Chapter 5

10 3 1
                                    

"Mencintai sang Pelangi"
-
-

Aku masih tidak percaya dengan keberanian ku siang tadi. Nomor adalah hal yang sulit di dapat ketika menyukai seseorang. Duarr!!
Rupanya benar, aku menyukai Manda dalam beberapa hari.

Dari sore aku sudah bermusyawarah dengan pikiran, dan kami bersepakat untuk mengirim pesan ke Manda. Disini aku berada, di atas kasur tercinta. Pandangan ku menatap handphone. Dan pikiranku tengah mencari kata kata yang tepat untuk memulai pembicaraan.

Jarum jam menunjukan pukul 22.56 beberapa menit lagi menuju jam sebelas malam. Mungkinkah Manda sudah tidur? Atau belum? Itulah pertanyaan yang sedari tadi muncul hingga menghentikan jemari ku dari mengetik.

Aku tidak peduli, sekali nya sudah tidur pun tidak apa apa, masih ada hari esok untuk di balas. Ku ketik kybord dengan menggunakan jemari ku. Di mulai dari salam hingga isi pesan ku ketikkan. Namun pikiran ku merasa tidak menyetujui, akhirnya ku hapus lagi, lagi, dan lagi. Hingga ke beberapa kali nya.

"Brakk"
Pintu kamar ku terbuka dengan kasar. Rupanya adik ku yang tidak beradab itu masuk dengan seenaknya, setelah kejadian tadi pagi.

"Apasih dek ah, hus hus!"
Aku berusaha mengusirnya melempar kan bantal hingga terjun mantap menuju wajahnya.

"Kak, kakak nyembunyiin sesuatu kan dari Yoyon"

"Apasih ah ngaco"

"Jujur"

"Kakak gak pernah bohong, gak kaya kamu"

"Gak mungkin, semua manusia pasti tidak luput dari kata bohong"

"Pergi gak! Ganggu ajah"
Adik ku memang benar benar keras kepala. Perlukah ku empukan kepalanya terlebih dahulu?.

"Yoyon gak akan pergi sebelum kakak menjawab!"
Rupanya adik ku akhir akhir ini memang semakin keras kepala.

"Gak ada, udah sana ah"
Aku berusaha mengacuhkannya. Dan kembali fokus menatap handphone.

"Gak mungkin adik mu yang pintar ini tidak punya bukti atas semua interogasi yang adik mu ini lakukan"
Aku tidak bisa mengacaukan nya lagi, pasalnya dia sudah terlanjur serius dengan apa yang dia katakan.

"Akhir akhir ini, kakak sering mengigau. Mengigau tentang seseorang hingga di setiap kakak tidur kakak selalu menyebut kan namanya dan hal hal aneh memalukan lainnya"
Ujarnya. Aku berusaha menetralkan pikiran. Saat ini posisi ku bak pencuri yang tertangkap basah oleh polisi.

Adik ku berjalan memutari ruangan bak detektif yang memang tengah menerobos kan pelaku.

"Dan seseorang itu bernama....
Dia menggantungkan ucapannya. Berusaha membuatku ingin tau dan menanyainya.

"Tanyakan pada rumput yang bergoyang"
Cerca nya.

Kemudian dia pun pergi begitu saja tanpa melanjutkan apa yang dia katakan. Dan sialnya aku terpengaruh ingin tau karena ini menyangkut harga diri seorang kakak. Jika ini tidak di berhentikan maka aku akan menjadi objek ejekan selamanya.

Segera ku kejar adik laknat itu. Kini dia tengah asik tiduran di sofa sambil menonton televisi.

"Jelasin! No debat"
Pinta ku kemudian duduk Sofa dekat adik ku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 13, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PelangiWhere stories live. Discover now