuat Rilda mengangguk mengerti.

Nando memang bekerja sebagai Manager di perusahan terbesar di kota jakarta ini, setelah berkerja sikap Nando perlahan-lahan berubah, dari yang romantis menjadi cuek. Biasanya jika hari Anniversary hubungannya, maka Nando yang menyiapkan segalanya.

Tapi, kali ini Rilda yang menyiapkannya karena Nando yang sepertinya tak mengingat hari kebahagiaan ini.

"Aku punya hadiah buat kamu, Beby." sahut Rilda lalu menyodorkan kotak hadiah kecil nan imut kepada Nando yang mengambilnya tanpa ekspresi.

"Makasih." balas singkat Nando membuat Rilda mengangguk sambil menyimpul senyumnya.

"Kamu ... gak punya hadiah buat aku?" tanya Rilda karena sikap Nando yang aneh menurutnya.

"Maaf ya, awalnya aku udah beliin kamu hadiah tapi, sekretaris baru aku dia butuh kado untuk adiknya, makanya aku kasih ke dia." jawab Nando membuat Rilda kembali memgangguk mengerti.

"Yaudah deh kalau gitu, gakpapa. Kita potong kue ini aja, sama kita nonton di bioskop ya aku udah beli tiket VIP loh." ucap Rilda yang kembali di tolak oleh Nando,

"Aku capek, aku mau istirahat."

"Tapi, kan ini hari bahagia kita, biasanya juga kita lakuin itu." lirih Rilda memandang Nando.

"Kamu ngertiin aku dong, Ril. Aku capek! habis kerja mana lagi perusahaan sedang bermasalah. Kamu jangan kekanakan gini kenapa? ingat kita udah sama-sama dewasa." balas Nando membuat Rilda terkejut dengan sikap Nando yang bernada membentak kepadanya.

"Dan satu lagi, kamu lebih baik cari kerja juga, kamu gak akan mungkin selamanya pengangguran dan bergantung sama aku dan keluarga kamu." lanjut Nando lalu memalingkan wajahnya dari Rilda.

"Nan, kamu kenapa sih berubah banget! Dulu siapa yang bilang ke aku kalau aku gak boleh kerja, kamu kan. Kamu katanya yang berkerja dan aku gak perlu, mana ucapan kamu sekarang? dan kamu berani membentakku, kamu bener-bener berubah, aku kecewa sama sikap kamu." balas Rilda mrlempar tiket nontonnya lalu meninggalkan Nando dengan kekecewaannya.

Nando hanya bisa memijat keningnya, sedangkan Rilda sudah lama meneteskan air mata dan keluar dari apartemen kekasihnya itu dan melaju menggunakan mobilnya.

Rilda memang anak orang kaya, para kakaknya juga sudah sukses terjun dalam dunia bisnis semua. Sedangkan dia? masih dengan pekerjaannya yang pengangguran.

Berumur 24 tahun akan tetapi seperti berwajah 17 tahun, memang wajah Rilda sangat tidak adil bukan? karena gadis dewasa itu malah lebih terlihat imut daripada remaja-temaja sekarang pada umumnya yang sudah memakai dempul dan lipstik yang berlebihan.

Rilda memukul setirnya, semua kekecewaannya selama ini selalu di lampiaskan ke setir mobilnya.

Ini bukan sekali dua kali, Nando bersikap demikian kepadanya. Apakah benar-benar salah jika dia ingin seperti pasangan pads umumnya yang merayakan hubungan lama mereka?

"Kenapa sih Nan?! kenapa sih kamu berubah? aku gak seperti mengenalmu! kamu bukan Nando yang dulu yang penuh dengan keromantisan." lirih Rilda sambil menangis akan tetapi kaca mobilnya tiba-tiba di ketuk membuatnya cepat mengambil tisu dan menghapus air matanya.

Tok!

Tok!

Tok!

Setelah menghapus air matanya, Rilda pun membuka perlahan-lahan kaca mobil hitamnya dan mendapati laki-laki tampan yang sedang menatapnya.

"Dek, ini ada lembaran lowongan kerja siapa tahu kamu mau ikut, ini hanya pekerjaan sampingan setelah kamu pulang sekolah kamu bisa langsung mulai berkerja disini." ucap laki-laki itu membuat Rilda menatapnya tajam.

"Maaf ya, Mas. Tapi, saya bukan anak SMA karena saya sudah lulus, bahkan saya juga sudah lulus dari kampus saya." balas Rilda membuat laki-laki ini terkejut dan tiba-tiba malah menangkup pipi gembul Rilda membuat Rilda sontak melotot.

"Benarkah? lalu mengapa kamu sangat imut lihat nih, isi pipi kamu gembul banget. Cocok buat di gigit." ucap laki-laki itu membuat Rilda langsung menyentil keningnya.

"Yang sopan ya sama orang, Mas. anda bisa saya laporkan ke pihak berwajib!" kesal Rilda karena langsung di pegang pipnya tanpa persetujuannya bahkan laki-laki ini memencetnya berkali-kali.

"Kami detective malah bersahabat dengan polisi, jadi gak ada gunanya kalau mau laporin saya." balas laki-laki itu kepada Rilda.

"Sekali lagi, kalau kamu butuh lowongan kerja seperti saya detective, hubungi nomer di bawah ini." sambung laki-laki ini kepada Rilda yang masih kesal dengannya.

"Gak peduli! gue gak mau bekerja!" tolak Rilda langsung.

"Maka, kamu tidak akan bisa menemukan alasan mengapa kekasihmu berubah perlahan-lahan," ucap laki-laki itu membuat Rilda langsung menatapnya terkejut, bagaimana bisa laki-laki ini tahu problemnya,

"Hey! Lo siapa ha?!" teriak Rilda ketika menoleh ke samping ternyata laki-laki itu sudah melangkah menjauh dari mobilnya.

"Gue Alta, jangan lupa hubungi nomor di bawah untuk terhubung dan bekerja dengan gue." balas teriak Alta menoleh ke belakang dan mengkedipkan matanya ke arah Rilda yang sedang kebingungan.

Tbc.

Partner Ngeselin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang